PERHATIAN: ULASAN FILM INI MENGANDUNG SPOILER!
Setelah dijanjikan akan ditayangkan di 110 negara di luar Jepang, akhirnya film yang sangat populer di musim panas 2017, Uchiage Hanabi, Shita Kara Miru ka? Yoko Kara Miru ka? (Fireworks Should We See It From The Side or The Bottom) akan diputar juga di Indonesia pada tanggal 1 November 2017. Film ini dibawakan oleh Encore Film, yang sebelumnya juga sudah membawa anime-anime untuk bisa diputar di Indonesia.
Sejak diputarnya film anime ini di Jepang pada tanggal 18 Agustus 2017 lalu, sejumlah penggemar di Indonesia juga ikut nge-hype. Bukan hanya dari trailernya, di mana ditampilkanlah indahnya Nazuna sebagai sang Heroine utama, melainkan juga segarnya musim panas dengan artwork-artwork landscape khas musim panas yang sangat realististik, ditambah bumbu-bumbu cinta segitiga, dan yang tak kalah menarik adalah soundtrack-nya.
Soundtrack-nya sendiri dibawakan oleh Daoko, diva muda yang sedang naik daun di Jepang, dan Kenshi Yonezu, penyanyi solo kawakan yang sebelumnya sudah cukup sering membawakan lagu-lagu yang ngefeels banget. lagu “Forever Friends” di trailernya membuat drama film ini semakin terasa sangat Friendzoned. Perpaduan seiyuu-seiyuu yang dicomot dari aktor dan aktris yang sudah lama terkenal di dunia Box Office Jepang, yaitu Suzu Hirose dan Masaki Suda, membuat film ini nampak “seksi”. Yakin film ini sesuai gambaran dan ekspetasi kita di trailernya? Sebelum melihat ulasannya, berikut adalah sinopsis dari film ini:
“Cerita terjadi dalam sehari di sebuah musim panas. Sekelompok pemuda berencana menonton atraksi kembang api dari mercu suar, ingin tahu apakah kembang api itu bundar atau rata bila dilihat dari samping. Di tempat lain, Nazuna, sang idola kelas, meminta Norimichi, pemuda yang disukainya, untuk kawin lari. Apa nasib yang menunggu mereka di hari yang terus-menerus berulang ini?”
Plot cerita dari film ini hadir dengan sejumlah komedi-komedi ringan, yang saking ringannya membuat penonton bingung. Fokus utama dari film ini ternyata bukan dari drama romansanya, tapi hasrat dan keinginan dari Norimichi dan Nazuna sebagai karakter utama, harus terus diwujudkan sampai sempurna. Laki-laki yang baru puber dan menyukai teman sekelasnya, dan teman perempuannya yang kelewat puber dan diterpa banyak masalah keluarga menggambarkan jelas masalah sosial jaman sekarang. Tak ada cinta segitiga yang rumit di film ini. Masalah keluarga Nazuna sendiri juga tidak menjadi fokus cerita.
Lalu masalah dari film ini apa sebenarnya? Fokus dari Uchiage Hanabi adalah perputaran waktu, Norimichi harus membalikan waktu agar dia bisa dengan sukses membawa Nazuna pada keinginannya untuk kabur dari rumah. Bagaimana caranya Norimichi tetap ada di samping Nazuna.
Untuk bagian soundtrack, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, soundtrack Uchiage Hanabi ini feels-nya sangat kuat, dan tentu akan bisa sangat terasa jika menyatu dengan scene dari filmnya. Namun nyatanya, lagu tersebut tidak terasa feels-nya, tidak ada getarannya. Lagu Forever Friends, diputar saat Nazuna sudah mantap ingin bersama Norimichi, diputar saat mereka sudah akan berciuman sebagai simbol mereka pasangan yang abadi. Ya, tidak ada impact friendzone-nya sama sekali. Ditambah dengan konspirasi utama film ini, yang bahkan sudah dibuat sebagai bagian dari judulnya.
Terlepas dari plot ceritanya yang cukup mengecawakan, efek dan ilustrasi film ini sungguh luar biasa. Artwork pemandangan yang sangat realistik dan kemolekan Nazuna digambarkan sangat jelas dan cantik, efek CG-nya juga mulus, tidak mengganggu, percikan kembang api sungguh indah dan menyatu. Dalam soal artwork, Shaft patut untuk diberikan acungan jempol. Sepertinya, target dari film ini akan lebih baik dari versi live-actionnya sepertinya sudah cukup tercapai.
Jika melihat dari trailernya saja, Fireworks (Uchiage Hanabi) mungkin saja cukup menggoda untuk nonton berkali-kali. Namun setelah menontonnya, akankah filmnya pantas untuk ditonton berulang kali? Tentu jawaban ada pada diri masing-masing.
KAORI Newsline | oleh Ei. Penulis merupakan seorang karyawan swasta yang telah berpartisipasi dalam beragam penyelenggaraan event jejepangan di Jabodetabek dan sekitarnya.
Fireworks (Uchiage Hanabi) diputar mulai 1 November 2017 di jaringan bioskop CGV Cinemas Indonesia, Cinemaxx, dan sejumlah bioskop Platinum Cineplex.
Plot mengecewakan? Wkwk admin belajar lagi deh mahamin alur cerita. Anime ini punya alur yang perfect bagi yang ngerti karena sebenernya semua udah dijelasin dari mulai opening sampe ending nya kalo bener2 nyimak, opening di awal sama ending nya berhubungan banget sama inti cerita. Ngeposting panjang lebar kirain si admin ngerti ceritanya rupanya sama aja sama penonton2 males mikir yg Laen.
oke, boleh tolong jelasin ga soalnya gue juga bingung? apa sepanjang movie ini cuman ‘what if’ doang? dari awal sampai akhir? dan pada akhirnya karena bolanya hancur semuanya balik ke plot yang paling awal, yang bahkan ga ada di movienya?
ceritanya kopong. gue setuju kok ama writernya.. klise, dan terkesan dipaksain. lagian meskipun hype, nyatanya score myanimelistnya 6.55, artinya writer gak salah dong. lagian gak cuma dia doang yg bilang ‘kopong’. tau dah yang ngerti.. tapi jangan underestimate dong
sadai nya film ini cepat keluar zizen yang baru nya
mudah mudahan keluar zizen yang selajut nya