Publik Singapura saat ini sedang dihebohkan soal kasus yang terjadi di transportasi publik andalannya, yakni MRT. Skandal MRT Singapura ini terjadi karena ditemukannya retakan dan cacat produksi pada kereta SMRT seri C151A yang diproduksi oleh pabrikan asal Tiongkok CSR Sifang yang menyebabkan sekitar 26 unit kereta harus dikirim kembali ke Tiongkok untuk diperbaiki kembali.
Namun kembali ditemukan fakta mengejutkan. CSR Sifang diduga memalsukan data hasil tes ujicoba kereta saat dalam masa produksi. Isu ini berhembus kencang setelah ditemukan sebuah blog yang diduga di posting oleh bekas karyawan CSR Sifang dan berisi tentang pemalsuan data tersebut.
Dalam postingan di laman blog Sina yang diposting pada tanggal 4 Februari 2015 tersebut, diungkap bahwa CSR Sifang pertama kali melakukan tes pengujian kereta pada 11 November 2010. Dalam tes pengujian tersebut, diperoleh data asli yang kemudian tidak memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh Kawasaki Heavy Industries selaku supervisor sekaligus pemasok bodi kereta. Namun untuk mempercepat proses produksi, bagian urban rail division project berinisiatif untuk memalsukan data produksi yang kemudian data itu diberikan kepada Kawasaki Heavy Industries dan LTA, regulator transportasi darat Singapura.
Dalam postingan tersebut juga sang penulis sebagai orang dalam CSR Sifang mengakui bahwa dirinya ikut terlibat dalam kasus pemalsuan data tersebut. Penulis blog tersebut juga menyesal dan merasa bersalah karena memalsukan data yang berarti juga mempermainkan kualitas kereta, mengabaikan faktor keselamatan dan juga turut mempermalukan negara Tiongkok.
Namun sayangnya tak dijelaskan data dan parameter apa saja yang dipalsukan oleh CSR Sifang. Namun dalam postingan blog tersebut ditulis nama pegawai CSR Sifang beserta posisinya yang bertanggung jawab dalam skandal ini.