Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, FranKKomiK. Sebuah wadah atau media yang menjembatani antara para seniman komik Indonesia (penulis, illustrator, konseptor komik) dengan industrinya yang dikelola oleh Musisi Franki Indrasmoro alias Pepeng NAIF kini mempersembahkan sebuah komik yang didedikasikan untuk wilayah timur Indonesia.
Rame-Rame Menuju Timur adalah sebuah proyek kompilasi komik yang terdiri atas 10 cerita pendek yang ditulis oleh 4 penulis dan digambar oleh 10 illustrator komik yang berbeda dan digambar oleh 10 illustrator komik berbeda pula. Ditujukan terutama untuk anak-anak SD. Masing-masing judul cerita terdiri atas 5 halaman.
Berikut adalah 2 dari 10 cerita komik yang telah dipublikasikan oleh pihak FrankKomik:
“Ayahku Dan Roh Pepohonan”, ditulis oleh Intan Anggita dan digambar oleh Dana Obera Panggabean. Bercerita tentang pembalakan liar hutan di Papua dan wilayah timur Indonesia, kisah “Ayahku Dan Roh Pepohonan” dimaksudkan untuk mengajarkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem.
Lima halaman komik berisi informasi yang padat ini ditulis dengan baik oleh Intan Anggita sehingga tidak membuat bingung pembaca (yang utamanya ditargetkan berusia 9 tahun ke atas).
Meski komik Rame-Rame Menuju Timur lebih ditujukan kepada pembaca anak-anak, namun tetap diupayakan dapat menghibur para remaja dan dewasa.
Untuk itulah pihak FrankKomik menghadirkan para illustrator komik berkelas di komik kompilasi ini, yang dapat fleksibel menterjemahkan cerita yang bermakna dalam ke media visual yang menarik. Seperti yang dengan baik pula dilakukan oleh Dana Obera Panggabean, illustrator cerita “Ayahku Dan Roh Pepohonan” ini.
“Ferdinand Tak Lagi Kesepian”, ditulis oleh Intan Anggita, digambar dan diwarnai oleh Jasmine Surkatty. Berkisah tentang persahabatan seorang anak dari suatu desa pesisir di Papua bernama Bram dengan seekor anak ikan Hiu Paus bernama Ferdinand.
Bagaimana Bram bisa bersahabat dengan ikan itu, dan bagaimana ikan itu bisa bernama Ferdinand? Itulah yang diceritakan dalam kisah ini.
Kisah “Ferdinand Tak Lagi Kesepian” sedikit banyak akan membuka kesadaran kita akan berlimpahnya satwa laut Indonesia yang patut untuk dilindungi. Bukan untuk sekedar diburu dan diambil hasilnya. Mereka, satwa laut itu, memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Namun demikian, kisah ini tidak membuat kita para pembaca menjadi merasa digurui, karena semua tertutur dengan baik dan ringan oleh penulis, Intan Anggita, dan berhasil dengan jenaka divisualkan melalui goresan garis Jasmine Surkatty. Membuat semua mengalur dengan menyenangkan.
Jika tidak ada halangan, maka Rame-Rame Menuju Timur akan dirilis pada akhir tahun 2015.
KAORI Newsline | Courtesy of Franki Indrasmoro