Ditunjuk Pemerintah, Siapkah KAI Operasikan LRT Jabodetabek?

0
LRT Jakarta Gunakan Rel Standard Gauge
Ilustrasi LRT.

Setelah memulai pengerjaan sejak bulan September 2015, kini  proyek LRT Jabodetabek mulai memasuki babak baru. Pada Rabu (3/2/2016), pemerintah pusat memutuskan melakukan penunjukan langsung operator sarana dan prasarana LRT Jabodetabek. Seperti yang sudah diduga, PT KAI (Persero) lah yang dipilih. Kini muncul pertanyaan baru, siapkah KAI operasikan LRT Jabodetabek?

Memang, selama ini PT KAI melalui anak perusahaannya, yaitu PT KCJ sudah berpengalaman mengoperasikan kereta api Commuter Line Jabodetabek. Namun, LRT ini sedikit berbeda dengan Commuter Line yang dioperasikan KCJ. Sesuai dengan namanya, Light Rapid Transit, kereta LRT memiliki karakteristik dimensi kereta yang lebih kecil dan massa yang lebih ringan dibanding dengan KRL Commuter Line yang termasuk heavy rail.

Selain itu, LRT Jabodetabek akan banyak mengusung teknologi yang tergolong baru bagi dunia perkeretaapian Indonesia. Diantaranya relnya akan menggunakan ballastless track seperti pada MRT Jakarta atau tanpa menggunakan batu ballast sebagai pondasi rel. Lalu untuk sistem pengamanan jalur, LRT akan menggunakan teknologi ATP.

Tak hanya perkara teknis, calon penumpang LRT ini juga merupakan tantangan kedepan. Jalur yang dilalui LRT ini melewati kawasan Cibubur dan Sentul, yang dimana dua kawasan tersebut banyak kantong pemukiman bagi warga dengan ekonomi menengah keatas dan selama ini kawasan tersebut belum dilayani moda transportasi massal berbasis rel. Penumpang dengan kondisi ekonomi menengah keatas akan cenderung lebih kritis dalam hal pelayanan dan ketepatan waktu. Apabila nantinya pelayanan LRT tak dapat memenuhi ekspektasi mereka, bukan tak mungkin mereka akan kembali memilih bermacet ria ketimbang naik kereta.

Meskipun demikian, ada beberapa poin positif yang bisa diperoleh dari penunjukan langsung ini. Diantaranya ialah kemudahan dalam melakukan perawatan besar, seperti diketahui KAI dan KCJ memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk perawatan di Dipo Depok atau di Balai Yasa Manggarai. Selain itu, tiket dan tarif LRT dengan Commuter Line akan saling terintegrasi, yang ujungnya akan memudahkan penumpang.

Dengan beberapa tantangan tersebut, apakah PT KAI siap dan nantinya mampu memberikan pelayanan yang lebih baik daripada sistem Commuter Line saat ini? Kita tunggu di 2019, ketika LRT Jabodetabek tahap satu dan dua telah rampung dan mulai beroperasi.

Cemplus Newsline by KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses