Halo #Kaoreaders! Bagaimana kabarnya? Suka sepak bola?

Tidak terasa, Piala Dunia 2022 sudah akan berakhir. Banyak kejutan yang terjadi di Piala Dunia ini, mulai dari tim nasional Jepang yang berhasil menaklukkan Spanyol dan Jerman di babak grup, Maroko yang menjadi tim Afrika pertama yang melaju ke semifinal, hingga pertandingan Belanda vs Argentina yang mengingatkan kita akan Liga 1. Meskipun banyak drama yang terjadi di luar lapangan, banyak juga hal-hal yang seru (dan meme)  yang tercipta di turnamen ini.

Tentunya, para staf KAORI Nusantara juga antusias mengikuti turnamen ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami juga kembali melakukan live report pertandingan Piala Dunia di media sosial. Selain itu, kami juga mencoba untuk mengumpulkan berbagai judul anime dan manga sepak bola yang direkomendasikan oleh staf kami. Hasilnya, kami berhasil mengumpulkan 7 judul anime manga sepakbola dengan berbagai genre yang menurut staf kami pantas direkomendasikan ke #kaoreaders. Berikut daftarnya:

Captain Tsubasa

anime sepak bola favorit
© Yoichi Takahashi / Shueisha • 2018 Captain Tsubatsa Production Committee

Media: Manga karya Yoichi Takahashi; Anime produksi Tsuchida Production, Animate, J.C. Staff, Studio Comet, Group TAC, dan David Production.

Captain Tsubasa adalah komik tentang sepak bola karya Yoichi Takahashi dan diterbitkan oleh Shueisha. Dalam komik ini dikisahkan mengenai Tsubasa Ozora adalah seorang pemuda yang bercita-cita tinggi menjadi seorang pemain sepak bola hebat dan menjadi pemain Tim Nasional Jepang. Kecintaannya kepada sepak bola membuatnya bertemu banyak teman, rival dan menghadapi berbagai tantangan menjadi pemain sepak bola nomor 1, dengan slogan legendaris “Bola adalah teman.”

Siapa yang tidak kenal dengan Captain Tsubasa? Bagaimanapun juga, ini adalah serial manga legendaris yang juga menjadi tontonan favorit para pemain bola profesional seperti Fernando Torres atau Alessandro Del Piero semasa mereka kecil. Dengan semangat pantang menyerah mereka, Tsubasa Ozora, Shingo Aoi, Kojiro Hyuga, dan penggawa timnas Jepang lain mampu membius jutaan anak kecil di dunia. Akui saja, kita sering meniru-niru tendangan maut atau feint ciamik yang diperagakan oleh para pemain di anime/manga ini ketika dulu kita masih kecil. Pada akhirnya, Captain Tsubasa adalah salah satu tontonan yang memorable bagi saya dulu ketika saya kecil.

P.S: Hyuga x Akamine is my childhood OTP :p (Dany Muhammad – The Indonesian Anime Times)

Dragon League

anime sepak bola favorit
© Saeki Takashiro / Shueisha / Fuji TV / NAS

Media: Anime produksi Gallop.

Membicarakan anime bola jaman dulu (terutama yang pernah tayang di Indonesia) tentu tidak lengkap tanpa menyebut anime Captain Tsubasa. Namun ada satu anime lagi rasanya juga kurang afdol kalau tidak dibahas, yaitu Dragon League.

Jika ada yang merasa anime bola seperti Captain Tsubasa, Inazuma Eleven, atau Blue Lock terasa begitu lebay dan over-the-top, rasanya masih belum ada apa-apanya dibanding anime ini. Jika anime bola lain berlatar di era “modern”, Dragon League justru hadir dengan latar era medieval, lengkap dengan hewan-hewan lain seperti tikus, singa, hingga dinosaurus yang juga jago bermain bola seperti manusia. Elemen jurus-jurusannya terasa lebih klop dengan elemen medieval seperti di anime fantasi kebanyakan.

Anime Dragon League akhirnya menjadi salah satu anime jadul yang begitu memorable, apalagi kalau ada yang ingat episode-episode terakhirnya di mana Tokio dan timnya harus bermain bola untuk menyelamatkan dunia yang akan dihancurkan oleh tim musuh. (Tanto D – KAORI Newsline)

Anime sepak bola satu ini mungkin cukup unik karena biasanya kita sering menonton anime sepak bola yang diisi oleh manusia dan hampir berlatar di dunia nyata. Tapi di anime ini, semua tim dan klub sepakbolanya rata-rata diisi oleh hewan atau para dinosaurus kecuali tim tokoh utamanya yang cuman ada 2 orang manusia yang bermain didalamnya dan berlatar di dunia fantasi.

Cerita anime ini mengajarkan soal perbedaan, meskipun berasal dari kalangan bawah selama mempunyai skill dan ahli dalam bermain sepak bola Tokio bisa mampu membuktikan dirinya dengan membawa sebuah klub sepak bola kecil yang tadinya dipecundangi kini menjadi klub sepak bola yang besar dan hebat. Anime ini sudah sangat lama tayangnya di Indonesia, dan pernah menjadi salah satu tontonan favorit saya pada waktu kecil. (Michael Chandra – KAORI Newsline)

Saya sebenarnya tidak terlalu menyukai anime ini, dan dahulu tidak pula menontonnya ketika tayang di televisi. Namun saat ini saya sesekali menontonnya dan mencari-cari episode-episode lamanya. Bukan karena apa-apa, tapi lebih karena dubbing Indonesianya! Ya bayangkan saja anime ini didubbing oleh para seiyu-seiyu dari era keemasan Sanggar Prathivi yang kini sudah nyaris amat sangat jarang terdengar di anime Jepang. Kapan lagi gitu kita bisa mendengar suara Harry Akik, Azhary, sampai Endang Ayu di anime Jepang? Gila langka banget!  Ya Allah, kangen banget bisa dengar lagi suara Harry Akik di anime Jepang! (Dody Kusumanto – KAORI Newsline)

Shoot!

anime sepak bola favorit
© Tsukasa Oshima, Kodansha, Fuji TV, Toei Animation

Media: Manga karya Tsukasa Oshima; Anime produksi Toei Animation.

Shoot! merupakan sebuah komik bertemakan sepak bola remaja karangan Tsukasa Oshima. Dirilis di Jepang untuk pertamakalinya pada tahun 1990, dalam komik ini dikisahkan mengenai trio pesepakbola remaja Toshi, Kenji, dan Kazuhiro dari kesebelasan SMA Kakegawa yang mengarungi kerasnya kompetisi sepak bola antar SMA se-Jepang, lengkap dengan segala suka dukanya.

Kesuksesan manganya sendiri telah membuatnya diadaptasi menjadi anime sebanyak 58 episode dan sebuah film layar lebar berdurasi pendek. Dengan judul Aoki Densetsu Shoot! (Blue Legend Shoot!), versi adaptasi animenya tersebut sempat diputar di Indonesia oleh stasiun televisi TV7 (sekarang TRANS7) dan Lativi (sekarang TV One). Adapun manganya sendiri juga telah diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Elex Media Komputindo.

Shoot adalah legenda tersendiri bagi anak yang besar di era 90an. Laga sepak bola yang seru dengan berbagai teknik-teknik keren, ditambah dengan romansa dan gairah kehidupan masa muda di eranya, Shoot merupakan bacaan dan tontonan yang menarik untuk dibaca maupun ditonton. Bagi yang tidak menyukai sepak bola, Shoot juga menawarkan kisah romansa anak SMA ala tahun 90an yang “ngangenin”. Sungguh sebuah kenangan akan gairah masa muda. (Dody Kusumanto – KAORI Newsline)

Aoashi

opini aoashi
© Yugo Kobayashi / Shogakukan / “Aoashi” Production Committee

Media: Manga karya Yugo Kobayashi; Anime produksi Production I.G.

Aoashi bercerita tentang Aoi Ashito, seorang pemain muda dari prefektur Ehime yang dianggap egois dan temperamental. Karena mendapatkan kartu merah di laga terakhirnya, Ashito gagal mendapatkan beasiswa dari sekolah olahraga setempat. Namun kemampuannya menarik perhatian manajer tim U-18 Tokyo City Esperion, Fukuda Tetsuya, yang mengundang Ashito untuk trial di Tokyo.

Sebagai seseorang yang tidak begitu mengikuti bola, Aoashi menyuguhkan tema sepakbola dengan sangat informatif. Komik ini menjelaskan bagaimana sepak bola modern dimainkan dengan penjelasan yang mudah dicerna. Salah satu staf KAORI sendiri pernah menjelaskan bagaimana Aoashi menyinggung aspek taktik pada peran playmaking full-back. Menonton Aoashi sembari membaca berbagai referensi membantu saya sebagai pembaca untuk memahami sepakbola. Di luar itu, saya juga sangat menyukai aspek naratif dan dinamika antar karakter di komik ini. Sangat menyenangkan melihat para pemain sepakbola di komik ini, baik para pemain muda ataupun pemain J-League, berjuang di dalam dan di luar lapangan, terutama Akutsu. Akutsu is a CHAD(Vina Nurziani – The Indonesian Anime Times)

Giant Killing

anime sepak bola favorit
Tatsumi Takeshi© Masaya Tsunamoto・ Studio Deen/ Giant Killing! NHK

Media: Manga karya Masaya Tsunamoto dan Tsujitomo; Anime produksi Studio Deen.

Giant Killing mengisahkan seorang pelatih muda berusia 35 tahun bernama Takeshi Tatsumi yang pensiun dari karirnya sebagai pemain sepak bola karena cedera. Kehebatan Tatsumi sebagai pelatih pun ternyata tak sembarangan karena dia berhasil membawa tim divisi 5 Liga Inggris menuju ke babak 16 besar piala FA Inggris. Akhirnya kehebatan Tatsumi pun terdengar hingga ke telinga manajemen klub sepak bola bernama ETU (East Tokyo United), mantan klub Tatsumi saat debut sebagai pemain dulu di Jepang. Anime Giant Killing pernah ditayangkan di Indonesia melalui Rajawali TV, sementara itu manganya juga telah diterbitkan di Indonesia oleh Level Comics.

Dibandingkan dengan manga sepak bola lain, Giant Killing bisa dibilang sebagai manga yang paling “lengkap”. Tidak hanya memperlihatkan bagaimana pemain berjuang di dalam lapangan, Giant Killing juga memperlihatkan sisi manajerial sebuah tim sepak bola, konflik antar suporter, para jurnalis yang meliput sepakbola, dan bagaimana sepakbola mempengaruhi masyarakan yang tinggal di sekitar home base sebuah tim sepak bola. Giant Killing memperlihatkan bagaimana sepak bola sangat memengaruhi kehidupan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sepak bola mungkin sudah menjadi sebuah bisnis, tapi Giant Killing mengingatkan kepada kita aspek humanis dari sepak bola. (Dany Muhammad – The Indonesian Anime Times)

Mai Ball!

anime sepak bola favorit
© Sora Inoue / HAKUSENSHA

Media: Manga karya Sora Inoue.

Mai Miyano bukanlah pemain sepak bola, namun dia adalah teman masa kecil dari atlet sepakbola andalan SMA Kujiyama Utara Kunimitsu Hasuga. Karena sudah menemani Kunimitsu bermain sepak bola sejak kecil, Mai berhasil mengimbangi permainan seorang pemain sepak bola lain Reika Hakurai. Reika kaget karena Mai bisa mengimbanginya meskipun Mai tidak memiliki pengalaman sepakbola. Reika akhirnya mengajak Mai bergabung ke tim sepak bola wanita SMA Kujiyama Utara yang kebetulan dilatih oleh Kunimitsu.

Ketika membicarakan tentang sepak bola wanita, mungkin banyak orang akan lebih merekomendasikan Sayonara, My Dear Cramer. Namun, saya pribadi lebih merekomendasikan Mai Ball! karena dari segi cerita, Mai Ball! lebih terasa hot-blooded. Mai Ball! adalah tipe manga sepak bola yang agak susah dianggap serius (terutama karena fanservice-nya), tapi pembaca tidak menyadarinya saat membaca karena momentum ceritanya membuat kita ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya dan kita akan terus membalik halaman demi halaman hingga ceritanya selesai. Sama seperti Captain Tsubasa, manga ini meng-capture tensi pertandingan sepak bola dengan sangat baik sehingga kita bisa dengan mudah mengesampingkan hal-hal tidak serius yang terjadi di dalam ceritanya. (Dany Muhammad – The Indonesian Anime Times)

1/11

© Takatoshi Nakamura / SHUEISHA

Media: Manga karya Takatoshi Nakamura.

Sora Andou merupakan pemain yang berbakat untuk saat masih sekolah dasar. Sayangnya, dia berhenti bermain sepak bola di masa SMP ketika menyadari badannya kecilnya tidak dapat bersaing dengan pemain lain yang lebih kuat. “Dewa sepak bola tidak memilihku”, begitu pikirnya. Namun, pertemuannya dengan seorang pemain sepak bola wanita bernama Shiki Wakamiya mengobarkan kembali mimpinya yang telah lama hilang.

1/11 mengingatkan saya akan Blue Box. Bukan dari sisi cinta segitiganya, namun dari sisi gaya penceritaannya. Walaupun masih ada adegan sepakbolanya, 1/11 lebih tepat disebut sebagai cerita pendewasaan dari berbagai karakter yang terlibat di dalam sepak bola. Gaya bertuturnya sendiri tidak buru-buru dangan fokus ke eksplorasi anxiety tiap karakter. Hasilnya, saya tidak bisa tidak relate terhadap para karakter yang muncul di manga ini.

Ceritanya sendiri bisa dikategorikan sebagai omnibus. Tiap bab memiliki protagonis yang berbeda-beda dan ceritanya memperlihatkan bagaimana tiap karakter menghadapai konflik hidup mereka. Saya pikir pendekatan ini sangat cocok terhadap apa yang coba disampaikan oleh manga ini. Secara umum, manga ini berfokus pada koneksi antar manusia. Setiap orang memiliki momen di mana mereka merasa terisolasi atau momen di mana mereka mengisolasi diri mereka sendiri. 1/11 memperlihatkan bagaimana komunikasi merupakan salah satu bentuk dari pendewasaan, dan seorang pemain sepak bola tidak seharusnya mengisolasi diri mereka sendiri baik di dalam ataupun di luar lapangan. (Dany Muhammad – The Indonesian Anime Times)

Berikut adalah daftar anime manga sepak bola favorit staf KAORI Nusantara. Apakah anime dan manga favorit #kaoreaders ada di dalam daftar? Jika #kaoreaders memiliki rekomendasi anime atau manga sepak bola lain, yuk tulis di kolom komentar!

© Tsukasa Oshima, Kodansha, Fuji TV, Toei Animation

Kalian suka sepak bola?

KAORI Newsline | Artikel ini juga dapat dibaca dalam bahasa Inggris melalui The Indonesian Anime Times

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses