Perang kedua orang jenius yang saling menyukai ini masih berlanjut! Berbagai strategi baru telah disusun guna membuat salah satu mengucapkan kecintaanya. Inilah Kaguya-sama wa Kokurasetai atau dikenali juga dengan Kaguya-sama: Love is War.

Komik Kaguya-sama: Love is War merupakan komik karya Aka Akasaka yang pertama kali dirilis pada tahun 2015 dan diadaptasi menjadi anime pada tahun 2019 hingga musim keduanya. Musim ketiganya akan dirilis di tahun 2021. Seri ini juga telah diadaptasi menjadi film live action di tahun yang sama, di mana film terbarunya juga akan dirilis di tahun 2021 ini.

Di Indonesia sendiri komik ini diterbitkan oleh M&C! pada tanggal 23 September 2020 lalu. Mari simak ulasan volume kedua dari komik Kaguya-sama: Love is War berikut ini!

Sinopsis

Kaguya-sama: Love is War
© 2015 by Aka Akasaka/M&C!

“Menanyakan informasi kontak lawan jenis sama saja dengan menyatakan cinta! Itu artinya, siapa yang menanyakan informasi kontak lebih dulu adalah yang kalah!”

Bagi Miyuki Shirogane dan Kaguya Shinomiya yang memiliki gengsi tinggi, hal itu jelas tidak boleh terjadi. Dua orang jenius yang sebenarnya saling menyukai ini pun memikirkan siasat rumit untuk membuat lawan menanyakan informasi kontak lebih dulu!!

Penceritaan Komik – Kunci Penting Perang adalah Informasi

kaguya-sama wa kokurasetai
© 2015 by Aka Akasaka/M&C!

Mengawali cerita dengan mengulangi kembali premis dari komik ini, bagi pembaca baru, volume ini juga dapat menjadi awalan bahan bacaan dari seri komik Kaguya-sama: Love is War. Pada volume kedua ini, topik yang paling sering diperbincangkan adalah “pertukaran kontak” antara sesama. Untuk pertama kalinya Miyuki Shirogane membeli sebuah smartphone untuk bertukaran kontak dengan Kaguya Shinomiya, namun di sinilah ia menyadari bahwa siapa yang menanyakan informasi kontak tanpa alasan jelas maka ia telah menyatakan cintanya.

Sekali lagi suatu premis sederhana yang sangat dipermasalahkan sekali bagi kedua jenius ini, namun itulah yang membuat seri ini menarik dari segi romantic comedy (romcom). Salah satu momen yang saya cukup sukai karena alur ceritanya adalah momen di mana Kaguya diminta menerima konsultasi oleh salah satu siswi, namun konsultasi tersebut bukannya menanyakan bagaimana caranya mengatakan cinta kepada orang yang disukainya melainkan bagaimana caranya untuk memutuskan hubungan cinta tersebut. Pada momen ini banyak sekali komuk dan alasan yang dipergunakan oleh Kaguya.

Pada volume kedua ini, cerita dari seri ini semakin menarik karenanya seiring waktu konflik baru bermunculan baik dari sisi yang ingin mendukung hubungan antara Miyuki dan Kaguya maupun yang kontra akan posisi Miyuki. Konflik ini menjadi fondasi yang bagus untuk memeriahkan cerita seri ini dari pandangan orang lain.

Penggambaran Komik – Tawaan dalam Berbagai Ekspresi

© 2015 by Aka Akasaka/M&C!

Satu hal yang selalu saya gemari setelah membaca volume pertama sebelumnya adalah ekspresi dan komuk menarik yang digambarkan untuk setiap karakternya khususnya pada Kaguya sendiri. Entah ketika saya membaca komik ini, pasti saya selalu mencari komuk-komuk spesial dari Kaguya, mungkin bagi saya pribadi nilai jual yang menarik adalah dari ekspresi Kaguya itu sendiri yang khas.

Terlepas dari komuk Kaguya, volume kedua ini juga dipenuhi oleh penggambaran latar belakang yang bagus, baik itu lingkungannya hingga momen tertentu. Gambar tersebut melebur dengan baik bersama penceritaannya, sehingga membaca komik ini terasa begitu alami. Sayangnya ada adegan gambar di volume ini yang “tersensorkan” oleh sfx.

Kesimpulan

© 2015 by Aka Akasaka/M&C!

Dalam volume kedua ini, saya kembali terhibur dengan lelucon yang disajikan oleh Aka Akasaka. Hanya saja saya sempat berpikir volume kedua ini akan mengulang kembali beberapa adegan pada volume pertama. Karena pada saat membuka komik ini, saya langsung disajikan oleh prolog singkat mengenai cerita komik ini.

Dibanderol dengan harga 45.000 Rupiah (untuk pulau Jawa). Sama seperti komik dalam rentang yang sama, memiliki kualitas yang sangat baik sehingga cukup nyaman dalam pembacaan komik ini terutama pada kontras hitamnya. Hasil cetaknya juga cukup konsisten sehingga tidak terlihat adanya warna pudar.

Pada beberapa adegan komik ini terdapat “sensor” namun saya juga binggung tepat dan tidaknya sensor ini. Hanya saja bagi saya pribadi sensor ini terasa seperti hal yang sayang namun juga hal lumrah sehingga menjadi tawaan sendiri bagi saya ketika melihatnya. Dari segi penerjemahannya sendiri, sama seperti volume sebelumnya, mudah dibaca. Akan tetapi pada beberapa percakapan terdapat yang tidak konsisten di mana terkadang terlihat penggunaan bahasa Inggris padahal dalam konteks percakapan tersebut sedang tidak membahas yang berkaitan dengan bahasa Inggris. Hal ini semakin terasa ketika mencapai bagian terakhir dari komik ini di mana terdapat bahasa Perancis, beberapa percakapannya diterjemahkan, namun sebagian besar malah tidak diterjemahkan, sehingga cukup disayangkan sekali banyak sekali bagian percakapan yang tidak bisa saya ikuti.

Mengakhiri ulasan volume kedua dari komik Kaguya-sama: Love is War, saya tentu akan kembali merekomendasikan untuk membeli komik ini bagi penggemar seri ini. Namun bila sebelumnya kalian belum sempat membeli volume pertama, maka kalian tidak perlu khawatir karena pada volume kedua ini juga dijelaskan kembali mengenai alur cerita komik ini. Tentunya komik ini akan sangat menarik khususnya kalian yang menyukai genre romcom.

Baca juga:

Ulasan Komik Kaguya-Sama Love Is War Vol.1: Cinta itu Perang

KAORI Newsline | Oleh Cakra Bhirawa

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses