Satu lagi anime bertemakan cardgame mewarnai penayangan seri anime di tahun 2014. Pada penghujung tahun 2014, studio J.C. Staff kembali melanjutkan kisah Kominato Ruko (disuarakan oleh Ai Kakuma) sebagai Selector dalam pertarungan di dunia Wixoss.
Musim kedua dari Selector Infected Wixoss ini masih disutradarai oleh Takuya Sato (Steins;Gate, Seitokai no Ichizon, serta NieA Under 7) dan cerita yang dibawakan oleh Mari Okada (AKB0048, Anohana, serta Hamtaro). Desain karakter juga masih ditangani oleh Kyuta Sakai (Higurashi Series, Kamen no Maid Guy, serta Kidou Tenshi Angelic Layer) yang menangani musim sebelumnya.
Sinopsis
Pada musim keduanya ini, cerita lebih difokuskan kepada kosmologi dunia Wixoss setelah apa yang terjadi pada akhir musim pertama. Dalam dunia Wixoss dikenal istilah Selector yang merujuk kepada para pemain Wixoss terpilih yang memiliki LRIG, kartu khusus yang memiliki jiwa yang dapat mengabulkan permohonan sang Selector dan menghantarkannya menjadi seorang Mugen Shoujo (Eternal Girl) jika ia telah memenangkan sejumlah pertempuran. Namun pada musim pertamanya, diketahui bahwa pada akhirnya seorang Selector tidak akan mendapatkan permohonannya, melainkan sang LRIG lah yang akan bertukar tempat dengan sang Selector. Bagi yang kalah, terdapat hukuman dimana permohonannya akan berbalik mengutuk dirinya.
Musim kedua ini melanjutkan langsung akhir pada musim pertama dimana terjadi pertempuran Selector antara Kominato Ruko serta Urazoe Iona (disuarakan oleh Mamiko Noto). Setelah mengetahui fakta kelam dibalik pertarungan Selector, Ruko yang kehilangan sang LRIG, Tama (disuarakan oleh Misaki Kuno) pun kini ditemani oleh Iona, yang sebelumnya menjadi rivalnya, yang kini menjadi LRIG milik Ruko. Bersama dengan Hitoe Uemura (disuarakan oleh Ai Kayano) dan Yuzuki Kurebayashi (disuarakan oleh Ayane Sakura), Ruko berusaha untuk membongkar misteri dibalik pertempuran Selector yang membawa penderitaan, serta mencari hubungan antara pertempuran Selector, dengan ruang putih misterius dan juga sang dalang dibalik semuanya, yakni Mayu (disuarakan oleh Risa Taneda).
Mendobrak Pakem yang Ada
Meskipun secara umum seri Selector Infected Wixoss dan Selector Spread Wixoss menyuguhkan anime bertemakan cardgame, namun anime yang diadaptasi dari permainan kartu besutan Takara Tomy ini dieksekusi dengan mendobrak pakem yang ada pada anime sejenis. Stereotip yang kerap ditemui pada anime cardgame adalah kesan kekanak-kanakan karena bertemakan “mainan”, dan juga kesan terlalu segmented karena anime cardgame biasanya hanya ditujukan bagi mereka yang menggemari cardgame tersebut. Alih-alih menampilkan kesan kekanak-kanakan seperti anime cardgame lainnya, seri Wixoss justru menawarkan kesan yang erat dengan nuansa dewasa.
Lupakan sejenak mengenai pengenalan bagaimana cara bermain permainan kartu seperti yang ada pada seri Yu-Gi-Oh! serta Cardfight!! Vanguard. Jika pada anime bertema cardgame biasanya episode-episode awal dialokasikan untuk pengenalan seperti apa dan bagaimana cara bermain cardgame tersebut, jangan berharap anda bisa mengetahui bagaimana cara bermain Wixoss dari seri anime ini, karena sepanjang dua musim, tidak ada episode tutorial yang menjelaskan bagaimana cara bermain Wixoss. Jangankan tutorial, dalam adegan pertarungan kartu yang ada, tidak dijelaskan secara pasti seperti apa fase permainan yang ada. Jika pada Yu-Gi-Oh! dan Cardfight!! Vanguard penonton dapat dengan jelas mengetahui apa saja yang dilakukan seorang player dalam satu turn, namun dalam seri anime Wixoss, duel hanya berlangsung dengan draw phase, grow, ener phase, arts, lalu selesai, tidak dijelaskan dengan gamblang mengenai proses duel yang berlangsung.
Selain tidak adanya penjelasan mengenai bagaimana cara bermain Wixoss, tema yang dibawakan dalam seri anime ini juga terbilang cukup dewasa. Jika pada anime cardgame biasanya tema yang dibawa cukup ringan dengan nuansa penuh warna, namun seri anime Selector Spread Wixoss dipenuhi dengan nuansa kelam dengan cerita yang cukup berat.
Emosi serta jalan pikiran penonton akan dicoba untuk diaduk-aduk dengan pembawaan narasi yang penuh dengan kejutan dengan berbagai macam plotwist yang ada karena alih-alih berfokus pada cardgame, seri anime ini lebih menitikberatkan kepada sisi cerita yang terhitung berat, seperti pada penjelasan mengenai makro kosmos dunia Wixoss saat Ruko bertemu dengan Futase Fumio (disuarakan Harumi Sakurai), seorang novelis yang mengaku mengetahui detail pasti mengenai pertempuran Selector, Mayu, dan ruang putih misterius.
Salah satu bagian yang cukup membuat kejutan adalah saat penjelasan mengenai siapa sosok Mayu dan asal mula terciptanya pertempuran Selector yang membawa penderitaan kepada para gadis muda yang menjadi Selector. Untuk sesaat pola cerita yang dibawakan terkesan mirip dengan Madoka Magica, namun pada sisi penjelasan mengenai dunia Wixoss, disini Mayu terkesan menjadi Medusa pada seri Mekakucity Actors karena menjadi peran penting sebagai sosok karakter perempuan yang memulai segalanya.
Unsur dewasa yang terkandung dalam seri Selector Spread Wixoss ini semakin ditopang dengan adanya cerita mengenai cinta terlarang seperti yuri (cinta antara dua perempuan) dan juga incest (cinta antara saudara sedarah). Kisah romansa antara Akira dengan Ulith (disuarakan oleh Rie Kugimiya) menjadi salah satu sajian yuri dalam seri anime ini. Lagi-lagi, lupakan sejenak mengenai anime cardgame yang ditujukan untuk anak-anak ketika melihat adegan Ulith menjilati pipi Akira. Begitu pula dengan kisah antara Kazuki dengan Yuzuki yang tinggal seatap sebagai adik kakak namun saling mencintai satu sama lain.
Nuansa kelam serta psychological semakin diperkuat dengan musik latar yang digunakan. Dalam beberapa adegan yang digambarkan dengan suasana kelam, musik latar dengan irama kelam cukup mendukung suasana yang ada. Kembalinya Kanon Wakeshima sebagai pengisi lagu pembuka pada seri ini juga tetap menyuguhkan nada yang berkesan kelam dari lagu berjudul World’s end Girls’ rondo. Lagu penutup yang dibawakan oleh Cyua juga turut membangung kesan kelam yang ada. Meski secara garis besar musik latar yang ada tidak jauh berbeda dari apa yang ada pada musim pertamanya. Begitu juga dengan gaya animasi dan desain karakter yang tidak mengalami perubahan signifikan, dominasi suasana gelap dan kelam masih menghiasi seri Selector Spread Wixoss.
Berbicara mengenai karakter, secara sekilas Selector Spread Wixoss tidak menampilkan banyak karakter baru mengingat seri ini adalah lanjutan dari Selector Infected Wixoss. Karakter baru yang diperkenalkan pada musim kedua ini hanyalah Futase Fumio beserta sang LRIG, Anne, lalu Mirurun yang menjadi LRIG baru milik Akira.
Dengan tidak signifikannya penambahan karakter baru, cerita yang berjalan masih terfokus kepada karakter yang sudah ada dari musim pertamanya, namun dengan pengembangan karakter yang mengalami perubahan.
Seperti karakter Ulith yang mendiami tubuh Iona akibat pertukaran tempat, lalu Iona yang telah menjadi kartu LRIG, begitupun Tama yang semula cukup periang pada musim pertamanya kini menjadi sosok yang pemurung karena sudah tidak bersama Ruko lagi, melainkan bersama Ulith sang antagonis.
Perubahan sifat karakter yang cukup signifikan dialami oleh Tama ketika ia menjadi LRIG hitam ditangan Ulith, begitu juga dengan Iona yang secara perlahan mulai menunjukkan perubahan ketika bersama Ruko, dan tidak lupa pula sang karakter utama, Ruko yang pada musim kedua ini terlihat memiliki keteguhan lebih kuat dibanding pada musim pertama.
Meski karakter lama masih memegang peranan cukup mayor, namun sosok Mayu menjadi ahli kunci dalam kisah Selector Spread Wixoss ini. Alih-alih digambarkan sebagai sosok antagonis yang sangat bengis dan jahat seperti halnya Ulith, Mayu lebih terlihat sebagai sesosok perempuan yang hampa karena kesendirian yang ia alami selama hidupnya.
Kesimpulan
Selector Spread Wixoss menjadi angin segar bagi seri anime yang bertemakan cardgame, dengan mendobrak pakem-pakem yang ada, tema dewasa berhasil dibawakan dengan cukup apik pada seri anime cardgame yang sering diasosiasikan dengan anime untuk anak-anak. Kedalaman cerita, serta unsur psikologis dan kelam yang terkandung dalam anime ini cukup menarik untuk diikuti. Meski begitu, terdapat pula beberapa kekurangan dalam seri anime ini seperti fokus terhadap cardgame nya yang tidak terlalu diekspos dan juga pembawaan narasi yang berat dapat menyulitkan sebagian penonton untuk mengerti jalan cerita yang ada.
Sebagai penutup seri, Selector Spread Wixoss dapat menghantarkan akhir cerita dengan cukup menarik. Jika pada musim pertamanya dapat memunculkan tanda tanya besar bagi siapapun yang menontonnya, namun di musim kedua ini, berbagai tanda tanya tersebut berhasil terjawab dengan twist yang ada.
KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho