[youtube https://www.youtube.com/watch?v=_HWJykrNDvE]
Seharusnya saya menyelesaikan novel visual satu ini sebelum saya lanjut memainkan novel visual Aoi Shiro yang diulas beberapa waktu yang lalu. Dan ternyata, Akai Ito dan Aoi Shiro pun memiliki keunikan masing-masing dalam cerita sampai karakternya.
Akai Ito atau yang memiliki arti “benang merah”, arti ini memiliki hubungannya dengan red thread of fate pada legenda Tiongkok maupun Jepang. Novel visual yang merupakan satu latar dengan Aoi Shiro ini dirilis oleh Success dan khusus untuk konsol PS2 dengan rating 15+ pada 21 Oktober 2004, dan edisi SuperLiter 2000 pada 27 Oktober 2004. Dirilis kembali untuk konsol PS3 pada 16 Oktober 2013.

Akai Ito sendiri menceritakan kisah seorang gadis SMA bernama Kei Hatou, yang merupakan yatim piatu setelah ibu dari Kei wafat. Dan karena suatu alasan, ibunya meninggalkan warisan yaitu sebuah rumah klasik Jepang yang merupakan peninggalan ayah dari Kei. Untuk memastikan rumah warisan tersebut, Kei pun pergi menuju Hemizuka ketika liburan musim panas berlangsung. Selama Kei di Hemizuka, sebuah kejadian yang mengancam nyawanya yang terjadi pada masa lalu pun perlahan bangkit.

Berbeda dengan Aoi Shiro, Akai Ito memiliki cerita dan suasana yang lebih berat dan horor. Sesuai dengan genre utamanya yaitu ADV dengan mitos horor, novel visual ini pun hadir dengan sejumlah cerita yang membuat para pembaca depresi, sedih, sampai takut akan suasana horor yang ada. Tak hanya itu hubungan Aoi Shiro dan Akai Ito adalah kisah tentang oni dan sebuah organisasi rahasia bernama Okiribe. Sesuai dengan Aoi Shiro, Akai ito merupakan gim yuri dengan nuansa legenda jepang. Novel visual ini juga terbagi menjadi 5 rute dan 32 ending, yaitu rute Uzuki Senba, sang gadis yang memiliki sikap dingin; Tsuzura Wakasugi, seorang gadis yang ‘numpang’ di rumah warisan Kei; Sakuya Asama, kenalan lama dari keluarga Kei; Yumei, gadis misterius yang mengenal dan melindungi Kei; dan sebuah rute rahasia yang dapat dimainkan setelah menyelesaikan beberapa syarat.
Ketika memainkan novel visual ini, saya sendiri tidak tahu beberapa lama saya memainkannya, tetapi Akai Ito memiliki waktu bermain yang sama dengan Aoi Shiro dan saya sendiri bermain dengan cepat karena berfokus pada cerita saja. Seperti Aoi Shiro juga, Akai Ito memiliki sistem ‘seal’ yang bisa terbuka setelah mengikuti syarat dan urutan rute. Ada pun rute yang dimainkan adalah Uzuki → Tsuzura (Bad end) → Tsuzura (True end) → Sakuya → Yumei (Normal end) → Yumei (True end) → Rute rahasia.

Jikalau Aoi Shiro kurang akan yurinya, di Akai Ito semua terbayar karena adegan yurinya cukup membuat mata berkedap-kedip alias adegan mantap sekali (terutama di rute Sakuya). Secara legenda mengenai Nie no Chi (salah satu yang ada dalam keluarga Kei), legenda daerah Hemizuka sendiri, sampai latar belakang para karakter Akai Ito ini sebenarnya saya cukup menyukainya. Namun, setelah memainkan semua rute hal yang didapatkan adalah cerita Akai Ito tidak sepadat dengan Aoi Shiro, merasa dangkal dan kurang beberapa poin yang sebenarnya dieksplor lebih.
Kemudian, jikalau Aoi Shiro memiliki penyelesaian lebih baik, tidak dengan Akai Ito. Penyelesaian dalam rute ‘utama’ (Yumei) novel visual ini, sebenarnya sangat kurang karena melawan antagonis tidak sepuas yang dikira. Namun, kalau melihat kembali penyelesaian ini sangat realistis karena antagonis dari novel visual ini sangatlah kuat. Dan memiliki karakter yang masih normal, berbanding terbalik dengan Aoi Shiro.

Secara musik, sama halnya dengan Aoi Shiro bahwa semua staf yang mengerjakan Aoi Shiro sama dengan Akai Ito ini dan sangat jelas beberapa musik sama dengan Aoi Shiro. Namun tidak dengan lagu pembuka dan penutup yang dinyanyikan oleh riya dan Haruka Shimotsuki yang sangat menjelaskan suasana dalam novel visual ini alias sedih dan depresi. Kalau untuk seiyu dalam Akai Ito, saya sendiri sangat menikmatinya dibanding dengan Aoi Shiro karena para seiyu meresapi karakter mereka masing-masing dan sesuai dengan penggambaran karakter masing-masing.
Dalam Akai Ito ada banyak hal yang dapat dipetik tetapi yang paling penting adalah Kehilangan orang yang disayangi memang susah untuk melepaskan, tetapi demi melangkah maju ke depan kita harus menerima perasaan tersebut dan hidup demi orang yang kita sayangi.
P.S. Karena kuliah sudah mulai aktif kembali, mungkin akan main Flowers series secara santai.
KAORI Nusantara | Oleh Widya Indrawan