Perhatian: Konten Novel Visual ini bersifat menyinggung mental karena berkaitan dengan bunuh diri dan ulasan ini mengandung spoiler.

Watashi wa Kyou Koko de Shinimasu (私は今日ここで死にます。) atau yang dikenal dengan This is where I die merupakan sebuah novel visual doujin yang dirilis oleh circle bernama mint wings pada 16 Agustus 2017 yang dapat diunduh secara gratis melalui laman gim Freem dan juga Vector. Dikenal juga dengan sebutan “Watashi” atau わた死, memiliki waktu yang cukup singkat untuk dimainkan, ditujukan untuk all-ages. Watashi ini juga terdapat fandisc dengan judul Christmas*Flower yang dirilis pada 27 April 2018 lalu, dengan latar cerita sebelum kejadian novel visual ini dimulai.

Watashi ini menceritakan kisah Kyousuke Haibara dan Yuka Mishima, mengenai bagaimana mereka menghadapi pahitnya hidup hingga berkeinginan untuk menghilangkan diri dari dunia ini. Cerita novel visual ini dimulai ketika Kyousuke melihat Yuka yang berkeinginan bunuh diri dengan menenggelamkan diri. Namun hatinya terdorong untuk menyelamatkan Yuka, dan hubungan mereka pun menjadi semakin dekat dan saling bercerita bagaimana mereka berdua saling memiliki rasa ingin mati.

Watashi wa Kyou Koko de Shinimasu
(C) 2017 mint wings

Watashi terbagi menjadi dua episode cerita yang masing-masing menceritakan kisah Yuka dan Kyousuke sendiri. Novel visual yang memiliki pesan mendalam namun ada beberapa yang saya sendiri kurang menikmatinya. Episode pertama yaitu merupakan cerita dari Yuka yang kehidupannya kurang baik, bagaimana dia cerita bahwa dirinya terasing di sekolah dan rumah, kehidupan sosial yang cukup keras membuat dia tak kuat hatinya untuk bertahan hingga ini bunuh diri. Sedangkan, Kyousuke seorang pria dewasa dengan kehidupan NEETnya, membantu Yuka untuk tetap bertahan hidup dan menyemangatinya dengan caranya sendiri yang menurut saya kasar di mulut tetapi memiliki hati yang baik, atau juga bisa dikatakan blak-blakan karena dia langsung dengan beraninya menghadapi Yuka. Tetapi terkadang nasihat yang terucap dari diri sendiri tak menjadi jalan keluar, melainkan diri sendiri yang terjebak dalam masalahnya sendiri, dan itulah yang dialami oleh Kyousuke setelah mengenal lebih dekat akan diri Yuka.

Watashi wa Kyou Koko de Shinimasu
(C) 2017 mint wings
Yuuka best gurl 🙂 ((C) 2017 mint wings)

Hal yang dialami oleh Kyousuke pun berlanjut ke episode 2 di mana menceritakan kisah Kyousuke sendiri bagaimana dia seorang pribadi dengan kemampuan berkomunikasinya yang kurang, bagaimana dirinya menjalani hidup dalam kehampaan dan ilusi, dan bagaimana dia menjalani hidupnya setelah kehilangan gadis yang dia sayangi, Yuuka Katou.

Dalam novel visual ini tentu memiliki plot twist yang singkat tapi impact-nya cukup merasa teriris hati ini ketika dalam pertengahan cerita. Meskipun begitu pace yang cukup cepat terkadang berpikir, apakah seorang bisa dengan begitu gampangnya percaya dan menceritakan penyebab kenapa ingin mati, dan jika dihubungkan dengan saya mungkin tidak akan bisa secepat itu terbuka dengan orang yang baru dikenal. Dan sekilas memainkan ini saya dapat merasakan vibe Narcissu. Terlihat sekali dengan ilustrasi yang sederhana, musik yang membuat sedih namun enak didengar, dan bahkan setiap scene yang memiliki makna tersendiri. Namun pada akhirnya, saya cukup menyukai novel visual ini. Musiknya yang enak didengar serta scene nya yang bermakna membuat saya memiliki impresi yang baik pada novel visual singkat ini.

(C) 2017 mint wings

Lanjut, pembahasan mental seorang yang sudah “hidup segan matipun tak mau” sangat terlihat sekali, dan bayang-bayang orang yang sudah tiada pun ikut dalam novel visual ini. Keadaan bagaimana orang yang selalu menahan perasaannya sendiri, tak berani meminta pertolongan, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk mati pun cukup dalam. Kasus yang terkadang dapat dialami siapa saja terlihat dari interaksi Kyousuke dan Yuka, namun mereka berdua masih dapat mencari kesenangan melalui tsukkomi dan boke mereka sendiri. Dan mengenai plot twist yang dibahas sebelumnya itu berhubungan dengan kisah Yuuka dan Kyousuke sendiri, yang saat masuk episode kedua cukup membuat saya terpaku, dan tentu saja baper. Dan yang membuat saya sendiri terharu adalah bagaimana kedua karakter utama ini dapat melepas penyesalan dan pikiran mereka untuk mati dengan berjuang dan berfokus pada kebahagiaan hidup masing-masing.

Tapi kalau boleh dilihat kembali hubungan keduanya sama seperti Higehiro, terutama karakter Yoshida dan Sayu sebagaimana mereka saling membantu satu sama lain untuk menghadapi kondisi mental mereka. Yoshida yang seperti Kyousuke sendiri mempunyai masalah tersendiri bagaimana mereka melihat keadaan sosial dan Sayu dengan Yuka yang takut dengan lingkungan mereka sendiri.

Dari novel visual Watashi wa Kyou Koko de Shinimasu ini kita dapat mempelajari bahwa di balik ekspresi senyum seorang atau bahagianya seorang terkadang mereka memiliki kondisi mental yang tak baik dan mungkin berujung kepada pemikiran untuk mati. Tetapi sebagai sesama manusia hendaklah membantu mereka untuk memulihkan kondisi hati dan mental mereka agar mereka dapat maju menghadapi hidup dengan penuh semangat. Meskipun salah satu dari kita tiada, dunia akan terus berjalan tetapi hidup akan menjadi indah bila kita tetap hidup.

KAORI Nusantara | Oleh Widya Indrawan

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses