Yuk Intip Persiapan Prasarana Untuk Pengoperasian KRL Formasi 12 Kereta!

2
Sosialisasi untuk penumpang mengenai pekerjaan pemanjangan peron di stasiun Duren Kalibata
KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta, memasuki stasiun Depok
KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta, memasuki stasiun Depok

Laporan Khusus KAORI Nusantara membahas momen bersejarah pengoperasian KRL formasi 12 kereta di Jabodetabek.
Bagian 1: Akhirnya, KCJ Operasikan KRL Formasi 12 Kereta
Bagian 2: Yuk Intip Persiapan Prasarana Untuk Pengoperasian KRL Formasi 12 Kereta!
Bagian 3: Laporan Perjalanan: Malam Pertama Bersama KRL Formasi 12 Kereta

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah mengoperasikan rangkaian kereta rel listrik (KRL) dengan formasi 12 kereta mulai 16 September 2015. Rangkaian formasi 12 kereta tersebut merupakan gabungan dari dua trainset dengan formasi asli 6 kereta yang berasal dari jalur Nambu, milik operator kereta api terbesar di Jepang, East Japan Railway Company (JR East).

KAORI memperhatikan berbagai persiapan dari sisi prasarana yang dilakukan mengingat KRL dengan formasi paling panjang ini baru pertama kali dijalankan di Jabodetabek.

Sejatinya, segala persiapan yang dilakukan ini bukanlah hal baru. Awal tahun 2014 lalu, KCJ melakukan berbagai hal yang nyaris sama saat mereka mempersiapkan pengoperasian rangkaian KRL dengan formasi 10 kereta untuk pertama kalinya. Seperti rangkaian formasi 10 kereta, rangkaian formasi 12 kereta pada saat ini hanya beroperasi untuk relasi Jakarta Kota – Bogor PP.

KRL seri 205 dengan formasi 10 kereta, beroperasi sejak 5 Maret 2014
KRL seri 205 dengan formasi 10 kereta, beroperasi sejak 5 Maret 2014

Ketika mendengar isu pengoperasian KRL formasi 12 kereta, Anda akan berpikir bahwa hal paling vital yang harus segera dilakukan adalah perpanjangan peron stasiun. Ini merupakan hal paling penting karena menyangkut keamanan dan keselamatan penumpang untuk naik dan turun dari kereta di stasiun.

Peron stasiun Bojonggede eksisting, dengan pekerjaan pemanjangan peron di sisi selatan
Peron stasiun Bojonggede eksisting, dengan pekerjaan pemanjangan peron di sisi selatan

Dalam pengamatan KAORI, beberapa stasiun sudah dalam proses pengerjaan perpanjangan peron. Stasiun-stasiun tersebut diantaranya Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Depok Baru, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, Tanjung Barat, Pasar Minggu Baru, Duren Kalibata, Cawang dan Tebet. Walaupun saat ini pengerjaan perpanjangan peron memang belum sepenuhnya menyentuh seluruh stasiun diatas permukaan tanah di jalur Bogor, beberapa stasiun lain seperti Depok dan Pasar Minggu akan dikerjakan menyusul secara bertahap.

KRL seri 205 formasi 12 kereta melintasi area pekerjaan penambahan peron sisi selatan di stasiun Bojonggede
KRL seri 205 formasi 12 kereta melintasi area pekerjaan penambahan peron sisi selatan di stasiun Bojonggede

Namun demikian, ada beberapa stasiun yang peronnya sudah siap mengakomodasi rangkaian 12 kereta seperti pada lintas tengah atau jalur layang dari Stasiun Cikini hingga Jayakarta, dan beberapa stasiun diatas permukaan tanah seperti Lenteng Agung, Manggarai, dan Jakarta Kota, walaupun peron 5 dan 6 Stasiun Manggarai masih menggunakan bancik (tangga penumpang dari besi) dan stasiun Lenteng Agung masih menggunakan peron temporer.

Untuk mengantisipasi kekurangan pada prasarana ini, KCJ terus mensosialisasikan mengenai perpanjangan peron baik lewat spanduk maupun lewat pengeras suara yang terdapat pada kereta maupun stasiun dan berlangsung hingga saat ini, serta pengamanan apabila penumpang turun dari kereta yang tidak mendapat peron.

Sosialisasi untuk penumpang mengenai pekerjaan pemanjangan peron di stasiun Duren Kalibata
Sosialisasi untuk penumpang mengenai pekerjaan pemanjangan peron di stasiun Duren Kalibata

Tak ketinggalan, KAORI turut mengamati perubahan pada batas berhenti KRL (Semboyan 10G). Semenjak dioperasikan rangkaian 12 kereta, batas berhenti KRL yang sebelumnya disamakan hingga ujung peron stasiun, pada saat ini dibuat variatif, bergantung panjang kereta yang akan berhenti di stasiun tersebut. Batas berhenti KRL ditandai dengan tanda plus warna putih dengan dasar hitam yang terpasang di tiang (Semboyan 10G bentuk A) dan/atau garis berwarna putih diatas peron (Semboyan 10G bentuk B) atau pada bantalan rel (Semboyan 10G bentuk C).

Batas berhenti kereta api (Semboyan 10G) bentuk A dan B
Batas berhenti kereta api (Semboyan 10G) bentuk A dan B

Pada beberapa stasiun, KAORI menemukan dua atau lebih garis Semboyan 10G bentuk B dengan jarak yang berbeda, sebagai batas berhenti KRL rangkaian formasi 8 dan 10 kereta. Sedangkan bagian paling ujung pada peron dipasang Semboyan 10G bentuk A untuk batas berhenti KRL rangkaian formasi 12 kereta. Batas tersebut dimaksudkan agar penumpang tidak perlu berlarian mengejar kereta, karena kereta akan berhenti menyesuaikan dengan batasnya, terutama pada stasiun dengan pintu masuk/tangga peron yang berada di belakang arah datangnya kereta.

Semboyan 10G bentuk B untuk rangkaian KRL formasi 8 kereta di stasiun Depok Baru
Semboyan 10G bentuk B untuk rangkaian KRL formasi 8 kereta di stasiun Depok Baru

KAORI tak luput mengamati pada stasiun antara dan akhir, masih banyak persiapan yang saat ini sedang dilakukan, seperti penggeseran ujung rel (sepur badug) untuk jalur 11 hingga 12 di stasiun Jakarta Kota dan jalur 7 dan 8 di stasiun Bogor, serta beberapa sinyal dan wesel sudah digeser beberapa meter lebih jauh agar dapat digunakan untuk rangkaian 12 kereta pada masing-masing stasiun. Bahkan ada sinyal keluar stasiun yang dipendekkan seperti sinyal keluar di stasiun Bojonggede karena keterbatasan tempat.

Diharapkan seluruh proses persiapan pada prasarana seperti pengerjaan perpanjangan peron dan persiapan lainnya dapat diselesaikan dengan segera, mengingat antusiasme dan kepadatan penumpang yang cukup tinggi pada KRL dengan rangkaian 12 kereta ini di hari pertama pengoperasiannya, serta mencapai target yang dicanangkan untuk KCJ dapat mengangkut hingga 1,2 juta penumpang per hari.

KAORI Newsline | Oleh Rifqi Firmanda

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses