Sejak awal tahun 2016, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah mengubah formasi beberapa rangkaian kereta rel listrik (KRL) seri 205 eks-jalur Yokohama dari East Japan Railway Company (JR East) yang sebelumnya memiliki formasi 8 kereta, menjadi formasi 10 dan 12 kereta. “Perpanjangan” rangkaian KRL seri 205 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas angkut dalam satu rangkaian KRL, sehingga lebih banyak penumpang yang dapat diangkut dalam sekali perjalanan.

DSC_0461
KRL seri 205 eks-JR East jalur Yokohama, rangkaian 205-61F dan 205-62F dengan formasi 10 kereta, hasil perpanjangan rangkaian oleh KCJ

Perubahan formasi rangkaian ini adalah salah satu solusi yang dilakukan KCJ untuk mengakomodasi penumpang yang semakin meningkat jumlahnya dari hari ke hari, sementara slot jadwal perjalanan KRL Jabodetabek sudah semakin padat, ditandai dengan antrean masuk stasiun Manggarai dan Jakarta Kota yang sudah lumrah terjadi hampir setiap hari, bahkan di hari libur.

Keputusan ini tentu menghadirkan pro dan kontra; beragam bentuk apresiasi muncul dan menjadi langkah yang disambut baik bagi para penumpangnya, meskipun masih banyak kalangan “perfeksionis” yang merasa tidak pernah puas dengan layanan yang diberikan – karena memang tak dapat dipungkiri, masih banyak penyempurnaan yang diperlukan. Bagaimanakah sebenarnya mekanisme perubahan formasi KRL seri 205? Sebelum menyimak ulasan ini, segarkan ingatan anda untuk mengenali terlebih dahulu arti kode penomoran pada unit-unit kereta seri 205.

tabel

Dalam program perubahan formasi rangkaian ini, beberapa rangkaian KRL seri 205 dengan formasi 8 kereta diatur ulang susunannya sedemikian rupa dengan disertai penambahan unit kereta, sehingga menjadi berformasi 10 dan atau 12 kereta. Satu rangkaian KRL seri 205 formasi 8 kereta sendiri memiliki konfigurasi 4 kereta penggerak (motor / M) dan 4 kereta non-penggerak (trailer / T) termasuk kereta berkabin masinis (4M4T)

205yokosfori
Susunan kereta dan konfigurasi asli dari KRL seri 205 formasi 8 kereta
DSC_0193
205-83F, rangkaian KRL seri 205 eks-jalur Yokohama dengan formasi asli, 8 kereta

Salah satu kereta trailer yang ada pada rangkaian tersebut adalah kereta dengan 6 pintu pada setiap sisinya (6-doors car) yaitu T’204, sebagai kereta yang didesain untuk menampung jumlah penumpang berdiri lebih banyak sekaligus mengakomodasi penumpang yang menggunakan kursi roda.

Mengawali proses perpanjangan, dalam setiap periodenya dipilih satu rangkaian KRL seri 205 formasi 8 kereta yang tersedia dan berstatus siap operasi (SO) secara acak. Rangkaian ini kemudian bertindak sebagai rangkaian pendonor, dimana 4 unit (2 pasang) kereta motor (jenis M’204 dan M205) dari rangkaian tersebut diberikan masing-masing 2 unit (1 pasang) kepada dua rangkaian KRL seri 205 formasi 8 kereta lain, sehingga terciptalah dua rangkaian baru KRL seri 205 dengan formasi 10 kereta.

SF1073
Contoh susunan kereta dan konfigurasi KRL seri 205 formasi 10 kereta hasil pemanjangan

Sementara itu, sisa unit kereta pada rangkaian pendonor yang tinggal 4 kereta trailer (jenis Tc’204, T’204, T205, Tc205 dengan konfigurasi 0M4T), dengan tentu membuat rangkaian ini tak dapat beroperasi karena tak memiliki kereta yang berfungsi sebagai penggerak.

205yokosf4
Susunan kereta dan konfigurasi tersisa dari rangkaian pendonor

Langkah berikutnya ditempuh dengan menukar 2 unit kereta trailer tanpa kabin masinis (yang salah satunya adalah kereta 6-doors) dari rangkaian tersebut dengan 2 unit kereta motor yang diambil dari rangkaian KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta eks-jalur Nambu. Hal ini tidak menjadi masalah karena sebelumnya, rangkaian KRL formasi 12 kereta ini terdiri dari 2 trainset KRL formasi 6 kereta dengan konfigurasi 4 kereta motor dan 2 kereta trailer (4M2T) yang digabungkan, sehingga mempunyai konfigurasi 8 kereta motor dan 4 kereta trailer (8M4T).

SF12
Susunan kereta dan konfigurasi asli KRL seri 205 formasi 12 kereta eks-jalur Nambu, gabungan dua trainset formasi 6 kereta
DSC_0265
Pasangan kereta trailer (T’204 dan T205) yang diletakkan di KRL seri 205 eks-jalur Nambu dengan formasi 12 kereta
SF12T
Susunan kereta dan konfigurasi KRL seri 205 formasi 12 kereta eks-jalur Nambu setelah pertukaran kereta

Pertukaran 2 kereta motor dengan 2 kereta trailer dari rangkaian pendonor pada KRL seri 205 formasi 12 kereta eks-jalur Nambu ini secara otomatis mengubah konfigurasinya menjadi 6 kereta motor dan 6 kereta trailer (6M6T). Namun, alih-alih mengurangi performanya, justru pertukaran ini membuat konsumsi listrik rangkaian tersebut semakin hemat dengan lebih sedikit jumlah penggerak. Konfigurasi 6M6T juga masih memenuhi syarat pengoperasian KRL seri 205, dimana jumlah kereta motor minimal harus sama dengan jumlah kereta trailer. Dari pertukaran inilah, rangkaian pendonor dapat kembali hidup karena sudah memiliki 2 kereta penggerak, dengan konfigurasi 2 kereta motor dan 2 kereta trailer (2M2T).

205yokosf4pakeMM
Susunan kereta dan konfigurasi rangkaian pendonor setelah pertukaran kereta
DSC_0074 (2)
Pasangan kereta motor (M’204 dan M205) yang diletakkan di rangkaian KRL seri 205 pendonor

Formasi rangkaian pendonor yang hanya 4 kereta tentunya tidak dapat mengangkut penumpang dalam jumlah maksimal. Karenanya, rangkaian ini digabungkan lagi dengan satu rangkaian KRL seri 205 formasi 8 kereta lainnya yang tersedia secara utuh, sehingga menjadi sebuah rangkaian KRL formasi 12 kereta dengan konfigurasi 6 kereta motor dan 6 kereta trailer (6M6T), persis dengan rangkaian KRL seri 205 formasi 12 kereta eks-jalur Nambu yang sudah mengalami pertukaran unit kereta. Hanya saja, dua trainset yang digabungkan terdiri dari formasi yang berbeda; 4 dan 8 kereta.

SF12y1
Contoh susunan kereta dan konfigurasi KRL seri 205 formasi 12 kereta hasil penggabungan rangkaian 4 dan 8 kereta

Mekanisme ini kemudian menjadi suatu “rumus” dasar perpanjangan rangkaian KRL seri 205 formasi 8 kereta, dimana dari 4 rangkaian formasi 8 kereta dapat dibentuk 2 rangkaian formasi 10 kereta dan 1 rangkaian formasi 12 kereta. Namun, kegiatan pengaturan ulang formasi ini belakangan menimbulkan tanda tanya baru. Bagaimanakah komposisi letak kereta motor dan kereta trailer, terlebih salah satu kereta trailer dari rangkaian KRL seri 205 eks-jalur Yokohama merupakan kereta 6-doors yang dapat mengakomodasi penumpang berdiri lebih banyak dan juga penumpang dengan kursi roda?

Dalam penyusunan rangkaian KRL seri 205, meletakkan kereta motor dan trailer di posisi manapun dalam suatu rangkaian tentu bukan merupakan masalah jika dilihat dari sisi performa. Rangkaian KRL tetap dapat berjalan dengan optimal selama konfigurasi dan jumlah kereta motor dan trailer masih proporsional. Namun bagaimana dengan penumpang yang membutuhkan letak pasti kereta 6-doors, seperti penumpang yang menggunakan kursi roda?

Baca selengkapnya mengenai ragam formasi KRL seri 205 JR di : Menelisik Berbagai Variasi Formasi KRL seri 205 JR

Bersambung ke halaman berikutnya

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses