Masyarakat Jepang kembali dihangatkan dengan tahun politik. Namun bagaimana jika Chino, Cocoa, Rize, dan Chiya “ikut” berlomba menjadi anggota DPR?
Setelah Perdana Menteri petahana Shinzo Abe mengumumkan pemilu sela, musim kampanye dimulai pada Selasa (10/10), dengan puncaknya yaitu hari pencoblosan pada 22 Oktober 2017. Segera setelah masa kampanye dimulai, beredar gambar foto-foto karakter dari seri Gochuumon wa Usagi desu ka? (Gochiusa) tertempel di alat peraga yang berlokasi dekat Universitas Kyoto, Kecamatan Sakyo, Kota Kyoto.
Dilansir oleh situs hukum Bengo4, alat peraga pemilu ini dipasang di samping papan alat peraga yang asli. Tidak hanya menampilkan karakter-karakter Gochiusa lengkap dengan janji-janji mereka bila terpilih, alat peraga ini dilengkapi pula dengan informasi larangan, yang salah satunya, “jika poster ini dirusak, kami akan merasa sedih.”
Ketika dikonfirmasi, pihak Komisi Pemilihan Umum kota Kyoto tidak mempermasalahkan hal tersebut karena alat peraga ini tidak melanggar UU Pemilu. Tetapi, bila alat peraga ini “membingungkan masyarakat”, pihaknya tidak akan segan mengambil tindakan lebih lanjut. Lebih lanjut, KPU menyampaikan bahwa merusak alat peraga yang asli dapat dikenai pidana sesuai dengan UU Pemilu pasal 225 dan KUH Pidana pasal 261.
Pemilu sela ini menjadi pertaruhan politik koalisi partai pendukung pemerintah, yaitu Partai Liberal Demokrat (LDP) dan Partai Komeito. PM Abe berharap dapat memperkuat koalisi mereka, terutama dalam menghadapi tantangan dari semenanjung Korea.
Kini menjadi pertanyaan bagi pihak-pihak terkait, bila benar-benar terpilih, mampukah karakter ini mewujudkan janji nyatanya untuk masyarakat, atau justru kalah dan terpaksa masuk rumah sakit jiwa.
KAORI Newsline