Originalitas dari seri anime God Eater ini tidak berhenti di situ saja, terlebih dalam kasus Lenka Utsugi ini. Jika bermain game nya, pemain hanya berperan sebagai karakter yang baru saja di buat, dan menjadi anggota baru Fenrir, lalu menjalani pertempuran. Lenka Utsugi memang di awal di tampilkan demikian, datang ke kantor Fenrir, menjalani latihan awal (tutorial dalam awal game) untuk menggunakan God Arc, bahkan adegan saat pertama kali seorang God Eater memasang God Arc di tangannya pun di perlihatkan. Sampai titik ini penceritaan sosok Lenka Utsugi tidak jauh berbeda dengan karakter utama di game.
Namun perlahan, seri anime ini menampilkan kisah masa lalu dari Lenka Utsugi yang ternyata memiliki hubungan dengan salah satu karakter cukup penting di God Eater, Lindow Amamiya. Perlahan anime ini juga memperlihatkan perkembangan karakter Lenka dengan karakter-karakter lainnya seperti Soma, Alisa, Kouta, dan Sakuya. Kisah masa lalu dari Lenka Utsugi di anime ini bahkan tidak bisa di pandang sebagai pemanis saja karena bagian ini berperan penting dalam cerita di anime ini. Bahkan di anime ini juga terdapat satu episode yang mengisahkan khusus mengenai karakter Lenka Utsugi ini yang hadir sangat emosional.
Selain dari karakter utama, hal baru yang mungkin terlihat berbeda dari di game nya adalah setting universe yang ada. Hal ini bukan berarti bahwa anime ini memiliki setting di sebuah universe berbeda atau berada di multiverse nomor sekian, masih tetap seperti di game nya, hanya saja dunia di anime God Eater ini di tampilkan lebih luas. Dalam anime ini di tampilkan bahwa ternyata Fenrir tidak hanya memiliki sebuah fasilitas untuk God Eater saja namun juga memiliki pemukiman penduduk khusus untuk menampung para manusia dari serangan Aragami. Bahkan di perlihatkan dalam anime ini bahwa masih ada tempat yang menjadi penampungan manusia selain di Fenrir.
Di tambahkannya setting tempat baru ini juga berpengaruh dalam pembawaan jalan cerita. Seri anime God Eater ini banyak memiliki cerita-cerita baru yang memang di sesuaikan dengan latar tempat yang baru di munculkan tersebut. Dan menariknya, cerita-cerita original ini ternyata sinkron dengan cerita God Eater yang ada di game dan kembali di angkat di anime ini. Secara sederhana bisa di katakan bahwa seri anime ini mengangkat cerita adaptasi dalam game yang berada di setting tempat baru dan sinkron dengan kisah baru, perpaduan yang harmonis antara muatan original dengan muatan di karya aslinya.
Untuk penceritaan di anime ini sendiri menggunakan dua alur waktu, yakni alur maju-mundur. Dalam anime ini penonton akan di sajikan kisah para God Eater berusaha untuk melawan Aragami, namun sekilas dalam setiap episode nya (terutama menjelang akhir di setiap episode nya), selalu di tampilkan kisah masa lalu yang akan menceritakan asal mula munculnya Aragami dan pembentukan Fenrir. Menariknya pembawaan kisah masa lalu ini tampil dengan tone hitam putih yang makin memperkuat kesan bahwa ini adalah kisah di masa lalu. Dan cerita dari dua setting waktu yang berbeda ini justru di bawakan berjalan beriringan, tidak mengganggu satu sama lain.
Menyajikan Sebuah Steampunk Post-Apocalyptic Action
Seri anime ini God Eater masih menampilkan nuansa futuristik dan Steampunk dalam sebuah dunia post-apocalypse. Ini adalah sebuah tema yang cukup menarik untuk menyajikan muatan aksi dan pertarungan. Sebagai anime aksi, anime ini bisa menghadirkan pertarungan yang mendebarkan dengan balutan visual yang dinamis dan juga dramatis.
Bagi yang sudah akrab dengan game God Eater, melihat adegan aksi di anime ini tentu tidak asing. Untuk setiap adegan aksi di anime ini benar-benar menampilkan bagaimana sebuah pertarungan di game God Eater berjalan. Mulai dari para God Eater menerima misi, pergi ke tempat misi, lalu mempersiapkan God Arc untuk melawan para Aragami. Beberapa adegan seperti mengubah bentuk God Arc dari senjata ke perisai, maupun adegan Aragami Devouring di tampilkan dalam anime ini. Bahkan sampai detail kecil seperti jumlah peluru yang tersimpan di God Arc, di anime ini di perlihatkan bahwa di setiap God Arc memang memiliki penghitung jumlah amunisi dan penggunanya bisa mengganti-ganti amunisi.
Sistem permainan lain yang di angkat ke anime ini cukup banyak, seperti bagaimana seorang God Eater bisa membuat amunisi sendiri dengan melakukan kombinasi, maupun menjadikan material dari tubuh Aragami untuk senjata. Dan bahkan di anime ini sepertinya terlihat sekilas pertarungan yang menunjukkan fitur fitur baru yang ada di judul game terbarunya.
Meski demikian ada kekurangan juga dalam porsi aksi di anime ini, terutama dalam soal karakter Lenka Utsugi. Sebagai seorang karakter utama Lenka adalah seorang God Eater baru, namun entah kenapa di anime ini ia di hadirkan sebagai sosok yang kuat dan bahkan beberapa kali bisa bertahan hidup dari serangan para Aragami ganas. Menjelang akhir, Lenka Utsugi tampil semakin kuat dengan di bekali senjata baru. Hal ini membuat jalannya pertarungan cukup mudah di tebak karena sudah tentu Lenka yang sangat kuat ini bisa menang. Meski terkesan cukup biasa, namun tak dapat di pungkiri kekuatan Lenka yang luar biasa kuat ini juga membangun ketegangan aksi di anime ini.
Penutup

Seri anime ini di rilis pada tahun 2015 lalu dalam serangkaian program peringatan ulang tahun ke-5 dari seri game ini. Anime ini tampil apik dengan menampilkan muatan original, muatan-muatan baru yang berbeda dengan game nya, namun masih tetap bisa mengangkat narasi utama di game soal proyek Aegis dan kenyataan di baliknya dengan cukup sinkron, sangat berbeda dari adaptasi lain di mana muatan-muatan original, baru dan berbeda dari karya aslinya di anggap mengganggu dan merusak.
Dari segi cerita anime ini mampu menyajikan jalan cerita yang cukup mudah di pahami bahkan bagi yang belum bermain game nya sekalipun, karena penjelasan dalam anime ini di jelaskan dengan baik. Di tambah lagi dengan adanya cerita dari masa lalu terkait kenyataan apa sebenarnya Aragami juga semakin membuat cerita di anime ini bisa juga di nikmati oleh orang-orang yang tidak akrab dengan seri God Eater sebelumnya.
Meski demikian masih ada beberapa hal yang cukup di sayangkan, seperti bagaimana anime ini sempat tayang tidak sesuai jadwal. Bahkan ekstrimnya, episode ke 10-13 dari anime ini tayang beberapa bulan setelah episode 9 di tayangkan. Secara visual juga bisa di katakan bahwa anime ini cukup eksperimental dan agak beresiko dengan menampilkan sesuatu yang berbeda. Selain itu bagi yang menanti Aragami-Aragami besar bermunculan di anime ini, sayangnya hal tersebut tidak terjadi karena anime ini hanya sampai menampilkan Dyaus Pita saja.
Akhir dari anime ini pun sangat tidak terduga karena menyisakan tanda tanya besar. Selain itu di akhir anime ini juga di munculkan sesosok karakter baru. Akankah memang anime God Eater ini masih berlanjut?
KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho