DOTA adalah salah satu game yang memiliki pengaruh besar dalam terbentuknya skena e-sport baik di kancah global maupun di Indonesia. Meskipun saat ini e-sport di Indonesia didominasi oleh game mobile seperti Mobile Legends, PUBG Mobile ataupun Free Fire, namun salah satu pondasi yang menopang industri e-sport akhirnya bisa berjaya di Indonesia adalah DOTA. Jauh sebelum smartphone bisa menjadi “senjata” untuk para gamers meraih prestasi, DOTA 2 menjadi game yang hampir selalu ada dan selalu dimainkan di warnet. Kini di tengah era e-sport yang sudah didominasi oleh game mobile, DOTA 2 kembali menunjukkan taringnya dengan merilis adaptasi baru ke media animasi dalam bentuk DOTA: Dragon’s Blood yang ditayangkan di Netflix.

Dalam penayangannya di Netflix, DOTA: Dragon’s Blood ditayangkan dengan dubbing dari sejumlah bahasa, yaitu Inggris, Filipina, Jepang, dan juga Indonesia. Versi dubbing bahasa Indonesia DOTA: Dragon’s Blood sendiri dikerjakan oleh SDI Media, dengan naskah dialog yang diterjemahkan oleh Judith Aulia. Berikut adalah para seiyu-seiyu yang ikut mendubbing anime ini:

Biantoro sang seiyu sekaligus sutradara

DOTA: Dragon’s Blood

Biantoro, sang seiyu dari Orochimaru di anime Naruto ini menyuarakan Invoker di DOTA: Dragon’s Blood. Bukan itu saja. Ia juga adalah sutradara atau pengarah dialog yang menangani proses dubbing di anime ini.

Bertabur talenta-talenta muda

DOTA: Dragon’s Blood
Atas dari kiri ke kanan: Nisa Shakeela, Fuji Dango, Agathon Hafi, & Agni Panji
Bawah dari kiri ke kanan: Ery Putra Pradana, Davheen Febrian, & Melati Pertiwi Putri

Yang menarik dalam DOTA: Dragon’s Blood adalah cukup banyaknya talenta-talenta seiyu yang masih cukup muda dan segar ikut dalam proses dubbing anime ini. Beberapa di antaranya memang sudah cukup sering terlibat dalam proses dubbing film-film di Netflix seperti Agathon Hafi (Barkeep, Slyrak, Guard, Bandit Leader, Overseer, Slyrak, Dark Moon Soldier, Healer, Priest) yang mendubbing sejumlah film-film produksi Studio Ghibli. Selain itu ada juga Jo, sosok youtuber yang kini mendubbing Davion. Ada juga Cyinthia Ayu Meilani (Winsome Wench, Tavern Wench, Luna), seorang seiyu yang memiliku latar belakang penyiar radio lokal di Garut. Selain itu ada juga Fuji Dango (Bram, Deeb, Idwil, Chaos Eldwurm, Angry Coedwen), Eri Putra Pradana (Gwanwyn, Dyfed, Sylvion, Ionic Eldwurm, Dark Moon Soldier, Mage), Agni Panji (Fymryn, Village Woman), Melati Pertiwi Putri (Adara, Elven Child 4), dan Adinda Larasati (Elven Child 1, Elven Acolyte, Filomena). Tak lupa, bahkan ada juga sejumlah seiyu yang masih berumur cukup belia. Yang menarik, para seiyu cilik ini jugalah anak-anak dari para seiyu profesional yang sudah cukup senior seperti Nisa Shakeela (Elven Child 3) yang merupakan anak dari Biantoro, dan Davheen Febrian (Boy, Elven Child 2) yang merupakan anak dari Farida Ayu.

Nurul Ulfah (Mirana)

DOTA: Dragon’s Blood

Seiyu dari Mirana ini sebelumnya dikenal sebagai seiyu Shizuka generasi kedua di anime Doraemon, menggantikan mendiang Prabawati Sukarta selama tahun 2006 – 2008. Seiyu Taiki Kudo dari anime Digimon XWars ini saat ini juga aktif dalam proses dubbing Ninja Hattori di RCTI sebagai Kenichi, peran yang juga pernah dimainkannya ketika Ninja Hattori sebelumnya tayang di Space Toon.

Bonar (Captain Fruhling, Innkepeer, Human Man, Nikdo, Kaden, Void Eldwurm, Elder)

Bonar bukanlah seiyu sembarangan. Ia merupakan salah satu seiyu pelopor di masa-masa awal penayangan anime dan tokusatsu di televisi Indonesia. Salah satu debutnya adalah ketika berperan sebagai Pendeta tertinggi Darom hingga Bayangan Hitam dalam serial Tokusatsu Ksatria Baja Hitam (Kamen Rider Black), hingga sejumlah peran monumental lainnya seperti Seiya dalam anime Saint Seiya maupun sebagai Yoko dalam serial silat klasik Mandarin, The Return of Condor Heroes. Berbagai serial dari mancanegara termasuk juga Jepang, dari anime, tokusatsu, hingga dorama telah diperankan olehnya selama berkarir sebagai seiyu. Sebut saja misalnya Ultraman Max, Saint Seiya Lost Canvas, Kamen Rider Kuuga, Ninja Ranger, dan berbagai judul lainnya. Suaranya sudah cukup akrab terdengar di sejumlah serial anime maupun tokusatsu dari mulai Super Sentai, Kamen Rider, hingga Power Rangers.

Fitra Hartono (Oracle, Terrorblade)

Fitra Hartono si seiyu Oracle dan Terrorblade ini memulai debutnya sebagai seorang seiyu pada tahun 1994. Sosok seiyu penyuka lagu Melayu ini sebelumnya dikenal mendubbing karakter Vash the Stampede pada anime Trigun yang pernah ditayangkan di TRANS TV pada tahun 2001 lalu. Selain itu ia juga pernah menjadi ayah Dory dalam Finding Dory, maupun Kowalski di Madagascar.

Hanimah (Selemene)

Hanimah si seiyu Selemene, dan juga seiyu Hinata di anime Gundam Build Divers RE: RISE ini memulai debutnya pada tahun 1995. Di antara peran-peran yang pernah dimainkannya adalah sebagai Kyle dalam Extreme Ghostbusters, Meyrin dalam Dr. Rin, Toru dalam Fruit Baskets, Paloma dalam Petualangan Amigos, hingga akhirnya ia dipercayakan untuk menyuarakan Unyil dalam Laptop Si Unyil sampai sekarang.

Winny Anwar (Water Eldwurm, Drysi)

Winny Anwar adalah seorang seiyu yang memulai debutnya sejak tahun 1995. Seiyu Kagura di anime Inuyasha dan pernah mendubbing Geum Yong dalam drama Korea Selatan Jewel in the Palace ini cukup lama bergabung dalam jajaran seiyu di Indosiar, dan banyak mendubbing film-film asing yang pernah ditayangkan di Indosiar di masa kejayaannya, dari anime hingga drama Asia, dengan suara beratnya yang khas.

Simak juga ulasan KAORI atas DOTA: Dragon’s Blood berikut ini:

Ulasan Anime DOTA: Dragon’s Blood

KAORI Newsline | Photo courtesy of Netflix, Inc, Nisa Shakeela, Fuji Dango, Agathon Hafi, Agni Panji, Ery Putra Pradana, Davheen Febrian, Melati Pertiwi Putri, Aji Darma Susanto, Winny Anwar, & koleksi pribadi

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses