Laporan Acara Utsuru 7,5: Tetap Ramai Meski Komunitasnya Berkurang

0
utsuru malang

Pada bulan Oktober 2022 lalu, event organizer Japan Culture Daisuki (JCD) kembali mengadakan acara gathering komunitas jejepangan Malang Utsuru 777 di Rooftop Mall Dinoyo, Malang. Sayangnya, acara ini tidak dapat diadakan secara maksimal karena ditariknya izin keamanan oleh kepolisian pasca tragedi Kanjuruhan. Beberapa konten acara harus dipotong. Tajuk acara juga berubah dari gathering komunitas menjadi acara penggalangan dana untuk para korban tragedi Kanjuruhan. 

Saat penyelenggaraan acara Utsuru 777, JCD mengatakan akan kembali mengadakan “Utsuru yang sebenarnya” dalam waktu dekat. Pada hari Minggu (29/1) lalu, JCD akhirnya memenuhi janjinya dengan mengadakan acara Utsuru 7,5, masih di Rooftop Mall Dinoyo, Malang. Utsuru inilah yang disebut panitia sebagai Utsuru dengan format sebenarnya. Tidak ada konten yang dipotong, musik dapat dimainkan tanpa batasan, dan acara dapat diselesaikan pada malam hari. Namun sebenarnya, bagaimana penyelenggaraan acara dari “Utsuru yang sebenarnya” ini? 

Lebih Ramai Dari Dugaan

Meskipun Utsuru kali ini merupakan “Utsuru yang sebenarnya”, banyak yang memperkirakan animo pengunjung tidak akan sebesar biasanya. Acara ini diadakan pada hari yang sama dengan acara-acara lain di Surabaya. Cuaca di kota Malang juga tengah tidak bersahabat. Saat technical meeting dengan komunitas KAORI Nusantara Malang, Alvin dari tim JCD mengatakan jumlah pengunjung pada Utsuru 7,5 ini diperkirakan tidak akan sebanyak biasanya. 

Diluar perkiraan, acara Utsuru ini ternyata tetap dipadati pengunjung. Meskipun hujan turun sekitar pukul 12.30, pengunjung tetap datang memadati acara ini hingga malam hari. Menurut salah satu panitia, Nizar, jumlah pengunjung yang datang pada hari tersebut setara dengan jumlah pengunjung Utsuru pada tahun-tahun sebelumnya. Dia tidak bisa memperkirakan apakah acara Utsuru ini lebih ramai dari event Oktober lalu (yang tetap ramai meskipun tidak dapat diadakan dengan maksimal), namun dia juga mengaku terkejut dengan antusiasme pengunjung yang datang karena panitia juga memperkirakan massa akan terpecah ke acara-acara lain yang ada di Surabaya. 

Suasana pengunjung di Utsuru 7,5

Komunitas mendapatkan spotlight lebih (Tapi tidak lama) 

Jika dibandingkan dengan Utsuru bulan Oktober, konten acara sebenarnya tidak jauh berbeda. Komunitas kembali dijadikan ujung tombak promosi acara. Beberapa komunitas juga diberikan kesempatan untuk tampil di panggung. Namun, tidak banyak komunitas yang memanfaatkan kesempatan ini. Tercatat hanya empat komunitas mempresentasikan diri mereka di depan panggung. Sepertinya mayoritas komunitas lebih fokus di stan mereka masing-masing dibandingkan di panggung. 

Salah satu konten acara komunitas yang tidak ada di Utsuru-utsuru sebelumnya adalah lomba antar komunitas bertajuk Community Battle Royale. Pada perlombaan ini, setiap komunitas akan diadu menggunakan perlombaan janken ala Jepang yang aturannya berbeda dengan permainan gunting batu kertas biasa. Namun meskipun acara ini cukup seru untuk dilihat (Fotografer kami menangkap banyak foto epik di sesi ini), sepertinya komunitas sendiri tidak terlalu terekspos. Perwakilan komunitas, terutama mereka yang tersingkir duluan, tidak mendapatkan banyak waktu untuk tampil. Pengunjung sendiri terlihat tidak antusias dan panggung terlihat sepi pada saat Community Battle Royale berlangsung. 

