Industri komik Indonesia terus bertumbuh pesat selama beberapa tahun ini. Berbagai judul komik Indonesia terus diterbitkan, baik dalam bentuk rilisan fisik maupun rilisan digital. Di antara berbagai komik-komik Indonesia, sejumlah staff KAORI Nusantara memberikan rekomendasi akan 3 komik Indonesia cetak terfavorit mereka:

Dody Kusumanto (KAORI Newsline):

Methal Pertiwi

© Sofyan Syarief & Adit Bujbunen Al Buse / Sindikat 9 / Lo9am Cergam / Hidoep Tiada Artie Zonder Tjinta

TIDAK! METHAL PERTIWI BUKANLAH KOMIK INDONESIA TERFAVORIT! METHAL PERTIWI ADALAH “KITAB SUCI” BAGI PERKOMIKAN INDONESIA! Kisah BABAD ASMARA akan ziarah TJINTA dari Jagorockk dan konconya ini dikemas dengan begitu membahana dan penuh dengan lika-liku yang begitu menyentuh hati sanubari terdalam bagi insan-insan yang merindukan TJINTA, sembari juga mempertontonkan segala mahligai kemachoan yang begitu #LAKI. Mereka yang ingin mengenal lebih jauh mengenai komik Indonesia, WAJIB HUKUMNYA MEMBACA METHAL PERTIWI. Karena Methal Pertiwi adalah “KITAB SUCI”! HIDOEP TIADA ARTIE ZONDER TJINTA!!

Pendekar Cyborg

© Adit Bujbunen Al Buse / Aditita Bercerita

“From the co-creator of METHAL PERTIWI”. Awalnya predikat tersebut jujur saja merupakan “nilai jual” dari komik ini. Namun ketika sudah melihat langsung dengan mata kepala sendiri mengenai komik keramat (yang katanya) dari masa depan ini, seketika itulah saya sadar bahwa Pendekar Cyborg adalah sebuah komik yang tak kalah “KERAMAT”-nya. Sebuah komik “Cyber Empunk” abang ager kerukunan warga yang akan membawa pembacanya ke dalam sensasi retrofuturistik, vaporware, yang begitu didamba-dambakan oleh insan-insan “terjebak masa lalu namun merindukan masa depan”. Pernah menonton Kungfury, Back to the Future, atau main Far Cry: Blood Dragon, atau senang bergoyang City Pop di kafe 80an terdekat? Bacalah Pendekar Cyborg. Oh ya, jangan lupa juga mendengar pula lagu-lagu soundtracknya yang dikemas apik dan klasik lagi futuristis, dan pastinya sarat dengan kerukunan warga!

Legenda Sawung Kampret

© Dwi Koendoro / Creativ Media

Awal saya mengenal Sawung Kampret adalah ketika tahun 1996 menonton serial live actionnya. Uniknya yang menarik perhatian kala itu adalah adanya karakter yang berkostum ala Scorpion dari Mortal Kombat dalam serial tersebut. Setelahnya, saya tak banyak ingat, bahkan mengerti apa substansi dari serial drama live action Legenda Sawung Kampret, selain daripada hasrat ingin melihat Scorpion di TV. Bertahun-tahun kemudian saya baru menyadari bahwa Legenda Sawung Kampret adalah sebuah komik, tatkala saya melihat komiknya di perpustakaan sekolah. Dan ketika membacanya saya mulai jatuh cinta dengan  substansi cerita, berikut karakter-karakter yang dibawakan dengan apik oleh mendiang Dwi Koendoro yang sudah lebih dahulu dikenal dengan komik satir Panji Koming. Satu yang juga saya suka dari Legenda Sawung Kampret adalah, ini adalah komik bersettingkan zaman VOC yang memiliki penokohan yang tidak hitam putih. Sangat kontras dengan narasi pelajaran sejarah di masa itu, tidak semua karakter orang Belanda dalam komik ini adalah orang jahat. Lebih dari itu, komik ini juga menggambarkan interaksi dan hubungan antar karakter protagonisnya yang terdiri dari beragam latar belakang dan ras yang berbeda-beda, pun bahkan antagonisnya juga terdiri dari beragam latar belakang dan ras yang berbeda-beda. Sebuah interaksi yang tidak hitam putih dan cukup menyegarkan, dan memberi perspektif baru pada masanya.

