Mencari peruntungan dengan menjadi pengisi suara Seiyuu rupanya tidak mudah. Salah seorang Seiyuu muda asal Jepang, Inori Minase (19) bahkan sempat berencana untuk meninggalkan profesinya tersebut.
Mulai memasuki dunia pengisian suara sejak umur 6 tahun dan memulai debutnya sebagai Seiyuu saat kelas 3 SMP sebagai peran-peran lewat, dirinya terus berjuang selama tiga tahun namun hanya kebagian peran-peran lewat dan seringkali gagal audisi untuk mendapatkan peran utama. Merasa frustasi, dirinya akhirnya sempat berpikir untuk meninggalkan profesinya tersebut dan melanjutkan pendidikannya jika ia kembali gagal dalam audisi demi mendapatkan peran utama. Hingga akhirnya pada tahun 2013 ia berhasil mendapatkan peran dalam anime Love Lab sebagai Suzune Tanahashi
Saat ini Inori Minase masih terus aktif sebagai Seiyuu di mana dirinya pernah berperan sebagai karakter, di antaranya adalah Chino dari anime Gochuumon wa Usagi desuka? dan juga Hestia dalam anime Danmachi yang merupakan peran terbesarnya di tahun 2015. Di musim panas ini ia berperan dalam seri anime Gakkou Gurashi sebagai Yuuki, serta berperan di film layar lebar Kokosake.
Sebagai perbandingan, di Indonesia sendiri tidak sedikit pula Seiyuu yang memulai karirnya di usia muda. Sebut saja Novie Burhan yang mulai menjadi Seiyuu di usia yang masih sangat belia, bahkan menurut pengakuannya, sebelum dirinya bisa membaca. Kini dirinya menjadi Seiyuu papan atas di Indonesia yang turut berperan dalam pengisian suara anime Battle of Surabaya. Lain lagi dengan Jane Leisila Zahara. Seiyuu yang satu ini memulai karirnya sebagai Seiyuu saat masih duduk di bangku SMP, di umur yang hampir sama dengan Inori Minase saat memulai debutnya, saat ini dirinya juga menjadi salah satu Seiyuu papan atas Indonesia dengan jam terbang yang sudah cukup banyak dengan berbagai film yang pernah diperankan olehnya dari anime sampai drama Asia. Meski demikian, dalam industri yang tidak mudah ini, tidak semua Seiyuu mendapat peruntungan yang mumpuni. Terkadang faktor eksternal juga turut berpengaruh seperti Sherly Malinda yang harus mengakhiri karirnya sebagai Seiyuu di usia yang masih sangat muda dikarenakan harus fokus pada sekolahnya. Padahal pada masanya dirinya cukup sukses menjadi Seiyuu anime Candy-Candy dan Sailor Moon.