Meskipun cosplay merupakan budaya pop dari Jepang namun dapat diadaptasi untuk membangkitkan kembali karakter-karakter legenda nusantara Indonesia yang sudah terlupakan oleh generasi muda. Hal ini disampaikan Arie Budhiman selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dalam acara Jakarta Cosplay Parade di Silang Monas Jakarta Sisi Timur dan Selatan pada hari Minggu 2 November 2014 lalu.
“Jakarta Cosplay Parade ini sengaja mengangkat tema “Rising of Indonesian Legend” yang menampilkan Carok, Gundala Putra Petir, Gatot Kaca, Pandawa Lima dan karakter nusantara lainnya,” ujar Arie Budhiman.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=kvsaLmfZ91s&feature=youtu.be]
Arie Budhiman mengatakan ia berharap agar karakter lokal tetap melegenda dan dikenal generasi muda yang kini lebih mengenal karakter-karakter dari luar negeri. Sebenarnya karakter-karakter nusantara tidak kalah hebat dibandingkan dengan karakter manga, anime, dan komik dari luar negeri.
Lebih lanjut Arie Budhiman mengatakan, “Acara ini (Jakarta Cosplay Parade) adalah untuk memberikan apresiasi dan motivasi bagi para pelaku pop-culture” khususnya cosplayer Indonesia untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam karya-karyanya sekaligus mempromosikan Jakarta sebagai destinasi pariwisata dan budaya.””
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=uSUalXnAvsM]
Acara Jakarta Cosplay Parade yang baru pertama kalinya diadakan ini akan dihadiri sekitar lebih dari 500 cosplayer dengan 23 komunitas cosplayer meupun individu dari Jabodetabek dan luar negeri seperti Belanda, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Rangkaian acara lainnya dari Jakarta Cosplay Parade adalah Lomba Cosplay, Lomba Foto Cosplay, Parade Cosplay, dan Meet and Greet International Guest Cosplayer. Para pemenang kompetisi cosplay juga nantinya akan mendapatkan kesempatan mengikuti acara Supanova Pop Culture Expo di Brisbane, Australia.
KAORI Newsline | Video Courtesy of BeritaSatuTV & Official NET News | Informasi yang disampaikan merupakan sudut pandang pihak pemberi siaran pers dan tidak mewakili sudut pandang maupun kebijakan editorial KAORI.