Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah berbicara secara personal kepada Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe untuk meminta Jepang bantu kembangkan kereta api di Filipina, khususnya di Pulau Mindanao di Filipina Selatan yang berbatasan dengan Indonesia sebagai bukti keseriusan janji Jepang sebagai teman sejati untuk membantu negaranya dalam aspek politik, ekonomi dan pertahanan.
Dalam wawancaranya dengan media Jepang dalam lawatan kenegaraan, Duterte menyatakan akan menekankan kerjasama ekonomi untuk membangun infrastruktur, khususnya perkeretaapian. Duterte juga berkata “Seperti yang kita ketahui bersama, tak ada bangsa yang ekonominya maju tanpa sektor perkeretaapian yang juga maju, jadi kami ingin membangun jaringan KA di Mindanao.” Tak hanya di Mindanao, Duterte juga menawarkan rencana pembangunan jalur KA di Clark dan Bicol.

Sebelumnya, Jepang juga telah membantu Filipina membangun jalur layang KA komuter sepanjang 24 km yang menghubungkan ibukota Manila dengan Provinsi Bulacan dengan dana sebanyak $2.4 Miliar untuk membantu mengurai kepadatan lalu lintas di Manila sekaligus menggerakkan perekonomian. Menurut sebuah studi yang didanai Jepang, kemacetan di Manila memiliki dampak perekonomian yang membuat kerugian $64 juta per tahunnya.
Tak hanya menawarkan proyek perkeretaapian ke Jepang. Pemerintah Filipina juga menawarkan rencana serupa kepada Tiongkok, negara yang menjadi sekutu baru mereka. Proyek yang juga ditawarkan kepada Tiongkok diantaranya ialah, Mindanao Railway System dan termasuk proyek kereta cepat Subic – Clark.
Namun salah satu problem untuk membangun jaringan jalur KA adalah masalah ruang. Tak banyak ruang yang tersisa di perkotaan yang sudah padat oleh manusia dan pemukiman.