Perusahaan pabrikan kereta api (KA), alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan peralatan berat asal Korea Selatan, Hyundai Rotem, menandatangani kontrak kerjasama pengadaan 300 unit kereta rel listrik (KRL) terbaru pesanan İstanbul Ulaşım, perusahaan transportasi Pemerintah Kota Istanbul, Turki pada Senin (25/4). İstanbul Ulaşım akan mengoperasikan rangkaian-rangkaian KRL tersebut di jalur terbaru layanan Istanbul Metro, jaringan kereta bawah tanah (subway) kota Istanbul.
Hyundai Rotem menyingkirkan para manufaktur saingannya, diantaranya dari Cina dan ranah Eropa dan berhasil mengamankan kontrak pengadaan rangkaian KRL baru untuk jalur M7 Istanbul Metro senilai US$316.000.000 ini dalam pelelangan terbuka yang digelar İstanbul Ulaşım sejak Juli 2015 silam. Ini sekaligus menjadi kontrak pesanan ke-14 bagi Hyundai Rotem dari pelanggan di negeri yang terkenal akan es krim yang bisa diputar-putar tanpa jatuh tersebut.
“Dengan (keberhasilan) proyek bisnis di Turki ini, kami harap dapat menjadi pijakan yang kuat untuk penawaran (bisnis) lainnya di masa mendatang” Tutur perwakilan resmi Hyundai Rotem dalam keterangan resminya.
KRL terbaru Istanbul Metro ini didesain untuk berjalan tanpa masinis (driverless), dengan sumber tenaga listrik aliran atas (LAA) bertegangan 1500 V DC. Kereta ini beroperasi di jalur dengan lebar sepur standar (standard gauge), 1.435 mm. Sebanyak 75 rangkaian KRL dengan formasi 4 kereta dipesan İstanbul Ulaşım untuk dioperasikan di lintas pelayanan terbaru Istanbul Metro, jalur M7 yang menghubungkan Mahmutbey dengan Kabataş di sisi benua Eropa kota ini.

Rencananya, seluruh unit kereta dari KRL terbaru Istanbul Metro ini akan dirakit di pabrik EURotem, sebuah perusahaan manufaktur kereta kerjasama Hyundai Rotem dengan pabrik kereta dalam negeri Turki, Türkiye Vagon Sanayi Anonim Şirketi (TÜVASAŞ) yang terletak di daerah Adapazari, bagian Barat Laut Turki. Rangkaian KRL terbaru layanan subway ini direncanakan akan tiba secara bertahap sepanjang tahun 2016 hingga 2021 mendatang.
Jalur M7 merupakan jalur subway paling baru yang kini tengah digarap pembangunannya di kota pinggir laut tersebut. Jalur ini dibangun dalam dua fase, dimana fase pertama yang menghubungkan Mahmutbey dengan Mecidiyeköy kini dalam pengerjaan konstruksi dan diharapkan dapat dioperasikan pada tahun 2017 mendatang, dan fase kedua yang menyambungkan Mecidiyeköy dengan Kabataş yang berada di pinggir Selat Bosphorus direncanakan rampung dan beroperasi setahun setelahnya.
Istanbul Metro adalah salah satu jaringan rel KA berupa subway di kota Istanbul, Turki. Beroperasi sejak 1989, Istanbul Metro kini telah memiliki 5 jalur koridor yang sudah beroperasi dan 3 jalur lainnya masih dalam tahap konstruksi pembangunan. Dari kedelapan jalur tersebut, enam diantaranya berada di sisi benua Eropa dan dua sisanya berada di sisi benua Asia. Ini terjadi karena kota Istanbul terletak di perbatasan benua Eropa dan Asia, sehingga memiliki bentuk wilayah yang cukup unik karena termasuk wilayah dua benua berbeda dalam satu kota dan negara yang sama.
Jaringan subway sendiri sejatinya bukan barang baru di Turki, terutama di Istanbul. 17 Januari 1875, layanan subway pertama di negeri tersebut, Tünel dibuka untuk umum. Tünel menjadi jaringan subway tertua ke dua di dunia, setelah London Underground di Inggris yang dibuka sejak tahun 1863. Uniknya, Tünel menjadi jalur subway berbasis funicular (kereta pendaki bukit / cliff railway dengan bantuan kabel sebagai penggerak) yang membelah perut bukit, dengan panjang jalur hanya 573 meter dan hanya menghubungkan dua stasiun saja, Beyoğlu dan Karaköy yang memiliki perbedaan ketinggian cukup jauh dan terpisah oleh bukit tersebut namun sejatinya berjarak sangat dekat.

Cemplus Newsline by KAORI