Meskipun okupansi atau tingkat keterisian penumpang sedikit lebih tinggi dari prediksi semula, Shinkansen Hokkaido yang baru saja diresmikan pengoperasiannya pada Maret 2016 tetap saja masih sepi penumpang.
Berdasarkan data yang dirilis ke publik oleh JR Hokkaido yang merupakan perusahaan operator Shinkansen Hokkaido, rata-rata okupansi pada 16 hari pertama mencapai 27 persen, atau lebih tinggi dari prediksi semula yang hanya 25 persen.
Pada hari pertama, Shinkansen Hokkaido mencatat angka tertinggi okupansi, yakni 61 persen, namun angka ini melorot pada hari berikutnya menjadi 37 persen dan 31 persen pada hari ketiga. Setelah itu, okupansi kereta konsisten dibawah 30 persen, bahkan pekan lalu sempat melorot dibawah 20 persen.
Meski masih terbilang rendah, namun jumlah total penumpang Shinkansen Hokkaido pada 16 hari pertama yang mencapai 5700 orang masih lebih tinggi 2,2 kali lipat ketimbang penumpang kereta konvensional yang sebelumnya beroperasi di jalur tersebut pada tanggal sama di tahun lalu.
Menurut perhitungan JR Hokkaido, dengan asumsi okupansi rata-rata 25 persen per harinya, pengoperasian Shinkansen akan merugi hingga tiga tahun kedepan. Selain itu, keuangan Shinkansen Hokkaido juga diprediksi masih akan sulit hingga tahun 2030 saat rute Shinkansen menuju Sapporo telah dioperasikan.
Cemplus Newsline by KAORI