Ulasan Komik: Takkoku!!!

1

Dari Aya:

Apakah kekuatan cinta itu ada?

Reaksi Misaki terhadap Gaku yang menganggap kekuatan cinta di atas segalanya.
Reaksi Misaki terhadap Gaku yang menganggap kekuatan cinta(nya pada Kako) di atas segalanya.

Takkoku!!!, komik tenis meja karya Tsubasa Fukuchi (Dikenal atas karyanya The Law of Ueki yang pernah menjadi anime 52 episode) membawa pertanyaan itu ke batas paling ekstrim, atau lebih tepatnya– sableng. Komik ini memiliki total 6 volume dan seluruh volumenya di Indonesia sudah diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, dan sempat menjadi bagian dari majalah komik Shonen Star di Indonesia.

Hukuman bagi yang melanggar hukum Takkoku.
Hukuman bagi yang melanggar hukum Takkoku.

Pertama, apa itu arti Takkoku? Takkoku sendiri merupakan singkatan dari Takkyuu Kokuhaku Ho, alias hukum menyatakan cinta dengan tenis meja. Di Jepang, pada dunia Takkoku!!!, diberlakukan aturan dimana jika lelaki dan perempuan ingin jadian, si penembak harus menang melawan si yang ditembak dalam pertandingan tenis meja. Jika dilanggar, maka bogem dari para robot anjing bernama Judgement akan melayang.

Gaku yang dikalahkan oleh Kako.
Gaku yang dikalahkan oleh Kako.

Karena sang ‘tunangan’ masa kecil Kako merupakan pemain Takkoku terkuat dari Jepang yang badannya tak bisa kompromi mengalah atas kondisi apapun, sang karakter utama yang baru mudik setelah 10 tahun, Gaku, harus mempelajari tenis meja demi menepati janji akan jadian dengan Kako. Ini adalah ide romcom-sports gila dari Fukuchi yang muncul saat ia sedang berada di kamar mandi (ini serius, bacalah ekstra di akhir volume pertama) dan dibawakan dengan gag cepat ala tsukkomi-bokke (si bodoh/polos dan yang waras) yang mungkin sudah menjadi khas Fukuchi.

Salah satu jurus gila dalam Takkoku.
Salah satu jurus gila dalam Takkoku.

Jangan harapkan pertandingan tenis meja yang serius dan realistik di Takkoku!!!, anda akan kecewa. Takkoku!!! dihiasi jurus super mulai dari bola panas yang melelehkan raket, listrik statis, bola yang dapat bergerak seenaknya dan masih banyak lagi. Lucunya, kebanyakan dari jurus spesial ini punya penjelasan yang mungkin lebih logis daripada yang terlihat. Hal ini nampaknya sudah menjadi salah satu ciri khas Fukuchi juga, yang sanggup mengeluarkan startegi-startegi pertarungan konyol di segala jenis manga yang ia buat.

Dari Hartono:

Pacaran, dengan sedikit memanfaatkan loophole.
Pacaran, dengan sedikit memanfaatkan loophole.

Hal menarik lain (yang juga menjadi sisi komedi) adalah bagaimana pasangan bodoh Gaku-Kako ini melewati berbagai larangan yang ada. Lihat saja, di bagian-bagian awal, Kako dengan pintarnya membuat semua yang melihat iri dan tak habis pikir (meski sebenarnya caranya mudah saja) bagaimana mereka bisa saling menyuap layaknya sepasang kekasih. Dan ya, cara yang digunakan sangatlah bodoh (atau dalam arti lain, sangat pintar). Yah, kadang mereka juga lupa waktu dan tetap dapat hukuman sih…

Terlepas dari level riajuu mereka yang bisa membuat seorang riajuu menjadi iri, karakter Kako digambarkan dengan baik. Di balik karakternya yang periang dan easygoing, beberapa kali dia juga terlihat sedih dan menangis karena tidak bisa berpegangan secara langsung dengan orang yang disukainya.

Kekuatan cinta versi Kako.
Kekuatan cinta versi Kako.

Bicara soal suka, sepanjang seri karakter Kako terlihat sangaaaaatttt mencintai Gaku, bahkan (spoiler) saat Kako sedang sakit parah (karena komplikasi), semua penyakit langsung sembuh seketika dan Kako goes SUPER SAIYA! Ketika mendengar Gaku akan memasak untuk dia. Perjuangan Kako sepanjang seri inilah yang membuat Takkoku!!! menarik untuk diikuti.

Wahyu percintaan dari Gaku.
Wahyu percintaan dari Gaku.

Pelajaran moral dari manga ini juga ada lho. Bisa dilihat bagaimana Gaku yang pengertian dengan sifat Kako, sampai dia bisa membaca semua gerakan Kako saat bertanding dengannya (“Cinta adalah meditasi tertinggi, karena di matamu hanya ada si ‘dia’.“ quote dari seorang bijak yang tidak terkenal). Tak hanya itu, usaha keras Kako dan Gaku yang seakan sudah menjadi riajuu itu juga mengajarkan kita sesuatu yang lain. Kako dan Gaku, meski terpisah karena sebuah aturan (bodoh) menjadi tidak bisa saling menyentuh, namun tidak berarti cinta mereka hilang begitu saja. Bahkan bisa dibilang cinta mereka semakin bertambah kuat., sampai akhirnya? Baca sendiri untuk tahu lebih lanjut!

Satu lagi jurus unik dalam Takkoku, dengan nama yang tak kalah unik.
Satu lagi jurus unik dalam Takkoku, dengan nama yang tak kalah unik.

Berpindah sedikit dari sisi riajuu Kako dan Gaku, kita akan membahas sedikit saja soal “battle” di manga ini. Seperti yang Aya bilang di atas, jangan mengharapkan pertarungan serius di dalam manga ini. Pertarungan-pertarungan yang ada akan dihiasi dengan tingkah-tingkah konyol dari para “petarung” yang ada. Sebut saja, ada seorang petarung yang memanfaatkan mata manusia yang cenderung susah terbiasa berpindah dari tempat gelap ke terang…hanya untuk kalah dalam menentukan posisi, dan strategi yang dia gunakan berbalik pada dirinya sendiri.

Dari Aya:

Hikari yang dikejar Judgement yang menggila.
Hikari yang dikejar Judgement yang menggila.

Bicara soal karakter, tak hanya Kako, semua karakter di Takkoku memiliki karakteristik yang menonjol. Gaku, sang karakter utama, misalnya. Ia memiliki pengetahuan yang sangat banyak dari pengalamannya bertualang tidak jelas di luar negeri. Kako sudah dijelaskan Tono, dan jika dijelaskan lebih lanjut akan mengandung spoiler besar. Ada juga Muko, teman Kako, yang berperan sebagai tsukkomi saking bodohnya Gaku dan Kako. Mari kembali ke aspek plot dari seri ini untuk menjelaskan karakter lainnya.

Salah satu heroine dengan jurusnya yang unik.
Salah satu pengagum Gaku, Sachi, yang juga memiliki jurus yang unik.

Paruh pertama seri ini bercerita mengenai kehidupan sekolah Gaku dan Kako. Ada sedikit aspek harem yang ditampilkan karena Gaku dan kebaikannya membuat gadis-gadis tertarik padanya, dan menantangnya Takkoku— jika mereka menang maka Gaku harus menjadi kekasih mereka alih-alih Kako yang ia cintai. Semua gadis yang tertarik pada Gaku, mulai dari gadis dari Osaka, Hikari, sampai si Miko, Momoko, memiliki keunikan dan jurus spesial masing-masing, namun singkat saja; kebanyakan dari mereka kalah karena kekuatan cinta dari Gaku. Begitu juga dengan Kako yang berhasil mengalahkan para pengagumnya dengan kekuatan cinta.

Hal ini lah yang membuat Takkoku beda dari komik sports lainnya, tak hanya jurusnya yang gila dan tak masuk akal yang mungkin ada di beberapa komik olahraga lainnya namun juga aspek romansa yang mau tak mau tidak bisa lepas dari tenis meja.

Namun, di luar itu, Takkoku juga memiliki kelemahan seperti halnya manga lainnya. Salah satu yang menurut saya bisa jadi kelemahan adalah berubahnya setting secara cepat di pertengahan cerita. Meski pada akhirnya cerita (maaf, sedikit spoiler) menyelamatkan dunia dengan tenis meja bersambung ke asal usul dari Takkoku, hal ini dapat membuat pembaca setia menjadi heran apalagi cerita di bagian tersebut dibawakan sangat cepat, dengan karakter baru yang belum dibahas sebelumnya pula.

Gaku dan Misaki.
Gaku dan Misaki.

Ambil contoh heroine utama yang dikenalkan di pertengahan cerita, Misaki, menurut saya tidak punya pendalaman lebih lanjut dalam karakternya dan penampilannya tak cukup banyak untuk menjadi karakter solid, meski ia memiliki peran penting sendiri. Tak hanya Misaki, banyak sekali karakter yang muncul setelah paruh pertama yang tidak punya pendalaman lebih. Setelah mereka dikalahkan Gaku mereka cuma jadi karakter pembantu yang paling mungkin muncul di bonus 4koma.

Dari Hartono:

Sayangnya, sebuah seri yang bagus pun tidak luput dari kekurangan, seperti yang disebutkan oleh Aya di atas, beberapa karakter (terutama yang muncul belakangan) seperti Jonta dan Teto, terlihat memiliki cara bermain yang berbeda dan seharusnya bisa lebih dikembangkan.

Konklusi:

pic final
Para karakter Takkoku dalam wujud chibi.

Meskipun memiliki beberapa kekurangan, namun secara umum Takkoku! sangat direkomendasikan. Komposisi humor dan romance yang tidak berlebihan, ditambah bumbu pertarungan ala remaja yang penuh dengan serangan-serangan special membuatnya bisa dinikmati oleh segala usia dan semua orang, bagi penggemar genre sports maupun tidak.

KAORI Newsline | Teks oleh Fathia ‘Aya’ dan Hartono, yang sekarang sedang menjalin hubungan (meski mungkin belum sampai level Kako dan Gaku)

1 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses