Dalam dunia komik Indonesia, ada satu mitos yang menyatakan “tidak ada nomor/volume ke-2 bagi komik lokal”. Namun sepertinya satu lagi majalah komik Indonesia, Shonen Fight telah berhasil mematahkan mitos tersebut karena kini sudah terbit hingga 3 volume.
Di volume ke-3 ini, sang siswi SMP yang berambisi menjadi wanita karir, Alina hadir sebagai model sampul bersama dengan sang mentor, Reza. Mengusung Ghost Loan sebagai sampul depan, secara sekilas Shonen Fight edisi terbaru ini dipenuhi nuansa hijau bagaikan hijaunya rambut Alina. Seperti apa kiranya seluk beluk dari edisi terbaru majalah komik yang satu ini? Berikut ini adalah ulasannya:
Ghost Loan, Chapter 3: Emotia’s Life – Karya: Mimi.N
Setelah mendapat berbagai penjelasan mengenai apa itu Ghost Loan dari kak Reza di edisi sebelumnya. Kini Alina sudah mulai terbiasa dan mahir menggunakan kekuatannya untuk berburu demi membayar hutang nyawanya. Meski sudah terbiasa dalam bertugas sebagai Ghost Loan, namun Alina masih belum terlalu terbiasa hidup sebagai anak SMP di siang hari dan pemburu siluman di malam hari. Di sekolahnya, Alina cukup terkejut saat melihat sosok siluman di siang hari bolong yang menempel pada seorang teman sekolahnya, yakni Lily. Ancaman baru kembali mengincar Alina.
Jika di edisi sebelumnya Alina tampil nyentrik dengan kostum bunny suit nya yang cukup mengejutkan, sayangnya di edisi kali ini Alina sudah menggunakan seragam dinas resmi yang lebih santun dibanding kostumnya di volume ke-2. Pada chapter ke-3 ini, pembaca akan lebih dibawa menjalani kehidupan Alina sebagai seorang siswi SMP. Beragam interaksi dan kehidupan sehari-harinya sebagai siswi SMP biasa ditampilkan dalam chapter ini. Jika di chapter pertama ditampilkan Alina mati, dan chapter ke-2 ditampilkan kehidupan Alina sebagai borrower, maka di chapter ini sisi Alina sebagai remaja siswi SMP lah yang ditampilkan. Meski demikian, pada chapter ini panel dan balon bicara sedikit berantakan karena munculnya banyak karakter yang ada, yakni teman-teman sekolah Alina sehingga membuat membaca Ghost Loan kali ini cukup sulit bagi yang tidak terlalu nyaman dengan banyaknya dialog dalam satu halaman.
Perennium, Chapter 3: Archenemy – Karya: K.Jati
Chindil yang sebelumnya melintasi waktu ke masa depan kini kembali ke masa lalu. Setelah cukup lelah kejar-kejaran dengan sosok Martin di masa depan, kini Chindil berada dalam pertempuran besar antara manusia bumi dengan makhluk langit di masa lalu. Ditengah-tengah perang yang berkecamuk tersebut, Chindil merupakan sosok penting yang menjadi sentral komando bagi pasukan. Namun diantara kekacauan di perang yang berkecamuk tersebut, Martin kembali hadir mengancam hidup Chindil di masa ini.
Chapter terbaru dari Perennium ini bisa dikatakan memiliki cerita yang cukup bisa dibaca dengan mudah dibanding dengan 2 chapter sebelumnya. Chapter ke-3 ini menampilkan pertempuran antara manusia langit dan manusia bumi sehingga Chindil tampil hanya fokus untuk bertahan hidup dari serangan musuh. Menyajikan pertempuran antara manusia langit dan manusia bumi, komik Perennium kali ini menyuguhkan pertempuran yang cukup kolosal dan menegangkan. Unsur fantastical warfare terasa kental di volume ini. Dan bagi yang masih merasa bingung sebenarnya apa yang diceritakan oleh komik Perennium, membaca Chapter terbarunya ini mungkin bisa memberikan kejelasan mengenai cerita dari Perennium sendiri. Seperti sebelumnya, di bagian akhir selalu ada twist yang terjadi. Namun kali ini, twist yang ada di akhir Chapter ke-3 ini secara tersirat menyampaikan seperti apa cerita komik ini dan sistem di universe komik ini.
He is God of Love, Chapter 2: Rencana – Karya: Masabodo
Aldi, siswa SMA yang sudah lama mengalami trauma karena terus bernasib berakhir Cuma berteman dengan para wanita, merasa kesal karena rencananya untuk menghancurkan hubungan Iqbal dan Rini berakhir dengan kegagalan. Melihat senyuman dan gerak gerik dari sang ketua kelas, Lia, Aldi menaruh kecurigaan bahwa Lia adalah dalang dibalik gagalnya rencana Aldi.
Memasuki chapter ke-2, dari segi visual komik He is God of Love ini masih tetap mempertahankan kualitas yang sama seperti di chapter pertamanya. Hanya saja, di chapter ke-2 ini pembaca akan disuguhkan dengan berbagai fanservice yang menghiasi komik ini. Sayangnya meski berlatarkan sekolah, namun sudah 2 chapter komik ini berjalan dan seperitnya masih kurang bisa menampilkan sisi kehidupan anak sekolah secara baik. Bisa dikatakan sepertinya Aldi dan kawan-kawannya datang ke sekolah hanya demi urusan percintaan semata.
Jakanova, Chapter 3: The Dirty Side of The Coin – Karya: Mage
Persidangan antara pihak The Palace dan Praja dalam kasus sengketa lahan pun akhirnya dilaksanakan. Namun selepas persidangan tersebut usai, banyak hal mengejutkan terjadi. Salah satunya adalah kedatangan Astrid yang memicu perhatian khusus dari perwakilan pihak The Palace. Suasana semakin runyam dengan Satria yang mendapat perlawanan dari pengacara pihak Praja, ditambah dengan hasutan dari perwakilan The Palace, Satria pun melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang wartawan.
Saat membaca chapter ke-2 dari komik Jakanova, muncul tanda tanya besar akan reaksi perwakilan Praja yang mengucapkan kata-kata “Semuanya sudah terkumpul” saat Astrid hadir. Chapter ke-3 ini diawali dengan suasana yang cukup menegangkan, baik bagi sisi Praja, Satria, dan juga The Palace karena tidak bisa mengambil lahan dari pihak Praja. Komik ini mengangkat tema yang unik untuk dijadikan sebuah komik, yakni mengenai persoalan penegakkan hukum serta kehidupan seorang jurnalis. Jika di chapter ke-2 pembaca disuguhkan mengenai seluk beluk tegangnya suasana persidangan, bersiaplah karena di chapter 3 ini pembaca akan disajikan bagaimana tegangnya pekerjaan seorang jurnalis.
Oh Blood!, Chapter 3: Interview With the Vampire – Karya: Cessa
Coro, seorang mahasiswa yang baru saja kehilangan tempat bernaung karena kebakaran akibat pertemuannya dengan Tanti, kini menempati sebuah tempat tinggal baru setelah sebelumnya menumpang hidup di kosan rekannya. Sempat merasa aman karena akhirnya sudah mendapatkan tempat tinggal baru, ia merasa bahwa Tanti, sang vampir yang menjadi dosennya akan berhenti mengejar dirinya. Namun lagi-lagi dugaan Coro salah, ia harus lagi menghadapi hari yang sulit karena kejaran seorang vampir nyamuk bernama Tanti.
Komedi sudah menjadi satu sajian utama dari seri komik ini, pada chapter ke-3 ini, komedi yang disampaikan masih seperti yang sebelumnya, komedi yang cukup blak-blakan dan heboh. Jika pada 2 chapter sebelumnya sempat menggunakan referensi berbagai seri anime sebagai komedi, di chapter ini komedi yang disampaikan cukup membumi tanpa ada referensi aneh dan sulit dimengerti. Jika anda bosan melihat Tanti yang memiliki dada dan paha yang cukup menggoda, di chapter ini bersiaplah melihat Tanti sebagai seekor nyamuk.
Winternesia, Chapter 03: Berita Kepada Kawan – Karya: Dewanto & Izfah
Berencana untuk menemukan Diana yang hilang secara tiba-tiba, Astari, Haposan, dan Virgie berhasil menemukan Diana yang menghilang dan pergi seorang diri ke monas. Namun ditengah perjalanan yang cukup berbahaya tersebut, mereka bertemu dengan sesosok kanibal berdarah dingin yang bernama Tante Wangi. Berhasil menyelamatkan diri dari ancaman Tante Wangi, Astari dan Haposan berhasil membawa Diana kembali pulang. Namun Astari dan Haposan mengalami luka berat. Namun saat sedang menyembuhkan diri dari luka tersebut, Astari mendapati kabar bahwa sang pembunuh keji yang bernama “Sang Vokalis” mulai menebar terror.
Chapter ke-tiga dari seri komik Winternesia ini memiliki nuansa yang beda dengan 2 bab sebelumnya. Jika pada 2 bab sebelumnya pembaca disuguhkan sesuatu yang menegangkan, namun di bab ketiga ini cerita justru sedikit turun tense-nya, tidak terlalu tegang karena memang cerita berfokus pada Haposan dan Astari yang telah kembali setelah menemukan Diana. Meski demikian, masih terdapat sedikit unsur tegang saat digambarkan kekejaman apa saja yang dilakukan oleh Sang Vokalis. Sepertinya akan ada sesuatu besar yang terjadi di bab berikutnya.
Ulasan Shonen Fight volume 3 berlanjut ke halaman berikutnya.