APMS Woojin Tiba di Indonesia, Skytrain Soekarno-Hatta Siap Diujicoba

0

Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) merupakan bandara dengan jumlah penumpang terbanyak di Indonesia, dan jumlahnya meningkat setiap tahunnya. Untuk meningkatkan kenyamanan serta mempermudah akses penumpang menuju terminal keberangkatan/kedatangan, Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola bandara membangun fasilitas baru bernama Skytrain, yang merupakan sarana penghubung penumpang antar-terminal berbasis kereta nirawak / tanpa masinis (Automated People Mover System).

Penurunan APMS dari kapal menggunakan trailer (Facebook/Forum Diskusi Transportasi Jakarta)

Pada 23 Mei 2017, rangkaian pertama APMS produksi perusahaan manufaktur kereta api asal Korea Selatan, Woojin, tiba di pelabuhan Tanjung Priok. Selanjutnya pada 24 Mei dini hari, rangkaian yang terdiri dari dua unit kereta ini dipindahkan menuju cengkareng dan dinaikkan menggunakan crane menuju jalur Skytrain di Bandara Sukarno-Hatta. Kedatangan rangkaian APMS menandai hampir selesainya pembangunan skytrain yang dimulai sejak 19 Oktober 2016. Woojin merupakan salah satu perusahaan pembuatan kereta, yang juga membuat KRD khusus kereta bandara untuk Railink ( anak perusahaan PT.KAI untuk KA Bandara) lintas Medan-Kualanamu.

APMS dipindahkan menggunakan trailer menuju cengkareng (Facebook/Forum Diskusi Transportasi Jakarta)

Menurut Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Skytrain fase 1 yang menghubungkan Terminal 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta tengah dipercepat pada tahap konstruksi, pemasangan track dan persiapan persinyalan ,sambil menunggu kedatangan rolling stock atau rangkaian kereta (trainset) dari Korea Selatan tersebut. Dapat dipastikan saat mudik lebaran, Skytrain fase 1 siap untuk digunakan pemudik.

APMS sedang didorong mendekai crane
(Instagram/@ozzy-fauzi12)
Proses pengangkatan APMS keatas jalur Skytrain
(Instagram/@ozzy_fauzi12)

Sebagai pengingat, Skytrain merupakan pengangkut penumpang antar-terminal bandara yang menggunakan kereta nirawak/tanpa masinis, yang digerakkan dengan menggunakan tenaga diesel. Namun berbeda dengan kereta api yang menggunakan ban dari baja, skytrain menggunakan ban dari karet, sehingga meminimalisir goncangan skytrain saat bergerak. Penumpang dapat menggunakan layanan skytrain melalui beberapa halte yang tersedia di sepanjang jalur skytrain tanpa dipungut biaya tambahan, sehingga diharapkan di masa depan, pengguna jasa penerbangan akan semakin mudah untuk berpindah dari satu terminal menuju terminal lain.

Cemplus Newsline by KAORI | Rizky Apriyanto

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.