Mengawali tahun 2020 lalu, adaptasi film anime Josee, the Tiger and the Fish atau dikenali juga Josee to Tora to Sakana-tachi adalah salah satu film yang saya telah nantikan sekali. Sayangnya film ini sempat ditunda dan diundur menjadi akhir tahun 2020 di Jepang.
Setelah lama tidak mendengarkan kabar film ini, saya sempat terkejut dan berbahagia bahwa pihak Feat Pictures bersama Purple Plan rupanya turut membawakan film ini di Indonesia pada bulan Mei 2021. Walau sempat ditunda beberapa minggu, namun rasa keinginan saya untuk menonton film ini masih kuat dan akhirnya saya menyempatkan waktu saya untuk menonton film ini. Apakah film Josee, the Tiger and the Fish dapat menjadi pilihan tontonan #Kaoreaders? Mari simak ulasan berikut ini.
Premis Cerita
Film Anime Josee, the Tiger and the Fish menceritakan hubungan Tsuneo dan Josee. Tsuneo merupakan seorang mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikannya dan punya impian untuk melanjutkan pendidikannya guna mencapai apa yang ia sangat impikan sejak dini dengan melanjutkan studi di salah satu universitas di Meksiko. Sedangkan Josee adalah gadis muda yang jarang keluar rumah akibat kondisi fisik yang ia miliki saat ini, namun dengan keterbatasan itu ia masih memiliki mimpi untuk melihat dunia luar dan menggambarkan dunia tersebut dalam kanvas miliknya. Pertemuan keduanya diawali ketika Tsuneo bertemu nenek Josee yang sedang membawanya keluar untuk jalan pagi.
Dari kejadian tersebut, Tsuneo mendapatkan kesempatan bekerja paruh waktu untuk menjaga dan menuruti permintaan Josee. Kesempatan itu adalah berkah dan keluh kesah baru yang akan menemani hidup perkuliahan Tsuneo. Walaupun begitu ia tetap menggambil pekerjaan tersebut demi mencapai impiannya untuk melanjutkan studi di Meksiko. Seiring waktu pekerjaan ini akan mempererat hubungan antara Tsuneo dan Josee secara tidak langsung. Akan tetapi, suatu saat terjadi kejadian yang tidak terduga menimpa keduanya, mampukah mereka mempererat hubungan ini ataukah hubungan ini hanya karena pekerjaan yang diberikan saja?
Pertemuan Yang Tidak Terduga Menjadi Hubungan Yang Indah
Pertama kali film dimulai, penonton akan diceritakan terlebih dahulu dunia Tsuneo Suzukawa yang merupakan mahasiswa dengan kegemarannya dalam menyelam di laut dan ikan-ikan di dalamnya. Ia berimpian untuk meneruskan studinya di salah satu universitas di Meksiko guna melihat kembali ikan langka yang ia sukai sejak kecil. Melihat lensa dunia Tsueno, penonton disajikan Tsuneo adalah mahasiswa sederhana dengan impian besar sehingga ia harus bekerja keras sebaik mungkin baik dari finansial dan kuliahnya.
Namun dunia Tsuneo akhirnya berubah ketika ia bertemu dengan perempuan yang “terjatuh” dari kursi rodanya sewaktu pulang. Perempuan itu bernama Josee. Pertemuan tidak terduga itu ternyata memberikan Tsuneo sebuah kesempatan untuk bekerja sebagai pembantu Josee di rumah dan menjaganya. Bayarannya juga cukup lumayan sehingga Tsuneo menyetujuinya. Seperti cerita klasik pertemuan yang tidak terduga ini tentu memberikan perselisihan di awal dan momen kesal satu sama lain. Sempat saja Tsuneo ingin segera mengakhiri pekerjaan ini dan mencari yang dapat memberikannya ia kegembiraan setidaknya dalam bekerja. Namun pada detik itu Tsuneo menemukan hal indah dari Josee walau dengan keterbatasannya.
Film ini kembali mengingatkan saya dengan selalu bahwa impian itu penting dan kita harus meraihnya. Baik itu Tsuneo, rekan-rekannya, ataupun Josee sendiri. Walau terkadang impian itu pasti mengalami suatu hambatan yang tidak kita sukai di tengah jalan, namun demi impian akhir itu kita akan terus melangkah. Berbagai hambatan dilalui oleh Tsuneo dan Josee. Bagi saya hambatan ini sangat memberikan kesan yang tertanam dalam diri saya ketika menonton, karena saya sangat merasakan hal itu pada kehidupan saya. Namun saya sangat menyukai pola pikir dan argumentasi mengapa mereka tetap harus dapat melangkah maju walau dalam keterbatasan yang ada. Karena itu kerap saya selalu merasa ingin menonton lagi film ini suatu saat, banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil terutama dalam mencapai impian saya.
Tanpa memberikan spoiler lebih lanjut mengenai film ini, film ini ingin menyampaikan bahwa dunia itu luas dan tidak semua di dunia ini dibuat untuk keinginan seseorang. Baik itu Josee ataupun Tsuneo, terkadang dunia dapat terasa jahat layaknya seekor “harimau” dalam hutan dan indah seperti seekor “ikan” yang berenang di lautan.
Ikatan Kuat Antara Karakter
Sebagai film yang berfokus pada premis menggapai impian, perkembangan karakter di sini digambarkan dengan sangat baik sekali dari visual dan ceritanya. Sebagai contoh, Josee adalah salah satu karakter yang sangat terasa perubahannya. Pada saat bertemu Tsuneo, ia terasa seperti sosok perempuan yang selalu ingin sesuatu dengan cara apapun, namun seiring waktu ia menjadi perempuang periang yang ingin mencoba dengan kemampuan yang ia miliki saat ini. Namun saya merasakan perkembangan ini tidak hanya berlangsung pada karakter utama melainkan sampingan juga. Salah satunya adalah teman terdekat Tsuneo yaitu Hayato Matsuura. Saya sempat merasa ia adalah salah satu orang yang mungkin tidak terlalu berperan sekali dalam film ini, walau ia tampil sesekali namun ia adalah sosok karakter sampingan yang sangat terkesan apalagi pada akhir film ini.
Cerita sederhana namun berkesan dengan perkembangan karakter yang baik ini semakin bagus ketika dipadukan oleh visual indah buatan Studio Bones.
Visual Indah oleh Studio Bones
Salah satu poin tambah ketika menonton film ini adalah visual. Ya, dengan sejarah yang cukup baik, studio Bones mampu membawakan segala hal yang terbaik dalam studio ini menjadi karya indah untuk dilihat. Mulai dari visual lingkungannya hingga detil karakter di sini membuat dunia film ini terasa hidup. Dalam pemandangan ini, penonton selalu disajikan pandangan dunia dari sisi Tsuneo dan juga Josee. Di mana masing-masing memiliki keindahan dan kesedihan sendiri. Visual tersebut tergambarkan dengan baik sebagai contoh ketika penonton disajikan pandangan dunia Josee, kerap penonton diperlihatkan bagaimana beberapa orang bereaksi kepada orang yang memiliki keterbatasan baik itu dalam sisi positif ataupun negatif. Dari orang yang mengeluh karena Josee hanya memperlama mereka hingga orang yang siap membantunya di manapun. Dari sisi inilah kita dapat melihat ini adalah dunia yang kita tempati, karena setiap orang disini saling memperlihatkan emosi dan ungkapannya walau memang sekilas namun kita menyadari bahwa interaksi itu telah memberikan kesan sendiri bagi penonton kepada karakter.
Kesimpulan
Sebagai salah satu adaptasi film anime yang telah saya tunggu sejak tahun lalu, film Josee the Tiger and the Fish adalah salah satu film anime yang mampu membuat saya bersedih dalam ceritanya. Tidak banyak anime yang dapat membuat saya tersedih dan tersentuh oleh ceritanya apalagi dengan cerita yang sangat singkat, namun film ini adalah salah satunya. Momen sedih itu sangat terasa sekali karena saya telah melihat kedua dunia karakter di sini. Tak lupa juga film ini didukung oleh visual dan musik yang sangat bagus sehingga dunia-nya pun terasa indah dan berkesan.
Sebagai orang yang belum mengetahui cerita orisinal awalnya dan adaptasi sebelumnya, hanya dengan menonton adaptasi film anime ini saja telah membuat saya ingin lebih mengentahui lagi cerita Tsuneo dan Josee sendiri terutama masa lalunya. Masa lalu kedua karakter di sini memang tidak dijelaskan dengan detil, namun dengan keterbatasan itu film ini juga mampu memberikan saya rasa iba terhadap kedua karakter. Karena itulah saya semakin ingin mengenali kedua karakter ini. Salah satu momen yang berkesan sekali bagi saya adalah momen mendekati akhir film ini, ketika keputusasaan itu menghancurkan impian yang kalian miliki. Pada saat itu sayapun merasakan sekali apa yang dikatakan Josee dan Tsuneo. Bahwa impian terkadang terlihat seperti balon merah yang tersangkut di atap rumah. Namun bukan berarti impian itu akan selamanya tersangkut, dengan usaha keras dan kegigihan apapun pasti akan tercapai dalam kondisi apapun. Entah pada saat itulah saya merasakan tangisan dan bulu kudu saya berdiri.
Terlepas cerita yang menyentuh itu, ada beberapa hal yang saya pribadi kurang sukai memang, seperti akhir cerita dalam film ini yang “aneh” dalam mengakhirinya dan terasa seperti terburu-buru tanpa ada makna jelas atas aksinya. Namun bagi saya hal itu sangatlah minor, bila di saat bersamaan penonton juga disajikan oleh aftercredits yang dapat memberikan rasa bahagia atas hubungan kedua karakter ini.
Pada akhirnya, film Josee the Tiger and the Fish adalah salah satu film anime dengan ciri khas uniknya sendiri walau dengan cerita yang sederhana. Visual yang indah dan cerita yang sangat terfokus pada pencapaian impian ini dapat memberikan kenangan spesial bagi penonton apalagi yang sedang merasa binggung dalam meraih mimpinya. Walau beberapa adegan dapat dengan mudah ditebak dan beberapa juga sedikit aneh, hal itu tidak terlalu mengganggu karena banyak hal yang ditampilkan juga merupakan pandangan salah satu karakter dalam melihat sekitarnya baik itu Josee maupun Tsuneo sendiri. Sehingga saya akan sangat merekomendasikan menonton film ini selagi tayang di Indonesia, terutama bagi kalian yang tengah mencari pasangan disabilitas film anime orisinal dengan tema romansa.
Kelebihan
- Cerita sederhana namun tetap dapat memberikan kesan yang tidak terlupakan bagi penonton.
- Visual yang sangat wah sekali untuk dilihat!
- Musik yang khas dan spesial dari Eve untuk membawakan suasana dalam film ini.
Kekurangan
- Secara pribadi akhir cerita yang agak “aneh” bagi saya.
Karya asli | Cerita pendek karangan Seiko Tanabe (1985). |
Judul lain | Josee to Tora to Sakana-tachi ジョゼと虎と魚たち |
Pengisi suara | Taishi Nakagawa sebagai Tsuneo Suzukawa. Kaya Kiyohara (Taifuu no Noruda) sebagai Josee. Yume Miyamoto (Tamayomi, SSSS.Gridman) sebagai Mai Ninomiya. Kazuyuki Okitsu (Danmachi, Gintama) sebagai Hayato Matsuura. Lynn sebagai (Haifuri, Mayoiga) Kana Kishimoto. |
Sutradara | Koutarou Tamura (Kodomo no Jikan, Space Dandy). |
Penulis Naskah | Sayaka Kuwamura. |
Desainer Karakter | Haruko Iizuka (Accel World, Little Busters!). |
Desainer Konsep | Loundraw (Tsuki ga Kirei, I Want to Eat your Pancreas). |
Lagu Penutup | “Ao no Waltz (蒼のワルツ)” oleh Eve |
Studio | Bones (Carole & Tuesday, Show By Rock!!). |
Situs resmi | https://www.joseetora.jp/ |
@joseetora_movie | |
Tanggal Rilis | 19 Mei 2021. |
KAORI Nusantara | Oleh Cakra Bhirawa