Ketika banyak kata – kata gaul yang muncul seiring berjalannya waktu, mager atau singkatan dari malas gerak masih menjadi salah satu kata yang cukup trending dipakai. Kata ini sering digunakan oleh anak muda ketika ada hal yang harus dikerjakan namun badan terasa berat dan tidak bisa diajak kompromi, sehingga menyebabkan banyak tugas dan kerjaan yang tertunda. Namun apa jadinya ketika seseorang selalu mager setiap waktu? Bagaimanakah kesehariannya menjalani aktivitas?
Anime Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge, menceritakan seorang remaja SMA bernama Tanaka yang selalu lesu setiap saat. Tidak seperti remaja SMA pada umumnya, Tanaka terlihat tidak bertenaga dan selalu ingin tidur setiap saat. Bagi Tanaka, surga dunia adalah berbaring di tempat sepi dan menikmati waktu tidur sendiri. Diadaptasi dari manga karya Nozomi Uda, anime ini tayang di musim semi 2016 lalu sejumlah 12 episode.

Premis Cerita
Cerita yang diangkat dalam anime ini tidak jauh dari judulnya. Keseharian seorang Tanaka yang lesu menjadi pusat dari cerita yang disuguhkan di tiap episodenya. Genre school life dengan sentuhan komedi dan bumbu – bumbu romance berhasil menyatu dengan baik. Momen – momen konyol yang timbul karena sifat Tanaka yang unik akan sering ditemui. Momen – momen inilah yang menjadi ‘senjata’ dan membuat para penontonnya selalu menunggu kelanjutan dari anime ini. Di sela – sela adegan komedi, terkadang juga diselipkan kalimat bijak dari Tanaka sendiri selaku tokoh utama. Terlepas dari banyaknya adengan konyol dan unik, terkadang terdapat satu dua hal yang terkesan dilebih-lebihkan, misalnya saja Tanaka yang hampir selalu malas berjalan ke kelas dan harus di’bawa’ oleh sahabatnya, Oota. Seperti anime komedi pada umumnya, kesa ambungan cerita antar episode dari anime ini tidak terlalu berhubungan. Walaupun begitu, tiap episodenya mampu menyuguhkan cerita yang solid dan menyatu dengan unsur komedinya, sehingga membuat penonton selalu setia menunggu kelanjutannya.

Karakter
Selain Tanaka dan Oota, beberapa karakter sampingan yang diperkenalkan dalam anime ini mampu membuat cerita menjadi lebih hidup dan segar. Sifatnya yang berbeda – beda menjadi unik ketika dipadu dengan kelesuan karakter Tanaka. Lucunya, para karakter sampingan ini diperlihatkan tampak sudah terbiasa dengan kelesuan Tanaka. Seiring berjalannya episode, penonton disuguhkan bagaimana seorang Tanaka mencoba menyesuaikan diri bersama teman – temannya di berbagai situasi. Tentu saja, tanpa menghilangkan sifat lesu dan mager-nya sama sekali.
Walaupun ceritanya sendiri tidak terlalu berhubungan di tiap episodenya, pengembangan tiap karakter berhasil ditunjukkan dengan baik. Karakter sampingan yang muncul lambat laun memiliki pola pikir yang beda setelah Tanaka secara tidak langsung mampu mengubah pola pikir para karakter lainnya, walaupun kadang dengan cara yang konyol. Tak lupa, dalam anime ini diselipkan sedikit bumbu romance, terutama dari karakter Shiraishi yang tanpa dia sadari menaruh hati pada Tanaka. Yang unik adalah para karakter sampingan ini justru selalu menjadi daya tarik utama dalam tiap episodenya. Ketika sifat Tanaka dan Oota yang cenderung membosankan dan biasa – biasa saja, respon dan interaksi para karakter sampingan lah yang membuat scene – scene menjadi hidup dan menarik.


Desain dan Kualitas Animasi
Anime Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge memiliki desain karakter yang simple dan sederhana. Baik dari proporsi tubuh, raut wajah, hingga gaya rambut dibuat sederhana, walaupun tentunya menggunakan warna – warna tertentu untuk memudahkan penonton mengenali karakter. Begitu pula penggambaran latar belakangnya seperti halaman sekolah, koridor – koridor kelas, dibuat sederhana. Kesederhanaan ini justru melekat dan berhasil menyatu dengan tema dan sifat karakter Tanaka itu sendiri. Walaupun sederhana, beberapa objek dan karakter memiliki daya tarik yang cukup baik, misalnya saja penggambaran koridor kelas yang khas dan jarang ditemui di anime dengan tema yang serupa.
Silver Link menjadi studio yang menangani anime ini. Walaupun kualitas animasi bukan merupakan sesuatu yang ditonjolkan di sini, animasinya cukup mudah dinikmati. Scene – scene komedi yang ditampilkan tidak menerapkan efek berlebihan, sehingga menyatu dengan konsep desain dan animasi yang sederhana.


Musik dan Soundtrack
Soundtrack dan Backsound seringkali digunakan dalam anime ini, terutama nada atau lantunan lagu bertema komedi, karena scene komedi cukup mendominasi. Lagu opening Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge dinyanyikan oleh Unlimited tone dengan judul lagu “Utatane Sunshine (うたたねサンシャイン)”. Sedangkan ending-nya dinyanyikan oleh CooRie dengan judul “BON-BON“.
Sebuah Motivasi Penyemangat Diri
Melihat keseharian Tanaka yang lesu bersama dengan teman – temannya memunculkan suatu pandangan tersendiri bagi para penontonnya. Ketika sebuah kemalasan dan kemageran sudah melekat sehari – hari dalam kehidupan manusia, anime Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge memperlihatkan bagaimana jika kemalasan tersebut terjadi sepanjang waktu. Apabila kamu tidak memiliki teman yang super baik seperti Oota yang rela selalu berada di samping Tanaka, keseharianmu mungkin tidak akan berjalan mulus. Di sisi lain, anime ini juga menyampaikan pesan bahwa selalu jadi dirimu sendiri di setiap kondisi, seperti halnya Tanaka yang tidak pernah melepaskan rasa lesu dan malasnya di setiap waktu.

Kesimpulan
Anime Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge mampu menarik perhatian dengan sifat karakter utama yang unik. Ketika dulu karakter serupa seperti Oreki Houtarou dari anime Hyouka mampu mencuri hati para penontonnya, karakter Tanaka juga mencoba mencuri perhatian para penontonnya, walaupun dengan jalan cerita dan pengembangan karakter yang berbeda. Adegan – adegan konyolnya mampu menghibur dan selalu ditunggu – tunggu. Pendalaman karakter sampingan yang baik juga membuat anime ini lebih hidup dan berwarna. Selain itu, anime ini mencoba menyampaikan beberapa pesan – pesan kehidupan yang diselipkan dalam dialog antar karakternya.
Kelebihan
- Sifat karakter utama yang unik
- Komedi yang cukup menghibur
- Karakter sampingan membuat anime lebih hidup dan berwarna
Kekurangan
- Cerita yang diangkat tidak terlalu berhubungan antar episodenya
- Beberapa episode terkesan lambat dan membosankan