Sejak Selasa (3/4) pegawai SNCF, perusahaan kereta api nasional Perancis melakukan mogok kerja besar-besaran yang direncanakan akan berlangsung hingga tiga bulan. Mogok kerja ini membuat kereta api Perancis lumpuh dan dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian Perancis.
Setidaknya, setiap hari sebanyak lebih dari 4 juta orang yang menggunakan layanan KA. Selama terjadinya pemogokan kerja ini, terjadi kepanikan di stasiun dan calon penumpang kebingungan mencari alternatif transportasi lain. Menurut SNCF, layanan kereta cepat TGV yang beroperasi hanya sejumlah 12 persen dari jadwal seharusnya, sedangkan kereta reguler antar wilayah hanya 20 persen yang beroperasi. Tak hanya layanan KA SNCF yang terganggu, layanan KA yang dikelola oleh Eurostar dengan tujuan Inggris dan Jerman pun turut terdampak.
Baca juga: Dinilai Merugikan, Proyek Jalur Kereta Cepat Perancis Dibatalkan.
Aksi mogok kerja ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana pemerintahan Emmanuel Macron yang menghendaki penghapusan status khusus pegawai KA. Status khusus tersebut adalah status pegawai seumur hidup untuk pekerja sektor perkeretaapian.
Pemerintahan Macron menganggap kebijakan status khusus itu sudah tidak layak dipertahankan seiring dengan globalisasi dan otomatisasi sistem. Selama ini, status tersebut berlaku karena sektor perkeretaapian dianggap salah satu pilar ekonomi, infrastruktur dan pelayanan publik Perancis.
Selain itu, para pegawai juga menolak ide swastanisasi SNCF. Tak hanya itu, setidaknya SNCF masih menanggung hutang sebanyak 46.6 Miliar Euro. Disinyalir pembangunan kereta cepat yang berbiaya tinggi menjadi penyebab menggunungnya hutang SNCF, selain itu biaya operasional SNCF juga lebih tinggi 30 persen jika dibandingkan dengan perusahaan KA lain di Eropa.
Cemplus Newsline by KAORI