Skema pendanaan untuk proyek kereta api (KA) ringan Metro Kapsul yang akan dibangun untuk Kota Bandung akan segera dipastikan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menargetkan keputusan mengenai model pendanaan proyek ini. Rencananya, keputusan mengenai skema pasti pendanaan proyek ini akan ditetapkan sebelum Januari 2017. Ini dilakukan untuk mengejar target pelaksanaan konstruksi pada tahun depan. Pihak-pihak yang terkait dalam proyek ini seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dan PT Pembangunan Perumahan (PP) kini tengah disibukkan untuk membahas pembiayaan proyek tersebut.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, terdapat tiga sumber pendanaan untuk proyek ini yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemkot Bandung, serta investasi dari PP. Ketiga sumber pendanaan ini juga mempunyai kemungkinan untuk digabungkan dengan besaran porsi tertentu agar proyek ini dapat berjalan segera.
Rencananya, pada tahap awal, jalur operasi metro kapsul ini akan dibangun sepanjang 3 km terlebih dahulu. Lintasan sepanjang 3 km ini nantinya akan dibangun menjangkau titik-titik pusat kota Bandung seperti Stasiun Bandung serta Alun-Alun. Prasetyo mengharapkan pembangunan Metro Kapsul ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu tahun.
Selain Dirjen Perkeretaapian, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga ikut buka suara atas proyek ini. Budi menjelaskan bahwa Metro Kapsul ini memiliki keunggulan dibanding sarana transportasi lainnya, diantaranya hemat biaya dan bebas polusi karena akan menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya, proses konstruksinya yang diperkirakan tidak mengganggu lalu lintas dan situasi pada lokasi karena akan dibangun secara layang (elevated) dengan sistem dasar pracetak (precast), serta menggunakan mayoritas komponen dalam negeri. Budi juga berharap apabila pembangunan di Kota Bandung telah rampun, Metro Kapsul kota kembang ini dapat menjadi model pembangunan moda transportasi yang sama untuk daerah lainnya.
Tidak ketinggalan, Walikota Bandung Ridwan Kamil juga ikut mengapresiasi rencana proyek ini. Namun, Walikota yang akrab disapa Kang Emil ini juga meminta kepada Kemenhub untuk mereaktivasi jalur KA non-aktif di Bandung serta mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) untuk wilayah Bandung.
Metro Kapsul sendiri merupakan moda transportasi berjenis KA ringan (Light Rail) berupa kapsul serupa bus dengan jalur khusus dan dioperasikan dengan kendali terpusat alias tanpa awak (driverless). Berjalan diatas jalur beton karena menggunakan roda karet (ban), kereta Metro Kapsul dapat berjalan beriringan hingga 10 kereta secara bersamaa meskipun tidak dapat saling bersambung.
Kehadiran alternatif baru transportasi publik ini berawal dari gagasan para insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), pada 2014 diperkenalkanlah moda transportasi baru ini kepada khalayak. Hingga saat ini, konsorsium Metro Kapsul yang terdiri dari 5 perusahaan dalam negeri terus berpadu dan berbagi tugas mengembangkan calon moda transportasi inovatif ini di wilayah Subang, Jawa Barat. Kelima perusahaan tersebut berikut lingkup pekerjaannya adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero), Tbk. selaku kontraktor pembangun konstruksi jalur dan stasiun, PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul sebagai perakit penggerak kereta, PT Kasa Kerja Mekanotama dan PT Metro Putra Perkasa yang mengerjakan perakitan chassis dan bodi kereta, serta PT Indoserako Sejahtera sebagai penggarap sistem kontrol dan otomasi pada Metro Kapsul ini.
Cemplus Newsline by KAORI