Lanjutan dari halaman sebelumnya.

Videtra Reynaldi (The Indonesian Anime Times)

© Hajime Kamoshida, Kiseki Himura / JB Production Committee

Tiada masa paling indah… Masa-masa di sekolah

Tiada kisah paling indah… Kisah-kasih di sekolah

– Chrisye, Kisah Kasih di Sekolah

Di saat murid-murid kelas 3 SMA sibuk dengan ujian akhir sekolah serta menentukan universitas untuk masa depannya, Eita Izumi justru sibuk beradaptasi dengan lingkungan barunya setelah pindah sekolah. Di sini, Eita tidak hanya bertemu dengan kawan-kawan lamanya, namun sekaligus memastikan kembali apakah perasaan yang dia miliki terhadap seseorang di masa lalu masih bersemayam di hatinya atau tidak.

Menggaet Kiseki Himura sebagai Original Character Designer dan studio animasi Pine Jam, Just Because! menyajikan sebuah perjalanan romansa yang pelan tapi pasti, berbeda dengan Getsuyoubi no Tawawa yang sebelumnya dikerjakan oleh kedua pihak yang sama. Sebagai anime yang memiliki segelintir karakter utama, hubungan antar karakter sangatlah krusial dalam anime ini, dan Just Because! berhasil melakukannya dengan baik. Hubungan Eita dan Haruto sebagai rekan sejawat tim bisbol sekolah disuguhkan sebagai pembuka dan penutup perjalanan Eita selama 1 tahun bersekolah di Kanagawa, bertemu dengan orang-orang baru serta kenalan lama.

Selain itu, salah satu sorotan utama dalam aspek hubungan antar karakter anime ini adalah hubungan Eita dengan Komiya. Berawal dari Komiya meminta Eita untuk menjadi model lomba fotografinya, Komiya perlahan-lahan membangun perasaan untuk Eita, di mana di pertengahan menuju akhir acara Eita harus memilih antara Komiya atau Natsume. Walaupun di awal-awal interaksi Komiya terhadap Eita terasa dipaksakan seolah Komiya hanya berfungsi sebagai “plot device”, pada akhirnya Komiya berkembang menjadi “potential love interest” bagi Eita. Ini secara tak langsung berpengaruh juga kepada Eita, yang pada akhirnya berhasil melepaskan sifat pasifnya dan memutuskan siapa yang dia pilih di akhir anime ini. Terlepas dari segitiga Eita-Komiya-Natsume, Morikawa dan Haruto juga turut diberikan kredit, sebagaimana Morikawa pada akhirnya sanggup memberikan jawaban yang jelas untuk dirinya sendiri setelah sebelumnya penuh dengan kebimbangan.

Selain karakterisasi yang kuat, visual dari Just Because! juga patut diacungi jempol. Terlepas dari animasi yang terkadang terasa kaku di beberapa adegan, penggambaran latar belakang di Just Because! cukup nikmat dipandang berkat kombinasi warna pastel yang lembut. Palet warna yang digunakan dalam Just Because! mungkin terasa semu, tapi warna tersebut cocok untuk melambangkan musim dingin yang digambarkan di awal-awal cerita.

Jika Anda sedang mencari anime bertemakan high school romance dengan character development yang solid, Just Because! dapat menjadi pilihan Anda. Kombinasi alur cerita yang pelan namun pasti, karakter yang variatif, dan lagu pembuka yang catchy membuat anime ini menjadi salah satu anime “underdog” musim gugur 2017.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses