Ulasan Komik: re:ON Comics Volume 14

0

reon-14

Memasuki volume ke-14, re:ON comics sebagai “pembuka jalan” majalah komik Indonesia terus memperbaiki diri dan beradaptasi dengan keinginan pengguna. Adalah hal yang cukup sulit untuk mempertahankan gaya gambar dan cerita yang “klik” dengan pembaca manga eksisting sembari menggaet pembaca baru yang tidak dekat, bahkan tidak menyukai manga sama sekali. Sejumlah premis dalam re:ON Comics volume 14 kali ini memperlihatkannya; mari cek satu persatu apa saja yang ada di dalam re:ON Comics volume 14 ini.

MATH oleh Maximillian Fansyuri dan Dini Marlina

1801335_718242864953227_1223860180917395806_o

Luna dan Math berada dalam sebuah kompetisi bernama Luck Game. Setelah berhasil melewati jebakan Wisdom of the crowd, kali ini Math bertemu lawan sepadan, Sirius Leonhart – panggil saja Leon dan memberi pelajaran berarti bahwa untuk memenangkan sebuah kontes, modal pintar saja tidak cukup.

Sejak awal, desain karakter yang dibuat oleh Dini Marlina di re:ON Comics ini – khususnya karakter Luna – menarik perhatian karena tetap menarik tanpa memberikan kesan seksual, berita bagus bagi pembaca casual yang menginginkan komik yang membuat pembaca untuk berpikir. Kepiawaian Maximillian Fansyuri yang memang menggeluti bidang matematika agak dilemahkan dengan eksekusi cerita yang sedikit bertele-tele (mengingatkan akan komik Belajar Bersama Doraemon?), namun tertolong dengan alur utama yang masih cukup menarik. It’s not Sherlock though (not that we expect it).

Tambahan lain: pin-up yang menarik! Andai ada versi B2-nya supaya bisa ditempel di kamar!

Bachelor’s Brotherhood oleh Shu Eirin

11537700_1605714359706280_6411458520409227147_n

Komik berformat empat panel di re:ON Comics ini masih melanjutkan kisah Tony yang menghadiri Anime Party Asia (APA). Pembicaraan berlanjut saat Feliana meminta tolong Tony untuk menjaga stannya di acara tersebut dan tiba-tiba, seorang cewek (?) random ikut menemani Tony menjaga stan, menimbulkan kesalahpahaman lebih lanjut.

A Happy Misunderstanding, petikan terjemah lirik lagu pembuka Hayate no Gotoku ini cocok menggambarkan tema yang masih diandalkan untuk mendapatkan kegregetan dari komik empat panel ini. Hal yang paling menarik adalah bagaimana sekilas sang cewek (?) ini mengingatkan pembaca ahli akan Mariya Shidou-nya Maria Holic, minus sisi sadistiknya (yang sebenarnya akan lebih menyenangkan kalau dikembangkan lebih lanjut.)

The Grand Legend Ramayana oleh Is Yuniarto

10404192_731066400336339_7731514653983941686_n

Rahvan yang tengah berlatih dihampiri oleh Mareech dan mengantakan bahwa ia telah menemukan belahan jiwa dari Rahvan. Sementara itu, ketika Rahvan sedang merencanakan permufakatan jahat untuk menghancurkan Ayodya, tiba-tiba datang serangan tak terduga.

Agak sulit untuk memahami alur cerita GLR terlebih bila tidak pernah bersentuhan dengan Ramayana sebelumnya, namun di balik kerumitan itu, it’s still enjoyable dan edgy bagi para pembaca re:ON Comics.

Galauman oleh Ockto Baringbing dan Ino Septian

983866_633350916795424_3544348026238460854_n

Christa dan Gracia mengacau di konser SKJ84 dan menyandera para personilnya. Galauman bertempur melawan mereka berdua dan pada saat-saat Galauman mulai putus asa, kekuatan cinta para fans membuat mereka bersatu dan mulai membantu Galauman demi membebaskan oshi yang mereka cintai.

Secara sekilas, komik andalan di re:ON Comics ini terlihat seperti komik yang menyenangkan dan dapat diartikan di mana sebuah kekuatan suka dan benci para fans mampu membuat mereka melakukan perbuatan apapun demi menyelamatkan yang dicinta. Di sisi lain, komik Galauman membawa abstraksi paling nyata (dan mungkin paling menyedihkan) dari fenomena behavioural capitalism Jean Baudlirrard yang berakulturasi dengan nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia. Terlepas dari itu, muncul pertanyaan paling mendasar dari komik ini: kok Galauman niat amat membela grup idol yang cintanya saja bukan tjinta soetji?

Hyper Fusion Cyborg Idol Rinka oleh Vino, Hendry, dan Kaari

10389961_1562538110677849_4582837048875592605_n

Setelah memenangkan undian, Hiro pergi ke Brama Wijaya, tempat wisata yang dahulu ramai dengan pengunjung dan dengan penduduk yang ramah, namun kini seperti kota mati. Secara kebetulan, Rinka dan Candy ikut berkunjung ke daerah ini dan tiba-tiba Rinka melihat penampakan Hiro! Namun di balik gempa yang sering terjadi, ada rencana besar menanti Rinka.

Melihat komik Rinka di re:ON Comics kembali rasanya benar-benar menyegarkan meski bagian cliffhanger masih terasa agak garing. Tapi lupakan hal itu, melihat Rinka saja sudah cukup sebagai motivasi untuk membaca komik ini!

Population Zero oleh Kristedy Rinto dan Erde

11050810_1430535917255124_5114836291526564164_n

Seri terbaru dari re:ON Comics ini mengangkat tema zombie apocalypse. Cerita diawali dengan kencan antara Desi dan Elias, di mana Elias menceritakan bagaimana saat ia tersadar di sebuah rumah sakit dan tiba-tiba disambut dengan merebaknya para zombie. Hanya saja bila itu memang benar-benar Desi, dan kemudian Elias kembali ke realita, menghadapi kerasnya dunia yang telah dikuasai zombie dan terpaksa memendam keinginan-keinginan sederhananya.

Sekilas komik terbaru dari re:ON Comics ini merupakan eksperimen yang menarik, bagaimana menggarap konsep zombie apocalypse yang seolah tak pernah habis digarap (iya, The Walking Dead) Elias sekilas mengingatkan pada protagonis serbabisa dengan masa lalu yang menyedihkan (halo Yuuji Kazami?), sepertinya akan lebih menarik bila ke depan pembangunan karakter dalam seri ini digarap lebih kokoh sehingga tidak melulu berkutat antara manusia vs zombie belaka.

Atau, jomblo apocalypse.

Lay Lay Cat oleh Andik Prayogo dan Sheila Rooswitha Putri

11262363_374118739451950_221384938059572366_n

Setelah pada re:ON Comics volume sebelumnya disuguhkan dengan Lay Lay Cat yang berubah menjadi wanita cantik (yang ternyata nggak cantik-cantik amat), kali ini ia kembali menjadi kucing seutuhnya, kembali pada takdirnya setelah diancam akan diganti dengan kucing hitam nan random oleh sang komikus.

Begitu luwesnya sang Lay Lay Cat sampai-sampai pembaca akan disadarkan oleh panel di komik ini yang mengingatkan kembali bahwa Lay Lay Cat adalah patung! Tetap simpel dan sesuai pada fungsinya: menghibur dengan candaan ringan dan santai.

Smile oleh Cherie Eirene dan Adelia Aprilianti

Komik lepas karya pemenang Wacom Datascrip Comic Competition 2014 ini mengisahkan usaha sejumlah siswa di sekolah elite Vandertrump Academy untuk mengubah aturan di sekolah tersebut. Satu komik lepas ini menceritakan bagaimana siswa-siswi terkekang oleh peraturan sekolah demi menghasilkan lulusan yang sempurna sampai akhirnya mereka menggalang petisi untuk mengubah peraturan-peraturan tersebut.

Komik ini tentunya akan bisa dinikmati oleh remaja yang masa sekolahnya mungkin menghadapi situasi dan kondisi yang sama dan memotivasi untuk melawan “sangkar” konformitas dengan cara yang baik dan benar. If you want it to change, change it yourself!

re:FRESH: 10 “Don’t” Saat PDKT ke Cosplayer

oleh Yudha Negara Nyoman, C Suryo Laksono, Pinky Lu Xun, Franzeska Edelyn, Matcha Mei, dan Clarissa Punipun

Kolom 10 dari rubrik re:FRESH re:ON Comics ini selalu menyajikan kritik sosial dalam format yang ringkas, cergas, dan tentunya menggelitik. Bila sebelumnya kolom ini merupakan balasan atas para keyboard warrior di internet, kali ini kolom ini mengangkat fenomena sosial (sekaligus pemicu drama-drama random) dalam dunia cosplay. Ada baiknya juga setelah membaca kolom ini untuk membaca pula lima alasan mengapa sebaiknya tidak mendekati (alias PDKT) dengan artis internet.

Dapatkan re:ON Comics volume 14 di toko-toko buku terdekat!

KAORI Newsline | oleh Kevin W

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses