Mengintip Kompetisi BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018

0
genesis cup

Di tengah pesatnya popularitas eSports dewasa ini, game musik rhythm juga turut diramaikan dengan rangkaian kompetisi, baik yang berskala lokal maupun internasional. Salah satunya adalah lini game rhythm BEMANI dari Konami, yang terkenal dengan game-gamenya seperti Dance Dance Revolution hingga Drummania. Pada 15 Desember 2018 lalu, BEMANI cabang Asia mengadakankan kompetisi BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018. Kompetisi ini diselenggarakan di MBK Center, Bangkok, Thailand, dan diikuti oleh sejumlah pegiat game rhythm Bemani dari 4 negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura.

Dalam BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018 dipertandingkan game Sound Voltex 4 “Heavenly Haven”, GITADORA: EXCHAIN (Drummania) dan Dance Dance Revolution Ace. Masing-masing negara mengutus 2 atlet atau peserta untuk mempertandingkan masing-masing game, dengan total jumlah peserta sebanyak 24 orang. Pemenang dari masing-masing turnamen mendapat kesempatan untuk menghadiri perhelatan Japan Amusement Expo (JAEPO), yang akan diselenggarakan pada 25 – 27 Januari 2019, bertempat di Makuhari Messe, Chiba, Jepang, dan juga hadiah uang tunai. Tak lupa, pengunjung juga bisa mencoba bermain Dancerush Stardom.

Kontingen Indonesia diwakili oleh 6 atlet yang terdiri dari Dwi Budi dan Adamas yang berlaga di game Sound Voltex 4 “Heavenly Haven”, Lutfhi Karim dan Rafi Asdom yang berlaga di game Dance Dance Revolution Ace, dan juga Jozzu dan Sandy X&Y yang berlaga di game GITADORA: EXCHAIN (Drummania). Keenam atlet ini terpilih melalui sesi pre-qualifier turnamen Genesis Cup: Road to Infinity yang diselenggarakan pada 11 Oktober 2018 hingga 11 November 2018 lalu.

genesis cup

Selama kompetisi, para kontingen Indonesia telah menunjukkan kualitasnya di kancah Asia Tenggara. Dwi Budi, Adamas, Asdom, dan Sandy berhasil melaju ke babak semifinal dari pertandingan game yang mereka ikuti. Mereka bersanding dengan jago-jago BEMANI dari Asia Tenggara seperti Saran Nantarat dari Thailand, Kristian Ibanez dari Filipina, hingga Hanbin dari Singapura. Tentu saja para jago-jago BEMANI Indonesia tidak kalah dengan rekan-rekannya di Asia Tenggara, apalagi 2 kontingen Indonesia berhasil merebut gelar juara, yaitu Dwi Budi yang menyabet gelar juara 2 dalam lomba Sound Voltex 4 “Heavenly Haven”, dan Rafi Asdom yang menyabet gelar juara 3 dalam lomba Dance Dance Revolution Ace. Di lain pihak, Filipina dan Singapura tampak mendominasi kompetisi, terlihat dari keduanya masing-masing berhasil menyabet 3 gelar juara. Adapun Thailand sendiri selaku tim tuan rumah berhasil menyabet 1 gelar.

Berikut adalah para juara dari BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018:

Sound Voltex 4 “Heavenly Haven”:

  • Juara 1: Saran Nantarat (Thailand)
  • Juara 2: Dwi Budi (Indonesia)
  • Juara 3: Nathaniel Teh (Singapura)

GITADORA: EXCHAIN (Drummania):

  • Juara 1: Kenneth Hanbin Cai (Singapura)
  • Juara 2: Nu’Aim Dahlan (Singapura)
  • Juara 3: Peter Mendres (Filipina)

Dance Dance Revolution Ace:

  • Juara 1: Kristian Ibanez (Filipina)
  • Juara 2: Bob Chester Ines (Filipina)
  • Juara 3: Rafi Asdom (Indonesia)

Bukan Tanpa Masalah

Ajang BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018 meninggalkan beberapa catatan yang perlu dievaluasi, khususnya bagi iklim kompetisi BEMANI se-Asia Tenggara ke depannya. Tentu saja perhelatan ini bukannya tanpa masalah. Sejumlah masalah sempat menghantui ajang BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018, seperti kinerja EO setempat yang kurang memuaskan, termasuk sejumlah bracket turnamen yang berantakan. Hal ini sempat diutarakan oleh Jozz, peserta lomba GITADORA dalam laman Facebooknya. Masalah lain adalah fasilitas live streaming pertandingan yang ditayangkan langsung di laman Facebook BEMANI Asia. Dalam live streaming tersebut, terdapat sejumlah hal-hal mengecewakan seperti sound yang buruk, ataupun penayangan lomba GITADORA yang tidak menyertakan screen capture, hingga membuat para penonton streaming nyaris hanya “menonton punggung.”

Berikut adalah video streaming BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018:

BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018 sendiri awalnya direncanakan untuk diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada awal bulan Desember, dengan nama Genesis Cup: Road to Infinity. Namun belakangan pihak Konami malah memutuskan untuk memindahkan lokasi turnamen ke Thailand, dalam waktu kurang dari sebulan. Namun terlepas dari kekurangannya, ajang BEMANI esports Championship Southeast Asia 2018 telah terselenggara dengan sukses, dan bahkan pihak EOpun juga bersedia menerima feedback untuk perbaikan ke depannya.

Jalan Masih Panjang

Para kontingen Indonesia, Photo by Joshua Pamintori

Terlepas dari sejumlah masalah yang terjadi selama perhelatan acara, para kontingen Indonesia telah memperlihatkan kualitasnya di kancah BEMANI se-Asia Tenggara. Tercatat 4 dari seluruh kontingen Indonesia berhasil melaju ke babak semifinal, dan 2 di antaranya berhasil meraih gelar juara. Meskipun begitu, jalan mereka di kancah BEMANI internasional masih cukup panjang mengingat para kompetitor dari ketiga negara lainnyapun juga menunjukkan kemampuan yang sangat mumpuni. Tercatat Singapura berhasil meraih 3 gelar juara, termasuk gelar juara 1 dan 2 di lomba GITADORA, dan Filipina juga berhasil meraih 3 gelar juara, termasuk gelar juara 1 dan 2 di lomba Dance Dance Revolution Ace. Di lain pihak, Thailand sebagai tuan rumah hanya berhasil meraih 1 gelar juara, namun gelar tersebut adalah gelar juara 1 di lomba Sound Voltex.

Dengan level Asia Tenggara yang cukup tinggi, tentu saja ini menjadi PR yang besar bagi para pegiat BEMANI di Indonesia untuk bisa menaikkan level mereka, hingga akhirnya bisa lebih baik lagi, bahkan di tingkat internasional. Seperti, akankah Indonesia suatu saat bisa turut berlaga dalam Konami Arcade Championship di Jepang? Kita tunggu saja.

KAORI Newsline | Photo & video courtesy of BEMANI Asia | Additional photo courtesy of Joshua “Jozz” Pamintori

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses