Naik 1 Oktober, Berapa Besaran Kenaikan Tarif KRL Commuter Jabodetabek?

0
Konferensi pers PT. KCJ (Fasubkhanali)

Selama tiga tahun terakhir telah banyak peningkatan pelayanan yang dirasakan penumpang KRL Commuter di Jabodetabek. Dengan membayar mulai dari Rp2.000, masyarakat bisa menikmati Tetapi tidak banyak yang tahu bahwa tarif KRL tidak naik sejak tahun 2014. Hal ini menjadi masalah karena biaya operasional terus meningkat, penumpang terus meningkat, dan dana PSO (Public Service Obligation) tidak dipetik seperti daun kelor.

Memperhatikan hal tersebut, Kementerian Perhubungan mengeluarkan PM (Peraturan Menteri) nomor 35 tahun 2016 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation / PSO). Ada beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan dalam kenaikan tarif ini.

Ada tiga komponen dalam pembentukan tarif yaitu tarif operator, subsidi PSO, dan tarif penumpang. Tarif operator adalah besaran tarif yang ditentukan PT KCJ untuk memberikan layanan KRL sesuai mekanisme pasar. Sedangkan tarif penumpang adalah tarif yang dibayarkan saat masyarakat akan membeli tiket di loket. PSO adalah selisih yang diberikan untuk menutupi perbedaan tarif operator dengan tarif penumpang.

(KCJ)
(KCJ)

Sampai 30 September, KCJ mengenakan tarif operator sebesar Rp5.000 untuk 25km pertama. Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp3.000 sehingga penumpang hanya perlu membayar Rp2.000.

Nah mulai 1 Oktober, KCJ mengenakan tarif operator sebesar Rp6.250 untuk 25 km pertama, naik Rp1.250. Subsidi dari pemerintah naik menjadi Rp3.250 sehingga penumpang kini membayar tarif sebesar Rp3.000.

Perubahan lengkap dapat dilihat pada infografis di bawah ini.

Infografis rencana kenaikan tarif KRL Commuter
Infografis rencana kenaikan tarif KRL Commuter

Direktur utama PT KCJ M Nurul Fadhila menyatakan kenaikan tarif ini terjadi karena keterbatasan dana subsidi, sedangkan biaya operasional KRL terus meningkat. Zulkifli, Direktur Lalu Lintas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, menyatakan bahwa besaran PSO untuk tahun 2017 masih dalam tahap negosiasi sehingga belum jelas bagaimana kondisi untuk tahun depan.

Direktur Operasional KCJ Subakir menyatakan bahwa peningkatan tarif operator telah diiringi dengan peningkatan pelayanan. Salah satunya, penghapusan rangkaian formasi delapan kereta (SF 8). Saat ini di Jabodetabek telah beroperasi 15 rangkaian formasi 12 kereta (SF 12) dan sampai akhir 2016 ditargetkan akan mencapai 18 rangkaian SF 12.

Cemplus Newsline | oleh Kevin W dan Fasubkhanali

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses