Setelah sebelumnya mengalami penundaan groundbreaking kini proyek Light Rapid Transit (LRT) Jakarta milik Pemprov DKI terancam kembali molor. Proyek ini awalnya akan mulai groundbreaking pada September 2015, bersamaan dengan proyek LRT Pemerintah Pusat yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya. Namun karena beberapa hal proyek ini ditunda hingga Januari 2016. Namun hingga berita ini diturunkan, proyek LRT Jakarta masih mengalami banyak kendala sehingga terancam kembali molor pengerjaannya.
Penyebabnya diantaranya ialah titik trase yang akan digunakan belum ditentukan. Penentuan trase ini saat ini masih digodok oleh Jakpro, perusahaan BUMD milik pemprov DKI selaku kontraktor prasarana proyek dan konsultan internasional. Lokasi calon trase juga masih dirahasiakan untuk mencegah spekulan tanah.
Pendanaan untuk proyek ini juga masih jadi masalah. Sebabnya karena anggaran Penyertaan Modal Provinsi (PMP) dalam APBD 2016 untuk Jakpro dicoret oleh Kementrian Dalam Negeri. Namun belakangan Kemendagri akhirnya memperbolehkan penggunaan PMP dengan catatan didahului analisa kelayakan investasi dan ada perda induk penyertaan PMP.
Dan kini Jakpro juga tengah menghadapi problem internal. Mundurnya beberapa direksi dan manajemen kian menambah masalah dalam pembangunan. Mundurnya direksi ini dikarenakan tak sanggupnya mereka dalam menghandle banyak proyek. Saat ini Jakpro harus menyelesaikan banyak proyek, diantaranya LRT, fasilitas sampah, PLTU, rusun hingga pembangunan venue untuk Asian Games 2018.
Dengan adanya problem tersebut maka kemungkinan besar proyek ini akan kembali molor. Proyek LRT Jakarta ini adalah proyek transportasi yang digagas oleh Pemprov DKI. Dibangun untuk mengurai kemacetan yang kian parah sekaligus persiapan untuk menghadapi Asian Games 2018. Dengan rencana pembangunan 7 koridor dengan 2 koridor prioritas yang harus beroperasi sebelum pelaksanaan Asian Games.
Cemplus Newsline by KAORI