Artikel ini juga tersedia dalam versi Bahasa Inggris
Sword Art Online merupakan seri anime yang tidak pernah ditayangkan secara resmi di stasiun televisi Indonesia. Meskipun begitu, seri anime ini berhasil meraih kepopuleran di kalangan penggemar anime di Indonesia, terutama di tingkat akar rumput. Ketika musim pertamanya ditayangkan di Jepang pada tahun 2012, popularitasnya meledak. Banyak penggemar yang kemudian ber-cosplay menjadi Kirito, Asuna, dan sejak tahun 2014, Sinon. Jauh setelah musim keduanya berakhir, berbagai kaos dan pernik tak resmi dari Sword Art Online tetap populer.
Kabar tentang acara pemutaran film Sword Art Online: Ordinal Scale secara bersamaan di seluruh dunia disambut dengan begitu hangat oleh para penggemar. Berdasarkan data kunjungan situs KAORI Newsline, hampir setiap berita mengenai Ordinal Scale berhasil mendominasi ranking traffic. Banyak penggemar yang kecewa ketika acara worldwide premiere film tersebut ditunda. Tiket untuk acara special premiere pertama yang digelar pada tanggal 25 Februari berhasil terjual habis, meskipun dipatok dengan harga yang cukup tinggi (Rp450.000,00).
Sebelum hadir secara resmi di bioskop, acara special premiere Ordinal Scale digelar kembali pada 4 Maret untuk tetap menjaga hype sebelum filmnya diputar secara reguler. Kami mendatangi acara premiere kedua tersebut dan seperti pada premiere pertama, semua tiket untuk kursi reguler (seharga Rp110.000,00) terjual habis.

Sejak pukul 1500, sudah terdapat antrian panjang dari para penggemar yang sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam bioskop. Sekitar pukul 1610, pintu bioskop dibuka. Penonton yang memegang tiket reguler memasuki ruangan terlebih dahulu, sedangkan penonton untuk kursi yang telah dipesan (termasuk tim kami) masuk belakangan. Setelah semua kursi terisi, sang host menyapa para penonton dengan perkenalan singkat dan memanggil beberapa cosplayer untuk maju ke depan.
Karena kasus “bocornya” rekaman film ini pada acara premiere di Malaysia, pihak CGV melakukan usaha ekstra untuk mencegah hal tersebut. Para penonton diharuskan untuk mematikan telepon genggamnya, kemudian memasukkannya ke dalam amplop. Amplop tersebut harus tetap tersegel hingga acara pemutaran selesai untuk mendapatkan bonus tambahan. Hal tersebut terasa sedikit kurang nyaman meskipun dapat dimaklumi.

Acara pemutaran film pun dimulai. Takarir (subtitle) berbahasa Indonesia yang digunakan dalam film ini secara umum cukup akurat bila dibandingkan dengan takarir berbahasa Inggris. Namun, takarir bahasa Inggris yang digunakan ternyata kurang akurat dengan beberapa kesalahan terjemahan yang mengubah makna kalimat asli dalam filmnya. Lebih lanjut, terdapat sembilan typo (salah ketik) dalam takarir bahasa Indonesia, salah satunya adalah kata “orang” yang ditulis menjadi “oragn”. Perlu dicatat bahwa takarir yang digunakan sudah cukup akurat dan tidak perlu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya hanyalah hal kecil.
Penonton yang hadir juga begitu bersemangat, dengan beberapa tepuk tangan di pertengahan film. Salah satu momen menarik dalam acara ini adalah ketika Kirito sedang bersama Asuna di atas ranjang, hampir semua penonton kompak bersorak. Lalu ketika Kirito mengalahkan beberapa lawannya, penonton juga ikut bertepuk tangan.
Pada akhir filmnya, terdapat satu hal yang mengganjal dalam ending credits-nya. Bagian ending credits, yang tampil dengan cukup bergaya dengan font Gill Sans, tiba-tiba terhenti, lalu kembali dilanjutkan dengan suara yang dimatikan.
Salah satu penonton bernama Randi yang diwawancarai oleh kru kami mengatakan filmnya begitu menyenangkan. Ia tidak memiliki waktu untuk mengikuti berbagai seri anime yang tayang saat ini karena sibuk dengan pekerjaannya, namun ia begitu ingat saat-saat ketika pertama kali menyukai Sword Art Online dan kemudian mulai membaca novelnya. Ia juga menyukai hubungan antara Kirito dan Asuna digambarkan dengan begitu baik

Di sisi lain, salah satu perwakilan CGV Cinemas yang diwawancarai oleh KAORI menjelaskan alasan penundaan pemutaran reguler film Ordinal Scale. Pihak CGV sebelumnya menjadwalkan untuk mulai memutar film ini secara reguler pada 9 Maret, sama seperti di Amerika Serikat. Namun mereka memutuskan untuk menunda hal tersebut karena jadwalnya bertabrakan dengan pemutaran judul film barat lainnya. Mereka kemudian memilih pilihan yang lebih aman dengan memutar film ini pada tanggal 24 Maret, dengan risiko akan berhadapan dengan jadwal pemutaran perdana film Power Rangers di Indonesia.
KAORI Newsline