Keinda D. Adilia (Indonesia Anime Times):

H2O: Reborn

© Kolam Komik / m&c! Comics

Buat diriku, komik karya Sweta Kartika ini adalah pintu gerbang buatku untuk mulai menjelajahi perkomikan Indonesia. Temanya yang merupakan sains fiksi dengan mencampurkan elemen cerita Ramayana di dalamnya membuatku jatuh cinta. Tak hanya itu, ada banyak bagian di dalam jalan cerita yang menyentuh hati dan mengharukan. Cocok sekali untuk penggemar sains fiksi yang penuh dengan aksi yang menegangkan. Komik ini juga bahkan pernah diadaptasi menjadi teater musikal yang menurutku sangat menarik dan menyenangkan.

Wanoja

© Fauzy Zulfikar / Kosmik Network

Rasanya kalau tidak menyebutkan komik koplak karya Fauzy Zulvikar satu ini agak kurang. Bukan agak, kurang banget malahan. Menurutku komik ini menang kuat di karakter dan humor atau jokes-nya. Karakter di komik ini mudah melekat di pembaca terutama karena kelakuannya yang kadang super serius tapi seringnya tidak karuan. Cocok sekali untuk penyuka referencial jokes dan easter egg hunter. Jangan iseng cari fanpage FB komik ini kalau belum siap mental tapi pokoknya Erlin x Ratna for win. 😛

Rixa

© Haryadhi / Kosmik Network

Komik karya Haryadhi tentang seorang astronot wanita bernama Riksa ini memang tidak bisa dilewatkan. Aku langsung tertarik dengan komik ini dikarenakan temanya yang sangat Hard Science Fiction dengan latar antariksa. Ceritanya pun sangat menginspirasi untuk orang-orang yang punya mimpi menembus langit biru dan menuju luar angkasa seperti diriku tapi dibumbui dengan ketegangan bahaya yang sangat membuatku berdebar-debar. Cocok untuk orang-orang yang sudah lama menantikan cerita-cerita Hard SF seperti Space Brothers atau Planetes.

Caesar E.S. (Indonesia Anime Times):

Gundala Putera Petir

© HASMI / UP Kentjana Production / BumiLangit

Sulit untuk mendefinisikan komik Gundala, karena komik Gundala adalah banyak hal. Sains fiksi masuk, fantasi masuk, silat masuk, misteri juga masuk. Satu-satunya genre yang Gundala tidak masuk, malah, adalah komik superhero “biasa”. Di satu cerita, Gundala adalah pahlawan fantasi sains fiksi seperti Flash Gordon. Di cerita lainnya, bisa jadi ia menjadi pahlawan pulp fiction bak Dick Tracy atau The Phantom. Di cerita lain, ia dapat berurusan dengan pesilat, tokoh pewayangan, atau elemen mistis. Hal yang lucu, mengingat background karakter Sancaka sebagai seorang ilmuwan.

Pak Hasmi berhasil menangkap semangat dan kekhasan yang muncul pada cerita-cerita tersebut dan menuangkannya dalam halaman cerita-cerita Gundala. Membaca komik Gundala terasa seperti membaca komik-komik superhero jaman Silver Age- penuh dengan plot dan elemen aneh bin ajaib yang kurang masuk akal tetapi sangat unik.

Hal ini tentunya juga menjadi salah satu kekuatan cerita-cerita Gundala. Dengan premis dan genre yang berbeda pada hampir setiap cerita, Gundala menjadi karakter serba bisa yang dapat muncul di cerita apapun, dan hasilnya adalah cerita-cerita yang terasa sangat fantastis, namun tetap memiliki dasar penceritaan yang kuat hingga selalu menarik untuk dibaca.

Si Buta Dari Gua Hantu

© Ganesh TH / BumiLangit

Si Buta sangat sarat dengan konten lokal baik yang terlihat seperti latar lokasi-lokasi nusantara, maupun yang tersirat seperti elemen budaya yang familiar bagi pembaca Indonesia. Pengetahuan nusantara pak Ganes memberi nuansa lokal yang kuat pada Si Buta. Dengan memadukan pakem cerita silat genre Wuxia dan elemen mistis nusantara, pak Ganes berhasil membuat cerita silat yang sangat “Indonesia” di Si Buta. Aksi dalam cerita-cerita Si Buta juga digarap dengan sangat piawai. Melompat ke udara dan berputar-putar memang kadang tidak terlihat bagus di layar kaca, tetapi di panel-panel goresan Pak Ganes, gerakan fantastis tersebut terasa sangat magis dan memukau.

Terlepas dari elemen visual yang kuat di Si Buta, ada satu elemen lagi yang menjadi kekuatan cerita Si Buta: penceritaannya. Pak Ganes menaruh drama manusia yang terjadi dalam cerita sama pentingnya seperti pada pentingnya aksi silatnya, dan rasa kemanusiaan yang sangat kuat tersebut sangat terasa di cerita-ceritanya.

Legenda Sawung Kampret

© Dwi Koendoro / Creativ Media

Komik karya pak Dwi Koen ini sangat kental dengan konteks sejarah dan budaya Indonesia, tapi tidak pernah sekalipun terasa berat. Malah, humor di komik ini sangat mengocok perut, dan lawakannya juga terasa Indonesia banget. Bagi saya, ini komik Indonesia yang paling “Indonesia.” Mau cari orang apa aja di komik ini? Ada! Betawi, Madura, Sunda, Tionghoa, Jawa, Belanda, Portugis, Jepang? Ada! Ninja? Ada! Baik dari tampilnya karakter dari berbagai suku adat, ataupun adanya lelucon dan guyonan dalam berbagai bahasa daerah, Sawung Kampret benar-benar menampilkan betapa kuatnya wawasan nusantara pak Dwi Koen dan jadi argumen yang baik akan bagaimana keberagaman itu benar-benar patut dirayakan. Tagline “Roman Hwarakadah VOC Abad 17” dan “Komik Laga Canda” yang diusung di covernya cukup menggambarkan isi buku ini dengan baik.

Rafly Nugroho (KAORI Newsline):

Baladeva

© Tantraz Comic Bali

Bagi saya Baladeva adalah titik tertinggi dalam komik cetak Indonesia dengan cerita, visual, dan kualitas cetak bukunya yang begitu memukau. Kalau penasaran, bisa coba saja baca review Baladeva dari kami. Meskipun ada versi digitalnya (e-book) namun saya sangat menyarankan bagi anda yang ingin membaca Baladeva, carilah versi fisiknya.

Only Human

© Mukhlis Nur / Bentang Pustaka

Dari sekian banyak komik Indonesia yang saya baca, Only Human karya Mukhlis Nur masih menjadi komik cetak Indonesia yang tidak pernah bisa saya lepaskan dari benak saya. Kalau ditanya apa alasan saya suka Only Human, murni preferensi pribadi sih kalau saya suka sekali cerita-cerita seperti ini. Desain karakternya juga masuk dalam “list desain karakter yang memancing perhatian seorang Rafly Nugroho” lol.

Kolong Sinema episode: Yang Mereka Bicarakan Ketika Membicarakan sang Putra Petir

© Alzein P. Merdeka / Kolong Sinema

Satu komik cetak favorit saya adalah komik indie dari komunitas Kolong Sinema. Sebenarnya alih-alih komik, buku ini lebih tepat dikatakan sebagai sebuah buku yang berisi beragam pandangan seputar perfilman dan sang Putra Petir (Gundala tentunya) yang dikemas dalam format komik. Halaman demi halaman dari buku ini benar-benar membuka jendela wawasan baru bagi saya waktu pertama kali membacanya. Dan sebenarnya saya ingin sekali ada banyak komik seperti ini ke depannya, komik yang bukan sekadar bercerita saja.

Woro Hafsah (Indonesia Anime Times):

Reon and Friends

© Dini Marlina / PT. Wahana Inspirasi Nusantara

Gambaran mbak Dini Marlina selalu menghipnotisku. Cute is justice!

The Grand Legend Ramayana

© Is Yuniarto / PT. Wahana Inspirasi Nusantara

Komik ini telah merevisi imej tokoh pewayangan dalam diriku. Karakter-karakternya berpotensi dijadikan waifu/husbando dengan kearifan lokal. Apalagi tiap kali Is Yuniarto mendapat penghargaan dan prestasi, saya sebagai pembaca jadi bisa ikutan sombong.

Nan-Nan’s Daily Life

© Nan Nan / m&c! Comics / PT. Wahana Inspirasi Nusantara

Komik ini ringan untuk dibaca, kadang bikin ketawa. Selain itu, setelah baca Nan-nan’s Daily Life membuatku berpikir “kayaknya aku bisa bikin ginian”!

Apa saja komik Indonesia cetak favorit staf KAORI Nusantara lainnya? Simak kelanjutannya di halaman berikutnya.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.