Apakah kalian punya judul doujin yang ingin digarap? Apakah ada circle/author yang pengen kalian recolor/terjemahkan?
K: Kalau dari saya sendiri, tidak ada artist, circle, atau author tertentu yang ditunggu rilisannya. Tetapi kalau ada seri yang lagi naik daun seperti Arknights atau Blue Archive, itu akan saya pakai buat mendongkrak popularitas circle saya. Tetapi kalo artist favorite itu Fummy. Saya pernah mengerjakan serinya dia, bahkan sampai ada 1 doujinshi-nya yang saya beli sendiri karena suka banget sama karakternya, yang doujinshi-nya Laffey dari Azur Lane.

R: Ada 1 artis yang pengen banget saya recolor, namanya artisnya itu Jorori. Gambar dia itu bagus banget. Saya pernah mencoba untuk recolor 1 halamannya dia sampai 6 jam, dan hasilnya sangat satisfying. Jorori itu salah satu artist yang art-nya sangat detil dan sangat worth untuk di-recolor.

Ketika kalian menggarap commision tersebut, kalian merasa “horny” gak sih?
R: Mungkin pas awal-awal merintis iya, tetapi semakin ke sini justru nggak. Karena ketika kami sudah membuka Photoshop, mood saya sudah berubah menjadi mood kerja. Alhasil kita bisa lebih fokus untuk menyelesaikan garapan tersebut tanpa memikirkan yang aneh-aneh.

K: Secara profesionalitas, saya sendiri kalau sudah masuk meja kerja ya langsung fokus untuk kerja. Tetapi kita juga manusia, terkadang kita juga bisa “horny“. Biasanya langsung “dihajar” dulu biar bisa fokus kerja lagi.

Terus bagaimana reaksi orang-orang terdekat tentang pekerjaan Anda?
R:  Kalau dari saya itu ada yang tau, terutama dari keluarga besar, tetapi mereka itu tahunya saya me-recolor komik-komik biasa kayak komik Marvel begitu, bukan yang “oho-oho.”

K: Untuk sesama temen degenerate itu banyak yang tau. Tetapi untuk keluarga, cuman kakak laki-laki saja yang tau dan kebetulan orangnya itu tidak peduli, jadi tidak ada masalah.

Apa tanggapan kalian terhadap orang yang membagikan hasil commision kalian?
R: Kalau untuk sekedar senang-senang saja sih ya saya tidak masalah, tetapi kalau sudah untuk komersial, ya secara pribadi saya kesal juga sih.

K: Jawabannya hampir sama dengan R, ya selama untuk tidak dikomersilkan tidak masalah, walaupun saya tahu ironisnya yang saya kerjakan itu punya orang lain juga.

Terus apakah kalian pernah diminta untuk men-takedown proyek kalian dari authornya langsung?
K: Hampir tidak pernah, tetapi justru saya pernah diminta langsung untuk menerjemahkan komik secara resmi dari authornya, ya dari Indonesia ke bahasa asing tadi. Kalau di-takedown itu bukan dari artist-nya, tetapi dari pihak penerbitnya (f*kku). Biasanya kalau ada proyek kita yang udah terbitkan di situs-situs seperti itu, terus kemudian ada terbitan resmi dari f*kku, proyek kita langsung di-takedown oleh mereka.

Di kolom komentar garapan kalian itu selalu terjadi perdebatan yang unik, yakni perdebatan tentang fetish. Bagaimana tanggapan kalian?
R: Perdebatan mereka itu lebih lucu dibanding debat politik.

K: Tanggapan saya ya aneh aja gitu. Saya kira yang ribut-ribut tentang hal tersebut hanya terjadi di media sosial twitter saja, ternyata di situs seperti itu banyak sekali. Terkadang ada juga member tertentu yang suka banget komentar aneh-aneh kalo kami lagi garap doujinshi Netorare. Kalau di komik vanilla malah ada komentar yang nanya “kok tidak ada Netorarenya?”, kan dia masuk salah kamar ya. Sering banget mereka mendebatkan suatu hal yang tidak perlu didebatkan.

Apakah kalian bakal tetep lanjut ngegarap proyek seperti ini di masa depan, atau takut isolop?
K: Saya sendiri ingin mencoba menjadi staf one-man army seperti R. Jadi saya dulu pernah mencoba menerjemahkan 1 doujinshi sendiri untuk dipublikasikan. Nah terus cara saya belajar berbahasa Jepang itu secara ototidak dengan metode “immersion”, yakni seringkali untuk mengkonsumsi segala hal yang berbau jejepangan dalam bahasa aslinya, sehingga menjadi terbiasa nantinya.

S: Karena saya sendiri juga kuliah ya, jadi kalau udah masuk semester terakhir, paling saya hanya mengambil satu garapan saja perbulan. Kalau soal isolop saya juga tidak terlalu takut, dan sebenarnya pekerjaan seperti ini mempunyai potensi untuk dijadikan pekerjaan full time di masa mendatang.

Apa tanggapan fans kalian di media sosial tentang pekerjaan kalian?
R: Untuk fanspage kami yang sekarang, yang sharing doujin, itu udah beberapa bulan terakhir kurang aktif soalnya saya sibuk juga. Apalagi one man army, jadi gak sempet recolor buat di-post di fanspage. Kalo Fanspage-nya K itu lebih aktif.

K: Kalau buat fanspage SPDSD dan DKKMD itu khusus untuk translation saja. Di situ cuma sharing dan membuat meme buat untuk mempromosikan rilisan baru.

Ada salam buat fans?
S : Yap, kalo saya merilis proyek saya, selalu dukung terus. Anda mengklik tombol “Favorite” di proyek yang saya garap itu sudah moodbooster banget.

K: Salam untuk penggemar ya? Tidak ada namanya dosa itu ditanggung siapa, karena dosa kalian ditanggung sendiri. Sampai jumpa ya di neraka wkwkkwkw.


Jadi, menerjemahkan karya-karya seperti ini ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan di bawah permukaan yang cerah ini, terdapat para pahlawan devisa yang membantu perekonomian negara. Kita tahu pekerjaan mereka tidaklah umum, namun pekerjaan mereka juga tidaklah mudah untuk sampai di titik seperti ini.

Hiraukan cemooh tetangga, dan balas dengan dollar di tanganmu.

KAORI Newsline | Wawancara dan teks oleh Reza Lamunedo, Tanto, dan Kevin W | Sumber klip: video pribadi

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses