Sepertinya banyak sekali kisah mengenai impian dalam lagu-lagu Yumi, kenapa tertarik mengangkat hal tersebut?

Bagi Yumi semua orang berhak memiliki impian serta berhak merealisasikan impian tersebut. Oleh karena itu dengan lagu-lagu ini semoga Yumi bisa memberi semangat kepada siapapun untuk tetap berusaha mengejar mimpi. Jika kalian mempunyai impian, daripada terus menerus mengeluh dan murung, ada baiknya berusaha mengejar impian tersebut karena mengeluh dan murung tidak akan membuat mimpi menjadi nyata.

Nama Yumi ini juga bisa berarti Yume, sebuah impian, dan bisa juga disebut sebagai You & Me. Kita bersama-sama berjuang demi sebuah impian. Bagi teman-teman yang punya mimpi, Yumi harap semoga Yumi bisa mewakilkan impian tersebut, semoga suatu hari teman-teman bisa mewujudkan impian untuk tampil bersama dengan Yumi, walaupun terjatuh dan tak bisa bangkit lagi tapi selama berusaha pasti kita bisa mewujudkan impian kita masing-masing.

Oh iya apakah kini sudah ada sebuah fans club dari Yumi sendiri?

Baru-baru ini Yumi baru saja meresmikan nama untuk para fans, namanya Yuminity, terkesan aneh ya mungkin namanya, haha. Nama ini diusulkan oleh beberapa fans.

Selain pergi ke Osaka apakah ada pengalaman manggung lain di Jepang?

Setelah merilis single “Stairway to Dream”, di tahun 2014-2015 sebenarnya sempat tidak ikut kegiatan apapun. Tapi di waktu itu lebih aktif untuk mempromosikan single tersebut. Oh iya di saat itu Yumi pernah menggelar live tour dari Tokyo hingga Nagoya.

Apakah ada pengalaman menarik dalam Live Tour tersebut?

Pengalaman menarik ya? Oh ada, waktu itu di setiap konser Yumi harus menyanyikan lagu berjudul “Kagayaku Tsuki no Youni”. Lagu tersebut cukup sulit karena memiliki lirik yang beda di bagian akhir tiap bait. Ditambah lagi liriknya juga cukup panjang dan Yumi sebenarnya tidak terlalu bisa bahasa Jepang loh. Jadi sudah seperti PR tersendiri deh sewaktu menyanyikan lagu itu. Sehingga untuk menghafal lirik yang panjang tersebut, akhirnya menghafal dengan cara memahami makna dari setiap bagian, jadi bisa dibilang hafal lirik bukan karena membaca lirik tapi dari makna dan arti yang ada di setiap liriknya.

Saat pertunjukkan pun tiba, sewaktu menyanyikan lagu tersebut di Tokyo, Yumi berhasil menyanyi dengan lancar. Tetapi semua berubah saat Yumi harus bernyanyi di Nagoya.

Apakah ada kesulitan tersendiri saat menyanyi lagu tersebut di Nagoya?

Sebuah tantangan tersendiri memang menyanyikan lagu dengan lirik panjang dan bait nya berbeda-beda tersebut. Dan di Nagoya Yumi bisa dibilang agak gagal menyanyi lagu tersebut. Kesulitan sebenarnya datang karena perasaan grogi sewaktu diatas panggung. Rasa grogi itu muncul karena di Nagoya, banyak ikemen, cowok-cowok ganteng yang nonton Yumi.

Berbeda sekali suasana antara manggung di Tokyo dengan di Nagoya. Saat di Tokyo penonton yang datang itu dari kalangan umum jadi bisa tampil dengan biasa saja. Tapi saat di Nagoya, yang nonton banyak cowok-cowok muda nan ganteng-ganteng, bahkan saat lihat penonton sempat bereaksi “Eh gile ini yang nonton muda-muda semua”, namanya juga masih jiwa muda, jadi gimana gitu ada grogi deh saat ditonton ikemen-ikemen di Nagoya. Grogi dan deg-degan makin terasa saat harus nyanyi lagu dengan lirik panjang, alhasil pertunjukkan di Nagoya agak gagal.

Setelah itu apakah pernah tampil di tempat lain?

Setelah dari Live Tour tersebut Yumi ikut acara Enoshima Bali Sunset Festival. Terus pernah juga tampil di Indonesia-Japan Friendship Festival di Yoyogi Park, disanalah Yumi bertemu dengan Keisuke Ito dan berencana membuat mini album yang rilis di Ennichisai 2016.

Bagaimana perasaan Yumi sebagai penyanyi asal Indonesia yang pernah rekaman di Jepang?

Rekaman di Jepang itu sangat seru, tapi ada susahnya juga. Kesulitan yang utama adalah masalah bahasa. Jadi saat rekaman sangat sulit berinteraksi dengan Sound Engineer karena perbedaan bahasa.

IMG_6908

Untuk Ennichisai kali ini Yumi juga merilis sebuah mini album, bisa diceritakan kisah dibalik mini album ini?

Mini album ini merupakan kolaborasi Yumi dengan beberapa musisi yang memainkan alat musik tradisional asal Jepang. Untuk produksi dari mini album ini semua dikerjakan di Indonesia. Ide pembuatan mini album ini muncul saat Yumi konser di Yoyogi Park, sewaktu itu juga bertemu dengan Ito Keisuke dan Sako-san disana. Setelah konser itu akhirnya ngobrol-ngobrol untuk merencanakan merilis album kolaborasi Jepang dengan Indonesia.

Menyatukan musik tradisional dengan nuansa musik pop dalam mini album ini apakah tidak menjadi sebuah kesulitan?

Nah ini, bagi beberapa anak-anak muda mungkin banyak yang menganggap bahwa “musik tradisional” tidak bisa menyatu dengan kesan modern. Saat berada di Jepang, menyaksikan pertunjukan musik tradisional di sana justru Yumi menganggap ini sesuatu yang cukup keren. Dan inspirasi untuk menyatukan musik tradisional dengan musik modern di mini album ini juga datang dari beberapa pementasan musisi angklung yang berkolaborasi dengan musisi Jepang. Jika saat itu musisi tradisional Indonesia bermain untuk penyanyi Jepang, maka di mini album ini sebaliknya, musisi tradisional Jepang bermain untuk penyanyi asal Indonesia.

Bagi Yumi pribadi permainan musik tradisional justru pas dan cocok dengan musik sekarang, sama-sama bisa bersatu. Pada mini album ini juga membuktikan bahwa musik tradisional Shamisen bisa disatukan dengan musik modern dan membentuk sesuatu yang “wah”.

Foto dari Facebook Yumi
Foto dari Facebook Yumi

Dalam pembuatan mini album ini apakah ada pengalaman menarik?

Yang menarik dari pembuatan album ini saat menulis lirik. Di album ini liriknya langsung ditulis oleh Yumi bersama Kohei Sako. Untuk lirik berbahasa Jepang ditangani oleh Sako-san, dan lirik bahasa Indonesia ditangani oleh Yumi sendiri. Tapi anehnya saat dinyanyikan justru sering sekali lupa lirik bahasa Indonesia yang ditulis sendiri, malah lebih hafal lirik bahasa Jepangnya sampai di lagu berjudul “Next” juga begitu.

Untuk Sako-san sendiri, apa kesannya saat bekerja sama dengan Yumi pada mini album ini?

Saya kagum dengan suara dari Yumi karena suaranya yang kuat serta powerful. Selain itu naik-turun pitching suaranya juga sangat pas.

Bagi Sako-san apakah ada pengalaman menarik dalam pembuatan album ini?

Saat proses produksi dari mini album ini, waktu itu saya sedang berada di China. Meski sedang tidak di Indonesia maupun di Jepang waktu itu kami saling bertukar pikiran dan ide untuk mini album ini melalui Facebook. Saya memberi ide dari China, Ito-san saat masih di Jepang dan lalu Yumi mengirimkan rekaman suaranya dari Indonesia. Ini benar-benar sebuah mini album yang dibuat secara internasional.

Dan untuk Yumi, apa harapannya dari perilisan mini album ini?

Harapan Yumi semoga dengan adanya album ini Indonesia bisa lebih dikenal di Jepang, tidak sekedar Jakarta dan Bali saja yang dikenal namun bakat-bakat yang kita miliki juga semakin dikenal di Jepang.

Dimana para Yuminity bisa membeli mini album ini?

Untuk sekarang mini album ini hanya dijual secara direct selling saat Yumi manggung di event-event saja. Namun teman-teman bisa membeli secara online dan nanti kalau beli online Yumi yang langsung kirim ke kalian loh.

Biodata singkat

  • Nama: Yumi
  • Nama asli: Intan Kusuma Dewi
  • Hobi: Bernyanyi, menari, serta membuat lagu
  • Makanan Favorit: Gyudon, Karaage, serta Semur Jengkol (meskipun suka namun diakui tidak akan makan ini sebelum manggung).

KAORI Newsline | Teks dan Foto oleh Rafly N

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses