*Berisi spoiler Higurashi no Naku Koro ni, Higurashi no Naku Koro ni Kai, dan Higurashi no Naku Koro ni Gou*
Dalam esainya mengenai “Anti-Misteri dan Anti-Fantasi” yang dimuat dalam buklet 07th Expansion yang dirilis di Comiket 74, Ryukishi07 yang membuat seri Higurashi no Naku Koro ni membahas sebuah permasalahan dalam genre misteri yang disebut “Later Queen Problem.” Kita tidak akan membahas asal-usul nama permasalahan tersebut dari cerita-cerita detektif Ellery Queen, tetapi mari kita langsung coba pahami inti permasalahan tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Ryukishi07, dan bagaimana permasalahan tersebut relevan dengan karya-karyanya. Genre misteri, khususnya jenis yang di Jepang dikenal sebagai misteri “honkaku” atau “ortodoks” yang berakar dari “Zaman Keemasan” cerita detektif di Barat, diperlakukan oleh peminatnya sebagai adu kecerdasan antara pengarang dan pembaca. Maksudnya pembaca mestinya bisa berupaya untuk memecahkan sendiri teka-teki misteri dalam cerita sebelum jawabannya dipaparkan (biasanya oleh tokoh detektifnya) di akhir cerita.
Namun permainan ini mengasumsikan bahwa seluruh petunjuk yang diperlukan untuk menemukan pemecahan teka-tekinya telah disampaikan oleh sang pengarang dengan lengkap dalam alur ceritanya. Tetapi bagaimana kalau tidak begitu? Bagaimana kita bisa yakin kalau petunjuk-petunjuk yang ada di dalam cerita benar-benar sudah lengkap tanpa ada informasi yang terlewatkan?
Bagaimana kalau pengarang memberikan informasi baru setelah ceritanya tamat dan informasi tersebut mengubah jawaban dari misterinya?
Ryukishi07 mencontohkan situasi tersebut dengan pasangan bab “Watanagashi” dari Higurashi no Naku Koro ni dan “Meakashi” dari Higurashi no Naku Koro ni Kai. Dalam bab “Watanagashi,” Rena sebenarnya telah menyampaikan deduksinya mengenai pelaku dalam cerita tersebut, dan sang terduga pelaku membenarkan deduksi Rena tersebut. Kesimpulan Rena cocok dengan petunjuk-petunjuk yang dapat ditemukan di cerita tersebut, dan ditambah dengan pengakuan dari sang terduga pelaku, kesimpulan tersebut bisa diterima sebagai jawaban yang benar dari misteri bab “Watanagashi” pada saat itu.
Namun kemudian hadirlah bab “Meakashi,” yang nampaknya menceritakan kembali kejadian dalam bab “Watanagashi,” tetapi dari sudut pandang tokoh lain sehingga menampilkan informasi baru yang tidak diketahui Rena dalam bab “Watanagashi.” Informasi baru ini mengubah jawaban mengenai siapa pelaku sebenarnya dalam kisah tersebut, berbeda dari deduksi yang dihasilkan Rena sebelumnya. Sebagai penegasan, Ryukishi07 kemudian mengandaikan jika suatu saat ia meneruskan seri ini dengan “Higurashi no Naku Koro ni Shin,” ia bisa saja menambahkan bab baru yang kembali memberi tambahan informasi mengenai kisah “Watanagashi” dan “Meakashi,” yang lagi-lagi bisa mengubah jawaban siapa pelaku sebenarnya dalam kisah tersebut.
Begitulah yang kurang-lebih dimaksud oleh Ryukishi07 mengenai “Later Queen Problem.” Permasalahan ini bisa dipahami sebagai suatu permasalahan epistemologi (permasalahan mengenai apa yang bisa diketahui dari suatu karya misteri dan bagaimana pengetahuan itu mungkin untuk diperoleh) yang memiliki konsekuensi ontologi (ia mengusik pengertian genre misteri karena definisi genre tersebut bergantung pada epistemologinya). Konsep “anti-misteri” yang disuguhkan oleh Ryukishi07 adalah semacam keraguan bahwa jawaban atau pengetahuan yang lengkap sempurna bisa diperoleh dalam cerita misteri, karena tidak ada jaminan mutlak bahwa semua petunjuk yang diperlukan untuk menjawab secara pasti misteri dalam cerita sudah lengkap dalam cerita itu sendiri. Bahkan komentar pengarangnya sendiri tidak bisa jadi pegangan yang mutlak benar, karena pengarang yang lihai bisa saja menambah informasi baru mengenai cerita yang dibuatnya belakangan setelah ceritanya tamat.
Keraguan akan konsep “misteri” itu merupakan tema yang dieksplorasi oleh Umineko no Naku Koro ni yang dibuat Ryukishi07 setelah Higurashi. Namun seiring dengan tayangnya seri anime Higurashi baru di tahun 2020 ini (12 tahun setelah Ryukishi07 mengajak pembacanya membayangkan “Higurashi no Naku Koro ni Shin”), kini kita akan lihat bagaimana “Later Queen Problem” juga relevan dengan twist yang dibawakan oleh Higurashi no Naku Koro ni Gou, khususnya bagi penonton yang telah mengikuti media-media Higurashi yang telah lampau.

Bab pertama dari Higurashi no Naku Koro ni Gou, “Onidamashi” nampak memiliki banyak elemen plot yang mirip dengan bab pertama seri Higurashi secara keseluruhan, “Onikakushi.” Mengenai bab ini, pengantar bab “Minagoroshi” sebelumnya telah membahas bagaimana “Onikakushi” merupakan satu-satunya bab di mana Keiichi hanyut dalam paranoia karena ia mencurigai teman-temannya di Hinamizawa menyembunyikan rahasia mengenai kematian-kematian misterius di desa tersebut dari dirinya, hingga ia yakin kalau Rena dan Mion berencana menyakiti dirinya.
Walaupun kejadian-kejadian dalam “Onidamashi” sebenarnya tidak persis sama dengan “Onikakushi” (misalnya Keiichi tidak bercakap dengan Tomitake dan Takano saat Festival Watanagashi, atau tidak ada kejadian Rena dan Mion mengantar nasi ketan setelah Keiichi absen sekolah), alur ceritanya secara garis besar masih sama, menggambarkan Keiichi lambat laun semakin merasa curiga terhadap teman-temannya dalam episode ketiga dan keempat. Namun, anime ini juga beberapa kali mengarahkan perhatian pada reaksi-reaksi Rika, seolah-olah menunjukkan bahwa Rika menyadari “death flag” bab “Onikakushi” muncul lagi dari perubahan sikap Keiichi. Bagai mengingat pengalaman dari bab “Onikakushi” Rika mengambil inisiatif untuk menenangkan Keiichi, meredakan kecurigaannya pada Rena dkk.

Hanya saja ketika memasuki klimaks, “Onidamashi” mengindikasikan bahwa pengetahuan mengenai bab “Onikakushi” yang telah dibahas sebelumnya ternyata tidak lengkap. Rangkuman dari pengantar “Minagoroshi” yang disebutkan di atas menekankan pada pikiran paranoid Keiichi sebagai penyebab ia membunuh Rena dan Mion dalam bab “Onikakushi,” sekalipun mereka merahasiakan soal kasus-kasus kematian misterius agar Keiichi tidak merasa cemas. Kesimpulan itu mengindikasikan bahwa “bad ending” yang terjadi di “Onikakushi” bisa dihindari kalau pikiran paranoid Keiichi bisa dihentikan sebelum mencapai titik kritis.

Namun biarpun Keiichi kemudian memutuskan untuk mempercayai Rena dan merasa aman untuk membiarkan Rena mengantar makanan ke rumah saat orangtuanya sedang ke luar kota, justru malah Rena yang menyerang Keiichi dan mengakhiri “Onidamashi” dengan “bad ending” lebih awal dari klimaks dalam “Onikakushi.” Sekalipun memang ada sejumlah perbedaan antara “Onidamashi” dan “Onikakushi,” kemiripan-kemiripan antara keduanya secara umum membuka kemungkinan untuk mempertanyakan kembali situasi-situasi dalam “Onikakushi.” Terlepas dari paranoia yang dialami Keiichi, bagaimana kalau ada momen-momen dalam “Onikakushi” di mana bisa saja Rena memang berencana menyakiti Keiichi juga? Jika demikian, apakah Keiichi terus mencurigai Rena dan Mion atau tidak, skenario “Onikakushi” bisa saja tetap berakhir dengan “bad ending,” meski mungkin dalam bentuk yang berbeda. Sementara kini, Rika nampaknya telah menjadi korban dari “Later Queen Problem,” karena mengupayakan intervensi yang hanya berdasarkan salah satu kemungkinan “bad ending” saja.
Twist dari penutup bab “Onidamashi” ini menjadikan Higurashi no Naku Koro ni Gou masih cukup menarik untuk diikuti bagi saya yang telah menyaksikan media-media Higurashi lainnya sebelumnya, karena pengetahuan yang telah terbentuk dari media-media yang lampau bisa saja menjadi bahan untuk dipelintir oleh alur cerita anime yang baru ini. Saya juga jadi teringat kembali ketika beberapa waktu lalu membaca sebuah kumpulan cerpen Edogawa Ranpo, salah seorang pengarang yang disebut-sebut sebagai pelopor misteri “honkaku” di Jepang. Cerpen-cerpen yang disertakan dalam kumpulan tersebut sebenarnya tidak ada yang bisa dibilang sebagai cerita “misteri” dalam pengertian ortodoks itu, meskipun salah satunya memang menceritakan detektif yang menyelidiki suatu kasus pembunuhan. Namun situasi-situasi ganjil dan mengherankan yang dibawakan oleh cerita-cerita tersebut membuat saya memikirkan suatu pemahaman lain mengenai konsep “misteri” secara umum, sebagai sesuatu yang menguji batas-batas nalar manusia dalam mengetahui dan memahami sesuatu. Mungkin kita juga bisa melihat Higurashi no Naku Koro ni Gou memiliki ruh yang serupa dengan membuat penontonnya bisa mempertanyakan kembali apa yang mereka pikir mereka sudah pahami mengenai seri Higurashi, bukannya memberi rasa yakin bahwa semuanya bisa dipahami dengan pasti.
“Aku tak bisa melepas rasa dahagamu karena kebenaran yang kau harapkan itu tidak ada” -Frederica Bernkastel
KAORI Newsline | Oleh Halimun Muhammad