Setelah melalui hari yang berat, terkadang kita memiliki hasrat terpendam, seperti inginkan dimanja hingga ingin punya truk. Permasalahan tersebut kadang memang tidak bisa dialihkan dengan alasan apapun dan kita sendiri ingin cepat memuaskan hasrat tersebut dengan cepat dan mudah. Namun sayangnya di dunia ini tidak ada robot kucing dari masa depan yang dapat mengeluarkan alat apapun untuk kita. Di sinilah datang seorang pramuniaga atau salesman yang akan menawarkan produk terkini untuk memuaskan hasrat tersebut. Tentunya Anda tidak perlu khawatir, karena pramuniaga ini tidak membutuhkan uang melainkan hanya ingin membantu orang-orang seperti kita yang sedang mengiginkan impian hasrat terpendam.

Adegan pada video pembuka anime Warau Salesman NEW | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Anime Warau Salesman NEW merupakan anime terbaru dari serial Warau Salesman yang diangkat dari seri komik  berjudul sama karangan Motoo Abiko alias Fujiko Fujio A, mantan personel dari duo Fujiko Fujio yang dikenal dengan komik-komik klasik seperti Doraemon hingga Ninja Hattori dan Q-Taro. Berbeda dengan rekannya, mendiang Fujiko F Fujio yang dikenal dengan karya-karyanya yang digemari anak-anak, sosok Fujiko Fujio A tidak ragu untuk membuat karya yang sarat dengan lelucon yang cukup gelap dan thriller psikologis, khususnya dalam memotret perilaku sosial masyarakat Jepang, mulai dari pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga. Kreatifitas “gelap” Fujiko Fujio A tersebut tertuang dalam Warau Salesman. Warau Salesman NEW sendiri merupakan anime versi terbaru yang dirilis di Jepang pada tahun 2017 lalu. Warau Salesman, atau The Laughing Salesman sendiri berkisah mengenai seorang salesman atau pramuniaga misterius bernama Moguro Fukuzo yang menawarkan solusi hidup bagi para klien yang menggunakan jasanya, namun dengan “harga” yang harus dibayar.

Cerita Episodik

Warau Salesman NEW adalah anime yang masih mengikuti fondasi awalnya sebagai anime episodik. Cukup jarang pada era anime modern seperti ini untuk tetap pada akarnya dan mempertahankan tradisinya. Dengan kelebihannya sebagai anime episodik, maka episode berapapun yang kita tonton tidak akan ada pengaruhnya karena tidak ada cerita yang membutuhkan pengenalan ulang kembali atau membuat penonton mengingat adegan tertentu. Yang hanya perlu diperkenalkan ialah dengan suara ketawa khasnya serta perannya sebagai pramuniaga keliling.

“Perkenalkan nama saya “Moguro” | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Setiap episode dikemas dengan cepat dan menyegarkan, di mana kita akan diperkenalkan oleh salah satu korban pembeli yang sedang merasa hampa oleh kehidupan sehari-harinya, lalu diperkenalkan juga kehidupan sang pembeli tersebut dan apa yang menyebabkan ia bimbang. Hingga suatu titik di mana pembeli tersebut merasa sudah tidak tahan dengan keputusasaannya, barulah Moguro datang dan menawarkan solusi atas kehampaan hatinya. Di sinilah peran dan solusi yang ditawarkan Moguro selalu sederhana dan cukup menarik, namun karena hasrat ketamakan seseorang maka sang pembeli selalu ingin lebih dan banyak. Lalu bagaimana untuk memberikan sanksi bagi orang yang tamak? Sang pramuniaga memberikan hukuman dari hasrat yang benar-benar mereka inginkan.

Cukup ulangi hal tersebut berulang-ulang hingga akhir episode, maka kalian sudah dapat membayangkan seperti apa anime episodik ini akan berawal dan berakhir.

Calon Pembeli yang Variatif

Kihara Shisao (40 Tahun) Pramuniaga | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Perkenalan setiap karakter di Warau Salesman NEW selalu diawali dengan nama hingga pekerjaan. Hal ini tentu merupakan hal unik karena setiap pembeli diberikan ciri khasnya tersendiri. Tentu ini merupakan pekerjaan tambahan yang cukup banyak karena penulis skenarionya perlu menelusuri lebih dari setiap karakter tersebut. Ketika telah melihat calon pembeli, maka kita disajikan kehidupan singkat pembeli tersebut dan mengapa mereka resah terhadap kehidupannya serta hasrat apakah yang mereka sangat idamkan.

Calon pembeli yang muncul di anime ini pun beragam, mulai dari pramuniaga, ibu rumah tangga, karyawan bank, pengangguran, hingga bos. Penokohannya memberikan impresi tentang bagaimana sikap sosial di Jepang, dan setiap akhir ceritanya terdapat pesaran moral terhadap penonton agar tidak tamak dengan keberkahan yang diberikan.

Apakah anda cukup kesal dengan atasan? | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Mungkin salah satu adegan yang saya amat sukai khususnya sangat pas dengan tema pemberian pesan moralnya yakni mengenai supir taksi yang tidak bisa marah, di mana supir taksi tersebut merasa lelah karena tidak bisa menagih pelanggan yang menggunakan jasanya. Di saat itulah Moguro menawarkan jasa barangnya yaitu “kumis pemarah”. Mungkin dari sini bisa ditebak akhir cerita seperti apa, tapi pesan yang ditampilkan cukup dalam karena kita tidak perlu memarahi setiap orang atau menawarkan jasa dengan paksa, tetapi hanya perlu menyesuaikan dengan orangnya saja.

Modernisasi Penggambaran dan Musik Tahun 1989

Adegan pembuka anime Warau Salesman New | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Anime ini sudah cukup berumur, namun konsep dan arahan penggambarannya masih tetap konsisten hingga kini. Namun karena penggambarannya mencerminkan tahun manga 1960-an, maka Warau Salesman NEW juga tidak cocok bagi kalangan yang memang menyukai era anime modern dengan unsur “moe” ataupun arahan penggambaran lainnya. Bukan berarti anime ini memiliki penggambaran yang jelek, malahan penggambaran dari tahun tersebut dengan bumbu anime modern membuat anime ini semakin seru dan menarik.

Selain itu, untuk musik sendiri ialah faktor yang sangat saya sukai. Musiknya yang “catchy” dipadukan dengan penggambaran adegan pembukanya yang minimalis, namun menunjukkan keseluruhan konten hasrat manusia. Hal tersebut saja sudah menggambarkan keseluruhan mengenai anime tersebut akan seperti apa, dan pelataran seperti itulah yang memang membuat keunikan tersendiri pada anime ini.

Kesimpulan

“BOOM” | © Fujiko Studio/Warau Salesman NEW Production Committee

Setelah hampir 3 dekade, Moguro kembali lagi untuk mencari calon pembeli yang masih memiliki hasrat tinggi. Namun kali ini ceritanya hadir dengan modernisasi segala aspek ,mulai dari penggambaran, penceritaan, hingga musik. Sebagai anime yang sangat berbeda pada musim semi 2017, Warau Salesman New sendiri adalah anime underdog layaknya Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu pada musim dingin 2016. Terutama jika melihat banyaknya anime yang tayang pada masa kini, mulai dari yang “berbobot” hingga bertabur fan-service, Warau Salesman NEW memberikan kesan baru akan anime lawas di era modern ini. Hanya saja anime ini kurang dapat memikat banyak kalangan walaupun memiliki banyak potensi besar di musim tersebut.

Kelebihan

  • Arahan penggambaran yang unik, akan memberikan nuansa baru pada era anime modern ini
  • Cerita episodik, menjadikan anime ini tidak terlalu “rumit” dan dapat dinikmati kapan saja serta episode manapun
  • Lagu pembuka dan penutup yang cukup “catchy” dan enak untuk didengarkan
  • Penokohan karakter yang singkat namun mendalam. Walaupun karakternya hanya sekilas diceritakan, namun dalam waktu singkat tersebut sudah terbayang seperti apakah watak dan kesedihannya.

Kekurangan

  • Sedikitnya lelucon yang “gelap” seperti pendahulunya tahun 1989
  • Cerita episodik memberikan kesan template untuk seperti apa dan bagaimanakah setiap adegan itu akan berakhir, sehingga tidak terlalu menarik karena tidak ada banyak ending yang terlalu membekas.
Karya asli Seri komik karangan Fujiko F. Fujio & Fujikko Fujio A
Judul lain The Laughing Salesman NEW
Pengisi suara Tessho Genda sebagai Fukuzo Moguro
Sutradara Hirofumi Ogura (Bakumatsu Gijinden Roman, Shin Atashin’chi)
Penulis skenario Asami Ishikawa

Midori Natsu

Naohiro Fukushima

Desain Karakter Fujio Suzuki (009-1, Midori no Makibao, Shin Getter Robo vs Neo Getter Robo)
Lagu pembuka “Don’t” oleh Emi Nakamura
Lagu Penutup “Dōn! Yararechatta Setsu” oleh Junji Takada
Studio Shin-Ei Animation
Situs resmi http://warau-new.jp/
Twitter @warau_new
Mulai tayang pada 3 April 2017 Pukul 2100 WIB

KAORI Newsline | Oleh Cakra Bhirawa

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses