Historiografi atau penulisan sejarah adalah hal yang dilakukan oleh para sejarawan dengan memperhatikan sistematika pendekatan sejarah di mana sumber adalah kunci utama sebelum melakukan penelitian lebih lanjut dengan proses vertifikasi, interpretasi, dan terakhir, penulisan sejarah atau historiografi. Metode penelitian sejarah modern ini dikembangkan oleh Leopad van Ranke yang dijuluki bapak sejarawan modern dan masih menjadi acuan utama penelitian sejarah. Awalnya, arsip hanya menjadi patokan sumber primer namun sekarang bukan hanya arsip, tapi bukti se-zaman lain seperti babad, cerita rakyat, bahkan cerita pendek dan komik pun bisa dijadikan sumber dengan tinjauan kritis.
Awalnya penulisan sejarah terpaku pada tokoh-tokoh besar namun sekarang, historiografi meluas ke berbagai topik seperti ekonomi, militer, dan lain sebagainya seperti yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo dalam bukunya, Metodologi Sejarah. Penulisan sejarah di tiap-tiap topik bidangnya memiliki ciri khasnya terutama industri kreatif. Penulisan sejarah industri kreatif Indonesia memiliki lingkup cukup luas dan menawarkan suatu hal yang baru bagi para penulisnya. Contohnya hampir satu dekade belakangan di Universitas Indonesia, yang dikenal sebagai kajian kontemporer dan politik, topik-topik konten kreatif seperti film, musik, dan komik menarik banyak mahasiswa baik program sarjana sampai doktoral untuk diteliti dalam tugas akhir, terutama kajian kesejarahan Indonesia.
Historiografi sejarah industri kreatif Indonesia menawarkan suatu hal berbeda dari lingkup lain karena campuran dari berbagai lingkup seperti sosial, ekonomi, bahkan politik. Jika melihat dari sektor-sektor apa saja yang masuk industri kreatif, menurut Peraturan Presiden No.72 tahun 2015 tentang Ekonomi Kreatif, industri kreatif terdiri dari aplikasi, gim, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi, dan radio.
Sebagian sektor industri kreatif Indonesia sudah sering dituliskan baik oleh peneliti maupun jurnalis bahkan pelakunya dalam menceritakan masa lalu seperti film, musik, dan seni pertunjukan. Buku rujukan sejarah bagi sektor–sektor tersebut sudah ada dan sering dipakai para ahli untuk mendalami kajian tersebut. Tapi tak sedikit pula yang masih miskin penulisan contohnya aplikasi, animasi, dan gim.
Hal ini sedikit bertolak belakangan dari perkembangan sektor-sektor tersebut yang mengalami bertumbuhan pesat beberapa tahun terakhir padahal riwayat perkembangan animasi, aplikasi dan gim sudah ada sejak masa Orde Baru. Para jurnalis dan praktisi yang bergerak di bidang tersebut tak banyak yang mau mendalami hal ini baik karena kebanyakan tidak mendalami sumber-sumber yang ada.
Perkembangan animasi di Indonesia sudah ada sejak tahun 1983 dengan Si Huma yang diproduksi Perum Produksi Film Negara/PPFN. Bahkan jauh sebelumnya di tahun 1950-an, Perusahaan Film Negara sudah merambah ke sektor animasi dan kemunculan para animator Indonesia dalam membuat iklan animasi di 1970-an. Bahkan buku karya Giannalberto Bendazzi Cartoon.One hundred years of cinema animation menyebut Si Huma dan Baru Klinting dari Indonesia di 1994 yang menunjukan eksistensi animasi Indonesia di tingkat global.
Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan menyelenggarakan Pekan Komik & Animasi Nasional 98 dari 6 sampai 12 Februari 1998. Kemendikbud juga membuatkan buku untuk mengulas sejarah komik dan animasi di Indonesia di tahun 1999 sebagai apresiasi perkembangan animasi dan komik nasional di tengah menyongsong abad ke-21. Baru beberapa tahun belakangan, animasi Indonesia mengalami perkembangan pesat seiring perubahan sosial dan transformasi digital yang memudahkan para kreator membuat animasi dan bisa diakses lebih mudah oleh para penonton di portal daring.
Lain halnya dengan animasi, sejarah aplikasi dan gim di Indonesia masih sangat miskin penulisan. Penulisan sejarah gim Indonesia sudah ada yang menuliskannya tapi hanya sebatas dari 1990-an hingga 2010-an ke atas karena hanya mengandalkan memori kolektif. Padahal jika mau diteliti lebih lanjut, sejarah gim di Indonesia dimulai sejak 1973 dengan masuknya mesin dingdong ke Indonesia dan pasar gim di Indonesia sangat bergeliat dan memberikan keuntungkan besar bagi para pedagang dan investor. Namun distrupsi besar terjadi di 15 Desember 1981 di mana presiden Suharto setuju untuk melarang gim di Indonesia, yang kemudian dilakukan penertiban oleh Kopkamtib pada 18 Desember 1981 di seluruh Indonesia kepada gim dingdong di publik yang menjadikan gim dingdong sebagai barang haram saat itu, yang membuat anak-anak lupa akan tugasnya belajar. Dinamika politik dan ekonomi membuat gim dingdong kembali muncul di publik di banyak daerah dengan persyaratan lebih banyak lagi. Hal ini luput dari sejarah gim di Indonesia dan baru kembali penulis temukan dalam penelitian tugas akhirnya setahun yang lalu.
Historiografi sejarah industri kreatif Indonesia bergeliat seperti halnya perkembangan industri kreatif saat ini. Diharapkan ke depanannya, topik animasi dan gim bakal menarik banyak peneliti sehingga akan banyak kajian baru terutama lingkup regional yang masih sangat terbuka terlebih di luar Jawa. Begitu juga perkembangan aplikasi Indonesia yang di mana saat ini beberapa di antaranya sudah menjadi perusahaan yang berpengaruh di dunia dengan valuasi miliaran dolar dan kedepanannya dibutuhkan kajian sejarah lebih mendalam mengingat sejarah aplikasi Indonesia masih miskin tulisan dan jejakannya bisa dilancak lebih jauh lagi di masa Orde Baru.
KAORI Newsline | Ditulis oleh: Muhammad Abdul Karim | Ketua Sengkala Dev yang juga mahasiswa sejarah FIB UI 2015. Panelis “Akulturasi Komik Jepang dengan Komik Indonesia”.
Artikel ini adalah pendapat pribadi dari sang penulis dan tidak berarti merefleksikan kebijakan maupun pandangan KAORI Nusantara.
KAORI Nusantara membuka kesempatan bagi pembaca utk menulis opini tentang dunia anime & industri kreatif Indonesia. Opini ditulis 500-1000 kata dlm bhs Indonesia/Inggris & kirim ke [email protected]
Mantap sekali