Tolak Rasisme Terhadap Orang Kurdi, 200 Orang Gelar Demonstrasi di Shibuya

2
Demonstran berkumpul di depan kantor polisi sektor Shibuya. (Mainichi Shimbun)

Pada Sabtu (30/5), sebanyak 200 orang melakukan demonstrasi di depan kantor polisi stasiun Shibuya. Aksi demonstrasi ini merupakan respon dari perlakuan rasis polisi yang diterima oleh seorang warga asing dari etnis Kurdi. Para pendemo menuntut keadilan bagi korbandiperlakukan secara tidak adil oleh polisi hanya karena ia merupakan orang asing.

Dilansir dari Shingetsu News Agency, walau kejadian ini ramai diberitakan di media sosial, namun berita ini tidak diliput oleh media mainstream di Jepang, kecuali oleh Mainichi Shimbun.

Kejadian ini bermula pada 22 Mei 2020. Saat itu, korban sedang menyetir melewati mobil polisi yang diparkir di dekat stasiun Ebisu, kemudian berbelok kiri di persimpangan Meijidori, dan kemudian mobil polisi dengan sirene mengikuti dan memintanya berhenti. Polisi meminta kepada korban untuk melihat interior mobilnya, namun ia menolak dengan alasan ia sedang menuju ke dokter gigi untuk dirawat. Kemudian, polisi menarik lengan korban saat turun dari mobil, menekan lehernya, dan menjatuhkannya ke bawah.

Kejadian ini diabadikan oleh teman korban yang berada dalam satu mobil. Menurut salah seorang anggota ahli parlimen Jepang Taiga Ishikawa, polisi menyita ponsel sang perekam, kemudian memaksa untuk menghapus rekaman video tersebut. Namun, rekaman telah dimuat naik ke akun iCloud dan dapat dipulihkan. Video tersebut kemudian menjadi tular (viral) dan memicu aksi demonstrasi ini.

Menurut sang korban, sebanyak 30 orang anggota polisi mendatangi lokasi kejadian dan tanpa seizin korban, polisi menggeledah kardus di dalam mobil korban dan mencari isinya, kemudian melepas mereka.

“Saya tidak mencoba kabur ataupun memberontak, namun saya dikekang oleh polisi sampai saya sadar teman saya sedang merekamnya,” ujar korban.

Serupa namun tidak sama, aksi rasisme polisi ini terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dengan rasisme polisi di Amerika Serikat terhadap kematian George Floyd di kota Minneapolis, Minnesota.

Demonstrasi damai menentang rasisme ini masih berlanjut pada 31 Mei. Belum diketahui nasib para petugas yang melakukan tindakan rasisme terhadap sang korban ini.

KAORI Newsline

2 KOMENTAR

  1. Baru tahu ya kalau orang Jepang itu rata-rata masih white supremacist ?

    Mereka memuja orang barat yang ras kulit putih tapi membenci orang ras negro. Bahkan kalangan pejabat juga kok.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses