A Space for the Unbound merupakan sebuah proyek gim yang cukup ambisius dari kreator gim Indonesia Mojiken Studio dan Toge Productions. Gim ini sedianya akan dirilis di sejumlah konsol maupun PC dengan bekerjasama dengan publisher asal Inggris, PQube Games. Meski belum ada informasi mengenai tanggal rilisnya, namun gim ini direncanakan untuk dirilis di tahun 2022.
Masalah kini muncul dalam proses perilisan A Space for the Unbound. Mojiken Studio dan Toge Productions mengalami masalah dengan PQube Games, bahkan merasa ditipu oleh pihak PQube. Akibat permasalah ini, perilisan gim ini terancam harus diundur hingga waktu yang tidak ditentukan.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, pihak PQube dituduh telah menyelewengkan dana hibah yang seharusnya diterima penuh oleh Toge Productions, bahkan menyulapnya menjadi jenis dana yang berbeda. Menanggapi tuduhan ini, pihak PQube pun akhirnya mulai buka suara dan memberikan klarifikasi.
Melalui pernyataannya, PQube Game menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan semua kewajiban dari perjanjian publishing mereka, dan bahkan mendukung setiap tahap pengembangan produk dari Toge Productions termasuk di situasi sulit dan juga penundaan. Dukungan ini termasuk memberikan pendanaan ekstra dalam jumlah yang signifikan, lebih dan di atas dana hibah, untuk mendukung pengembangan, porting, dan marketing.
Toge Productions selama beberapa waktu mencoba mendorong perjanjian tidak masuk akal yang sudah mereka revisi secara sepihak, dan tentu mengecewakan bahwa ketika mereka tidak mendapatkannya terlepas dari usaha signifikan PQube untuk mengakomodasinya, mereka memutuskan untuk mengambil langkah seperti ini. Begitulah pernyataan versi PQube Games mengenai kemelut A Space for the Unbound ini.
PQube Games sendiri sebenarnya bukanlah pemain baru di ranah perilisan gim Indonesia. Sebelum A Space for the Unbound, mereka telah merilis sejumlah gim dari kreator Indonesia, seperti Ciel Fledge, Potion Permit, Kitaria Fables, hingga Valthirian Arc.
KAORI Newsline
kenapa pqubenya malah kayak cowok, ga terima diputusin sebut2 baiknya mereka, padahal yang dimasalahkan kan soal penyelewengan dana
“Dukungan finansial dengan jumlah yang bahkan melebihi dana hibah yang dimaksud”
Omongan kosong ini, g ada perusahaan yg g ngejar profit sampai minus.