Kemajuan teknologi khususnya teknologi perkeretaapian terus meningkat seiring berjalannya waktu. Teknologi persinyalan perkeretaapian menjadi salah satu sektor di perkeretaapian yang digenjot kemajuannya, mulai dari sistem persinyalan berbasis komunikasi antar kereta atau Communication-Based Train Control (CBTC) hingga operasional kereta secara otomatis tanpa menggunakan peran manusia atau Automatic Train Operation (ATO).
Sistem ATO sendiri kini telah diaplikasikan di berbagai Negara pada layanan kereta dalam kota seperti layanan kereta komuter dan juga kereta bawah tanah. Namun, baru-baru ini Jerman mengambil langkah baru dalam aplikasi ATO ini dengan menjadi negara pertama yang akan menguji penerapan sistem ATO untuk kereta regionalnya.
Pada Rabu (27/5), Kementerian Ekonomi Federal Jerman menganugerahi Alstom dengan “Innovation Prize for Regulatory Sandboxes” terkait dengan proyek Alstom untuk menguji penerapan sistem ATO untuk perjalanan kereta regional hariannya. Rencananya, riset proyek ini akan dimulai pada tahun 2021 dan akan mulai diuji coba pada tahun 2023. Alstom akan bekerja sama dengan the Regional Association of the greater area of Braunschweig, the German Aerospace Center (DLR) dan Universitas Teknik Berlin (TU Berlin) untuk merealisasikan proyek ini.

Dua rangkaian kereta regional produksi Alstom tipe Coradia Continental milik Regionalbahnfahrzeuge Großraum Braunschweig GmbH ini direncanakan akan mengambil bagian dalam uji coba pengaplikasian sistem ATO perdana untuk layanan kereta regional tersebut. Perangkat persinyalan perkeretaapian on-board seperti perangkat untuk European Train Control System (ETCS) dan tambahan perangkat untuk sistem ATO akan dipasang pada dua rangkaian kereta ini pada keperluan uji coba. Kedua sistem perangkat ini akan memungkinkan kereta untuk beroperasi secara otomatis.
Uji penerapan otomasi operasional kereta ini akan dilakukan pada dua tingkatan otomasi, yaitu Grade of Automation 3 (GoA 3) untuk operasional penumpang reguler, dan GoA 4 untuk kegiatan langsiran kereta.
Menurut rilis resmi Alstom, operasional GoA 3 untuk penumpang reguler dimaksudkan agar tetap ada staf yang berada di kabin agar dapat mengambil alih kendali operasi kereta saat kondisi darurat terjadi. Sedangkan operasional GoA 4 untuk keperluan langsiran kereta dimaksudkan untuk mengurangi kebutuhan tenaga manusia di lapangan serta memungkinkan pengendalian jarak jauh dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Modernisasi Kereta Api, Swiss Memasang ATO untuk Armada Kereta Lamanya