Ulasan Game Fallen Legion: Sins of an Empire

1
© MINTSPHERE 2017

MINTSPHERE sebagai salah satu game developer asal Indonesia, bekerja sama dengan YummyYummyTummy, game publisher asal Amerika telah membuktikan kualitasnya dalam menghadirkan game bermuatan RPG yang merupakan game buatan Indonesia pertama yang dirilis di PS4 dan PSVITAFallen Legion: Sins of an Empire.

Pengalaman Bermain Fallen Legion: Sins of an Empire

Untuk menulis ulasan ini. Penulis mendapatkan kesempatan langsung bermain Fallen Legion: Sins of an Empire yang ditampilkan dalam booth Archipelageek yang tergabung dalam Asosiasi Game Indonesia (AGI) bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam perhelatan Popcon Asia 2017. Secara pribadi penulis baru memainkan satu stage saja sampai akhirnya harus berakhir dengan GAME OVER dan digantikan dengan pemain lain yang sudah menunggu di dalam antrian.

Pengalaman pribadi bermain Fallen Legion: Sins of an Empire

Story

Fallen Legion: Sins of an Empire berkisah mengenai Putri Cecille yang berjuang untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Fenumia sepeninggal ayahnya yang telah wafat, serta melindungi negara dari perlawanan kelompok – kelompok yang ingin merusak kerajaan Fenumia.

Gameplay

Sama seperti halnya game RPG lain, dalam game ini dikisahkan tentang perjuangan dan pengorbanan dari karakter utama untuk mencapai akhir cerita dari game tersebut. Dengan terdapat enam hero yang harus dipilih menjadi tiga orang untuk menemani putri Cecille dalam melawan kelompok – kelompok pemberontak dan juga monster pada setiap stagenya. Enam atribut Strength, Defense, Speed, Synergy, Health yang menjadi kelebihan dan kelemahan masing – masing karakter, dan juga terdapat jurus pamungkas “Deathblow” yang bisa dikeluarkan dari karakter setelah mendapatkan Chain dan Combo dari monster yang dilawannya pada setiap stage yang dijalankan. Adapun sang putri sendiri akan bertindak sebagai support di garis belakang yang bisa melemparkan magic untuk menyerang musuh maupun menyembuhkan ataupun menghidupkan kembali karakter party yang terbunuh.

Sebagai penulis yang tidak pernah lagi menyentuh game RPG sejak 8 tahun yang lalu, Game ini mudah sekali dimainkan oleh pemain pemula, dan juga meningkatkan fungsi motorik tangan karena harus mem-block serangan dari lawan secara tepat dan bersamaan antar masing – masing karakter serta mengaktifkan fungsi healing dan blessing dari putri Cecille untuk mengoptimalkan kerja dari party. Bahkan terdapat beberapa boss monster yang menyerang area, sehingga seluruh karakter diharuskan memblock serangan yang diterima secara bersama – sama. Adapun pola serangan yang dihasilkan antar ketiganya bisa dipadukan untuk menghasilkan damage yang lebih besar dibandingkan dengan serangan normal. Terdapat pilihan untuk menambah attribute pada salah satu karakter dalam party yang meningkatkan pola serangan, role, maupun berbagai efek lain yang membantu menyelesaikan cerita yang dijalankan.

Terdapat tiga pilihan bonus atribute dan efek setelah membunuh boss monster

Interface

Interface dua dimensi yang diaplikasikan pada game ini. mengingatkan kembali kenangan bermain beberapa game RPG klasik online tahun 2000- an. Tampilan karakter dan musuhnya maupun latar belakang memiliki detail yang cukup jelas, bahkan tergolong kasar. Sedangkan untuk ilustrasi efek serangan maupun pertahanan digambarkan secara variatif yang disesuaikan oleh masing – masing karakter.

Suara Latar dan Pengisi Suara

Xanthe Huynh yang pernah berperan sebagai pengisi suara dalam Persona 5 menjadi nilai tambah yang terdapat pada game. Adapun saat ini Xanthe Huynh berperan sebagai pengisi suara dari putri Cecille. Beberapa pengisi suara lain yang dihadirkan antara lain Kira Buckland, Jalen Cassell, Alan Lee, dan  Dorah Fine yang sudah berperan beberapa kali dalam melakukan pengisi suara anime menjadi bahasa inggris. Dan juga dengan tambahan suara latar yang sangat bergelora khas game – game RPG lawas menjadi nilai tambah bagi game tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=elbf7kbKqgk

Kesimpulan

MINTSPHERE sebagai salah satu game developer asal Indonesia telah berhasil mengantarkan Indonesia untuk memasuki platform PS4 dan PSVITA untuk pertama kalinya. Diakui oleh salah satu perwakilan yang hadir dalam perhelatan Popcon Asia 2017, perlu memakan 2.5 tahun untuk menyelesaikan game ini. Adapun penilaian game ini didasari oleh interface dua dimensi khas game RPG lawas, serta ilustrasi untuk karakter serta latar belakangnya menjadikan game ini patut untuk dibeli bagi penyuka game RPG 2D yang memperhatikan secara khusus tampilan ilustari di dalamnya. Dan jangan lupa efek suara latar dan para pengisi suara yang dihadirkan dalam game ini sangat berkualitas serta sangat “Niat” sekali, dengan menghadirkan beberapa artist pengisi suara ternama, salah satunya Xanthe Huynh, yang juga pernah menjadi pengisi suara dalam Persona 5.

Tersedia 2 versi sudut pandang yang berbeda untuk PS4 dan PSVITA

Bila jalan cerita Fallen Legion: Sins of an Empire masih dirasa kurang cukup untuk memahami jalan cerita perjalanan putri Cecille yang melindungi kejayaan kerajaan Fenumia, pemain bisa mencoba memainkan Fallen Legion: Flames of Rebelion yang dirilis di PSVITA. Pihak MINTSPHERE sendiri memang sengaja menampilkan dua buah karakter dan sudut pandang yang berbeda untuk game versi PS4 dan PSVITA. Bila dalam versi PS4nya, yaitu Sins of an Empire dikisahkan perjuangan Putri Cecille untuk melindungi negaranya, maka dalam Flames of Rebellion yang dirilis di PSVITA dikisahkan cerita dari sudut pandang sang lawan yang berusaha untuk merebut kekuasaan dari kerajaan Fenumia, yaitu Legatus Laendur, sang pemimpin pemberontakan yang ingin menggulingkan keluarga Kerajaan Fenumia.

Game Fallen Legion, baik untuk versi PS4 maupun PSVITA telah dirilis di pasaran sejak 18 Juli 2017 lalu untuk Region 1. Adapun untuk Region 3 sendiri masih dalam tahap pengembangan.

KAORI Newsline | Ditulis oleh R Ikhsan Nur Akbar

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.