Menggemari kereta api menjadi hal yang sehat, tapi kalau sudah sampai tahap klepto?

Pernak-pernik di sepanjang jalur KA Hokkaido yang akan dinonaktifkan ternyata menjadi sasaran para pencurian di malam hari. Kepolisian Hokkaido dan petugas dari Hokkaido Railway Co. menuturkan bahwa sampai saat ini mereka belum bisa menangkap pelaku dari pencurian ini, namun mereka bisa menduga motif dari para pelaku ini.

Barang-barang yang terlihat sepele seperti papan penunjuk tarif KA bisa dijual secara online dengan harga yang menguntungkan kepada para-penggemar-berat-kereta-api dan para kolektor memorabilia perkeretaapian yang dikenal juga sebagai ‘Railroadania”.

“Beberapa penggemar kereta berani menawar untuk mendapatkan memorabilia dari stasiun dan jalur ka yang akan dinonaktifkan,” menurut seorang pemilik toko “Railroadania” di Hokkaido.

Petak Rumoi – Mashike di Jalur Rumoi, Jalur yang mempunyai sembilan stasiun dan membentang di sepanjang pesisir pantai di pulau utama yang terletak diujung utara negara Jepang ini telah diumumkan akan ditutup pada bulan Desember 2016. Pengumuman ini tak pelak memulai rentetan hilangnya pernak pernak di stasiun sepanjang jalur ini secara misterius. Seorang pegawai di Stasiun Mashike baru menyadari bahwa papan penunjuk tarif KA, setinggi 40 cm dan selebar 60 cm telah hilang, padahal papan penunjuk tarif KA ini sudah ditempelkan dengan baut dan mur pada dinding di dalam bangunan stasiun.

Salah seorang pegawai stasiun yang datang untuk menginspeksi stasiun di daerah Rumoi mendapati dua plakat nama stasiun yang terletak di area peron, masing masing berukuran tinggi satu meter dan lebar 20 sentimeter, telah raib digondol. Stasiun lain juga mengalami penjarahan plakat stasiun, di antaranya dua plakat dari Stasiun Shaguma di Mashike, tiga dari Stasiun Reuke, dan satu dari Stasiun Segoshi di Rumoi.

“Kita kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku penjarahan ini karena tidak ada saksi mata,” ujar seorang polisi senior Hokkaido. Keempat stasiun yang dijarah dalam keadaan terbengkalai dan tidak dilengkapi kamera pengawas. Salah seorang pegawai JR Hokkaido menuturkan jika perusahaannya sedang ditekan untuk mengalokasikan dana guna mencegah aksi pencurian serupa.

Hokkaido JR Agency Inc., salah satu group JR Hokkaido, menuturkan jika setiap tahun 20 sampai 30 dari 5000 plakat stasiun yang dipasang di pulau Hokkaido telah hilang dan sebagian besar dijarah. Para pencuri juga tergolong berani karena terbukti tidak hanya mengincar plakat stasiun, JR Hokkaido melaporkan bahwa plakat nama di atas kereta Hanamasu Night Express juga sudah hilang dicuri pada bulan April tahun lalu. Plakat nama kereta yang bernilai JP ¥ 131.000 (sekitar 14,5 juta rupiah) tampaknya dicuri saat kereta sedang berjalan dari Stasiun Sapporo ke Aomori. Selain itu, seperangkat peralatan audio broadcast di kabin masinis juga telah dicuri saat kereta sedang berhenti. Peralatan audio broadcast yang bernilai lebih dari JP ¥ 300.000 (sekitar 35 juta rupiah) ini hilang saat masinisnya sedang beristirahat saat kereta berhenti selama satu setengah jam di stasiun Rumoi.

Melonjaknya Harga Penjualan Online

JR sering mengadakan lelang pernak pernik kereta pada dekade 1980an, ketika banyak jalur yang dinonaktifkan pada saat privatisasi perusahaan kereta negara Jepang. Selanjutnya, JR Group juga masih mengadakan lelang pernak pernik kereta api walaupun sudah sangat jarang karena jumlah jalur yang dinonaktifkan memang sudah tinggal sedikit, termasuk JR Hokkaido dan jalur lainnya.

Seiring dengan rencana penutupan jalur di Rumoi – Mashike, harga jual dari pernak pernik jalur ini diperkirakan akan melonjak tinggi. Ribuan artikel tentang pernak pernik kereta, termasuk papan penunjuk nama kereta dan papan penunjuk perjalanan, telah tersedia di “Yahuoku!”, website lelang yang dioperasikan oleh Yahoo Japan Corp. Sebuah papan penunjuk nama kereta dari kereta tidur ekspress bisa dihargai senilai JP ¥ 2.190.000 (sekitar 240 juta rupiah).

“Plakat nama stasiun dan papan nama kereta adalah simbol dari adanya stasiun dan kereta tersebut.”, kata Kawashima, 65 tahun. “Untuk menanggulangi adanya pencurian, bagaimana jika pihak yang berwenang menyiapkan mekanisme untuk jual beli memorabilia jalur yang sudah dinonaktifkan tersebut secara legal,” tambahnya.

Badan transportasi kota Sapporo yang mengoperasikan jalur kereta bawah tanah juga sudah pernah mengadakan lelang secara online untuk memorabilia kereta api sejak tahun 2010. Tahun ini mereka menjadwalkan untuk melelang enam memorabilia yang terdiri dari plakat nama stasiun dan papan penunjuk jalan. Menurut salah satu pegawainya, papan nama kereta bawah tanah bisa dihargai minimal JP ¥ 1.000 (125 ribu rupiah) dan pernah terlelang dengan harga JP ¥ 61.000 (7,2 juta rupiah).

Tetapi, menurut pegawai JR Hokkaido, perusahaannya memiliki jumlah memorabilia yang terbatas untuk bisa dijual, sehubungan dengan sedikitnya jalur yang dinonaktifkan dan beberapa memorabilia juga sudah didonasikan kepada pemerintah setempat untuk dimuseumkan.

“Apa pun yang bisa kita jual, kita harap bisa dijual. Kita akan mempertimbangkannya (soal pelelangan),” tuturnya.

Cemplus Newsline by KAORI | Yonathan Kharisma

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses