
Senin (23/11), Kementerian Perhubungan bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melakukan uji coba perjalanan jalur kereta api (KA) lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk via Kampung Bandan pasca direvitalisasi. Uji coba ini menggunakan 1 trainset kereta rel listrik (KRL) INKA-Bombardier yang beken dengan sebutan KRL KfW sebagai rangkaian kereta api luar biasa (KLB).
Rute perjalanan uji coba ini berawal dari stasiun Jakarta Kota, kemudian menuju stasiun Kampung Bandan (peron atas), stasiun Ancol dan mengakhiri perjalanannya di stasiun Tanjung Priuk, untuk kemudian kembali ke stasiun Jakarta Kota dengan rute yang sama (Laporan lengkap pelaksanaan uji coba dapat dibaca di sini). KLB KRL berangkat sekitar pukul 14:15 dari stasiun Jakarta Kota dan tiba di stasiun Tanjung Priok pukul 15:12, Kemudian kembali dari stasiun Tanjung Priuk pukul 15:32 dan tiba kembali di stasiun Jakarta Kota pukul 16:30. Dengan panjang lintasan hanya sepanjang 8,1 km, jalan bolak balik aja kok lama ya?
Ternyata, banyak sekali hal menarik, aneh bahkan absurd yang ditemui dan selama perjalanan uji coba dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Aneka hambatan dan rintangan yang tidak biasa pun harus dihadapi ketika hendak melalui jalur KA yang sempat mati suri selama 15 tahun ini. Kandang ayam, kambing yang berkeliaran hingga kasur yang sedang dijemur warga tak luput menghiasi perjalanan ini.
Kru KA dan beberapa staff Kemenhub, KAI dan KCJ pun geleng–geleng kepala melihat kejadian ini. Selama perjalanan, hambatan terberat berkali-kali harus dilalui di petak antara Stasiun Ancol dengan Stasiun Tanjung Priuk.

Dalam perjalanan menuju ke stasiun Tanjung Priuk, KLB KRL sempat terhenti karena ada kasur yang sedang dijemur warga dan menutupi rel yang akan dilintasi. Beruntung, tidak ada warga yang sedang tidur diatas kasur tersebut. Setelah dapat melanjutkan perjalanan, tak lama berselang KLB KRL terhenti lagi karena adanya sebuah kandang ayam milik warga yang dekat sekali dengan rel sehingga memungkinkan untuk disenggol KLB KRL. Bayangkan kalau kandang tersebut tertabrak beserta ayam-ayamnya, mungkin yang punya bisa batal bikin sate atau bahkan gagal makan telur rebus hari itu.
Ketika hendak kembali menuju stasiun Jakarta Kota, hambatan-hambatan aneh kembali melanda perjalanan KLB KRL ini di petak yang sama, bahkan dengan tingkat kengawuran yang lebih dibanding sebelumnya. Belum lama bergerak meninggalkan stasiun Tanjung Priuk, didapati sebuah bangunan dari kayu yang jaraknya dekat sekali dengan rel dan mengganggu ruang gerak kereta, sehingga pada saat itu harus langsung dibongkar agar perjalanan KLB KRL dapat dilanjutkan. Belum hilang lelah membongkar bangunan, lagi-lagi KLB KRL harus terhenti karena ada sebuah Jetski yang diparkirkan di pinggir rel tersenggol halus oleh bodi KLB KRL. Sesungguhnya merupakan hal yang epic ketika KRL harus “berurusan” dengan sebuah Jetski yang notabene-nya adalah “makhluk” laut.

Ketika mendekati stasiun Ancol, KLB KRL kembali harus berjalan “merayap” akibat adanya sekumpulan kambing yang termenung ditengah rel. Beberapa kali masinis harus membunyikan Semboyan 35 (klakson kereta). Alih-alih menyingkir, kambing-kambing itu justru malah terlihat bingung dan semakin bergerombol di tengah rel.
“Udah, udah. Jangan balik lagi (itu kambing). Nanti kalo kena ga dapet jatah tongseng itu”, canda salah satu staff di kabin masinis.
Setelah melintasi stasiun Ancol, perjalanan benar-benar terasa lancar walaupun kereta bergerak sangat perlahan. Hanya saja, sempat ada sedikit masalah ketika tangga penumpang (foot step) KRL menyenggol bibir peron jalur 4 (atas) di stasiun Kampung Bandan. Untungnya, baik bibir peron maupun foot step tidak mengalami luka ataupun cedera. Setelah berhenti selama beberapa menit di stasiun Kampung Bandan, perjalanan KLB KRL yang sedikit absurd ini akhirnya berakhir dengan selamat di stasiun Jakarta Kota.
Simak foto-foto lain sepanjang uji coba jalur KA lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk disini:
Galeri Foto Uji Coba Jalur KA Lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk
Cemplus Newsline by KAORI | Fasubkhanali