Ekspos KAORI kali ini membahas kontroversi rencana pemerintah Jepang untuk menindak konten bajakan komik dan kartun di Internet, dalam tiga seri.
Bagian I: Di Bawah Lindungan METI
Bagian II: Stop Kepanikan Berlebihan! T&J Kebijakan METI
Bagian III: Wani Piro? Kontroversi Lisensi H-Manga oleh Wani dan Fakku
DISCLAIMER: Konten yang akan Anda baca di bawah ini hanya diperuntukkan bila Anda sudah berusia lebih dari 18 tahun. Tautan situs luar mungkin mengandung gambar porno. KAORI tidak bertanggung jawab atas isi dari situs pihak luar.
Yang ini memang tidak ada kaitannya dengan program METI, tetapi selama dua minggu ini terjadi sedikit kekisruhan dalam dunia komik porno Jepang di jagad internet.
Beberapa pelanggan situs repositori komik porno kenamaan g.e-hentai.org mengeluh karena beberapa judul – terutama dari artis-artis di bawah bendera Wani Magazine – mendadak menghilang dari galeri situs tersebut.
Pada timing yang kebetulan mirip-mirip, situs repositori komik porno berbahasa Inggris Fakku mengumumkan kerja sama dengan penerbit Wani Magazine untuk mendistribusikan komik porno secara legal, dalam bahasa Inggris, dan tentunya tanpa sensor.
Langkah Jacob Grady, pendiri situs Fakku, mirip seperti yang dilakukan oleh Crunchyroll saat mereka bertransformasi dari layanan ilegal menjadi layanan legal.
Sampai sini memang tidak ada masalah, lantas kenapa muncul kekhawatiran berlebihan?
Pucuk Dicinta Uang Tiba
Dari pantauan diskusi di forums.e-hentai.org, diketahui bahwa penerbit Wani Magazine mengirimkan permintaan DMCA (permohonan penurunan berkas karena melanggar hak cipta) ke sejumlah situs online, termasuk situs e-hentai tersebut.
Penerbit Wani Magazine, yang membawahi sejumlah majalah komik bulanan seperti Comic Kairakuten dan Comic X-Eros, adalah penerbit komik porno pertama yang mengeksekusi hak DMCA-nya.
Rupanya Fakku, salah satu situs besar komik porno berbahasa Inggris di Amerika, mendapatkan kiriman ini.
Jacob, pendiri sekaligus pemimpin situs Fakku, menyampaikan rencana bisnis mereka dalam siaran pers yang mereka rilis.
Pada siaran pers tersebut, Jacob menjelaskan rencana Fakku untuk menghadirkan komik porno berbahasa Inggris dalam versi tidak tersensor, langsung dari artisnya. Selain itu, komik ini akan tersedia dalam format online dan format cetak.
Siaran pers yang dimuat situs Anime News Network memasukkan judul-judul seperti Renai Sample karya Homunculus, TiTiKEi oleh Ishikei, Punikano oleh PyonKti, dan Welcome to Tokoharusou oleh Kisaragi Gunma.
Meski ini langkah yang sangat bagus karena pengguna bisa mendapatkan komik secara legal, tidak semua orang berpendapat sama.
Dianggap Aji Mumpung
Diskusi di forums.e-hentai maupun beberapa topik yang dibuat di rubrik /a/ situs 4chan menyoroti beberapa masalah dari gerakan situs Fakku.
Ada yang mengeluhkan karena lisensi tersebut memengaruhi mereka yang tidak tinggal di Amerika Serikat dan tetap tidak dapat mengakses konten yang sudah diturunkan dari situs e-hentai. Mereka mengeluh tidak bisa mengakses komik dari PyonKti maupun majalah komik seperti Kairakuten.
Padahal, sejumlah komik-komik (seperti komik PyonKti) di situs tersebut sudah “diturunkan “karena permintaan DMCA yang diterima oleh e-hentai dan terjadi sebelum perjanjian kerja sama bisnis Fakku dan Wani terjadi. Komik Kairakuten sendiri masih tetap tersedia bila dicari dengan kata kunci “Kairaku” (tanpa kata kunci penuh).
Alasan lain yang dikemukakan pengguna adalah Fakku dan Jacob dianggap aji mumpung karena seenaknya mengambil lisensi. Argumentasi ini seperti yang dipakai saat terjadi penolakan terhadap Crunchyroll.
Kekhawatiran ini dibantah oleh Jacob dalam postingannya. “Kami memang akan mengeksekusi hak kami, tapi hanya bila rilis resmi kami sudah terbit dan hanya pada judul-judul spesifik yang sudah ditentukan.”
Menurutnya, permintaan DMCA yang ia kirimkan sebelumnya ke situs e-hentai tidak ditanggapi sama sekali.
Untuk mengklarifikasi hal ini, Jacob telah menyelenggarakan acara diskusi online melalui situs Reddit (perhatian: 18+).
Respons berlebihan lain dikait-kaitkan dengan wacana METI yang berniat memberantas komik dan kartun bajakan di internet sehingga kekisruhan program METI tercampur dengan apa yang dilakukan Wani, yang mana Wani tidak mendapatkan dukungan pemerintah.
Namun, ada sisi lain yang mungkin mencerahkan.
Pemindai-terjemah (scanlator) yang mengunggah rilisnya ke Fakku, ternyata diajak bekerja sama dalam menggarap versi resmi rilis komik ini.
Adalah YQII, grup pemindai-terjemah yang diajak bekerja sama dalam penyiapan buku resmi ini. Mulai mengerjakan aktivitas pindai-terjemah sejak April 2008, YQII bertanggung jawab akan tiga dari buku-buku awal yang akan dirilis oleh Fakku.
Walau begitu, YQII menegaskan komitmennya untuk tetap mengerjakan pindai-terjemah konvensional seperti biasa.
“Saya akan mengerjakan seri D.L. Action – satu doujin setiap bulan rasanya tidak masalah -.”
Ekonomi Biaya Tinggi
Seperti komik dan kartun Jepang pada umumnya, biaya tinggi menjadi masalah, tetapi karena sifat konten yang khusus dewasa, bisnis karya kreatif pornografis di Jepang memiliki margin lebih tipis dari bisnis konten biasa.
Fakku bukan pemain pertama dalam jagad komik porno di Amerika. Sebelumnya sudah ada perusahaan Digital Manga Inc. (DMI) yang menjalin kerja sama dengan penerbit Shinshokan dan Taiyoh Tosho.
Selain DMI, Central Park Media juga memasukkan komik porno sebagai salah satu bisnis mereka, sebelum akhirnya bangkrut pada 2009 dan diteruskan oleh Critical Mass dan Kitty Media.
Belum ada figur resmi terhadap pasar komik porno Jepang di Amerika, sehingga sampai hari ini sulit melihat seberapa menguntungkan atau merugikan bisnis ini dari sudut komersial.
Sementara dari sisi pengunggah materi sendiri, menurut pengunggah di situs e-hentai, mereka menghabiskan sekitar 800-1000 yen (100-125 ribu rupiah) untuk satu majalah komik, komik, atau rilis online. Banderol normal komik non pornografis di Jepang berkisar 400-500 yen.
Salah satu pengguna dengan akun Nomake Wan memaparkan biaya impor komik porno dari Jepang ke Amerika yang mencapai 20 sampai 30 dolar per judul. Ia menyebut totalnya bisa menembus lebih dari 4000 yen, yang mana komik rilis Fakku akan dibanderol 30 dolar untuk versi cetak dan 6 dolar untuk versi digital.
Mengharap yang tak mungkin
Di Indonesia, UU ITE secara jelas menyatakan ilegal untuk mendistribusikan konten pornografi.
Mengimpor barang bertema dewasa tentu harus melalui birokrasi yang berbelit. Tidak hanya konten dewasa, pada beberapa kasus ada laporan ditahannya buku berbau keagamaan dan komunisme.
Dengan adanya distribusi legal secara online, hal ini menjadi pilihan baik untuk menembus blokade regulasi plus dengan harga yang terjangkau.
Tetapi pertanyaannya kembali seperti apa yang dilakukan oleh METI: akan seberapa efektifkah langkah ini dalam mengurangi pembajakan, atau hanya akan berakhir sebagai upaya sia-sia belaka?
KAORI Newsline | Litbang KAORI | oleh Shin Muhammad
Halah vevek bener lah
sebagai pelanggan e-h, mungkin agak kacau juga baca berita beginian… apalagi menurut tentakel saya fakku dan puru itu dalam segi konten kalah dibanding dengan e-h… yang ada di F! di e-h pun ada, tetapi tidak untuk sebaliknya.
entah apa yg dipikirkan Wani, jujur gw bukan orang yg ngerti seluk beluk kontrak perdagangan yg mumet ribet… tapi simpelnya pelanggan itu lebih suka toko yg isinya lebih komplit, uptodate, dan dapetinnya mudah… bukan ke tempat yg kontennya nggak komplet, barangnya pun penuh dengan syarat dan ketentuan yg bejibun buat ngedapetinnya… jadi berpikir 2 kali lagi kalo mau mampir ke F! ini
ssemoga sia2 usahanya meti,,,
mudah2an gulung tikar..
mudah2an dibubarin,,,
jangan sampe terjadi..
misal terjadi ya aku menyerah kk.. ..
jangan terlalu berharap lebih <(")
semoga semuya itu ta akan pernah terjadi AMIN..
Akihiko Haruto namanya juga berharap bung :v
Yang penting nggak diblokir bang~ :3
halah …, puyuyin ajelah ….