Suasana lomba Janken

Salah satu hal lagi yang disayangkan dari segi komunitas adalah berkurangnya jumlah komunitas yang hadir di acara ini. Hanya ada 19 komunitas yang membuka stan di acara ini. Pada acara Utsuru bulan Oktober, terdapat 27 komunitas yang mendaftar ke panitia (Meski tidak semua komunitas datang ke acara karena terjadinya tragedi Kanjuruhan). Di Utsuru terakhir sebelum pandemi, komunitas yang datang mencapai 24 komunitas. Untungnya, acara bisa tetap ramai meski jumlah komunitas yang datang tidak sebanyak biasanya.

Community Spotlight 

Pada acara Utsuru 7,5 ini, jumlah komunitas yang hadir memang lebih sedikit dibandingkan Utsuru Oktober lalu. Meskipun begitu, ada beberapa komunitas yang baru pertama kali hadir di acara ini. Beberapa di antara mereka adalah: 

MICA 

utsuru malang 7,5
Halaman awal artbook karya MICA

MICA (Malang Illustrator and Comic Artist) merupakan satu sirkel komik dan ilustrasi asal Malang. MICA sendiri sudah berdiri sejak tahun 2014, namun baru membuka diri mereka di tahun 2016. Menurut salah satu member mereka, Oki, MICA memang baru membuka stan mereka di Utsuru tahun ini. 

Di stan mereka sendiri, MICA memamerkan beberapa karya yang mereka buat, selain buku ilustrasi, terdapat juga buku kompilasi komik. Sebagai komunitas, mereka mengadakan gathering sebulan sekali. Gathering terakhir mereka diadakan di cafe Kopi Tuwo pada 31 Desember 2022.

Tertarik dengan MICA? Kamu bisa mengecek kegiatan mereka melalui Instagram.

Sherarin Café  

utsuru malang 7,5
Vtuber Karya Sherarin Cafe

Meskipun di namanya ada kata “café”-nya, kegiatan Sherarin Café sama sekali tidak berhubungan dengan dunia kuliner. Sherarin café sebenarnya merupakan sirkel yang anggotanya terdiri dari berbagai pekerja kreatif. Dari serkel tersebut, mereka membuat  sebuah komunitas yang sudah menelurkan berbagai karya seperti ilustrasi, VR, video, bahkan Vtuber. Karya-karya mereka sendiri biasa diposting di Instagram dan Youtube mereka. 

Sherarin Cafe pertama kali didirikan pada tahun 2021. Menurut manajer mereka, Alan, anggota-anggota Shirarin memang orang-orang yang lama berkecimpung di komunitas ilustrasi Mankai (Manga no Sekai). Setelah Mankai dibubarkan, beberapa dari anggotanya mencoba membuat sirkel baru dan terbentuklah Shirarin Café. 

Bocchi Noizu 

Salah satu hadiah di stan Bocchi Noizu

Seiring dengan naik daunnya anime Bocchi the Rock!, komunitas penggemar Bocchi the Rock! juga muncul di Malang. Mereka menamai diri mereka Bocchi Noizu, sebuah komunitas Bocchi yang baru berumur 4 bulan. Ya, mereka baru didirikan ketika animenya sendiri tayang. 

Menurut wakil ketua mereka, Ferdi, komunitas Bocchi muncul karena anggotanya ingin membentuk komunitas yang santai dan woles tanpa drama. Walaupun baru dibentuk, Bocchi Noizu terlihat memiliki cukup banyak anggota dan pengunjungpun cukup banyak yang datang stan mereka. Sayangnya meski ini adalah komunitas Bocchi the Rock, sama sekali tidak ditemukan cosplayer Bocchi di sini. 

Mau bergabung dengan komunitas Bocchi the Rock! di Malang? Ayo cek komunitas Bocchi Noizu di Facebook dan Instagram.

Laporan Acara Utsuru 7,5 Berlanjut ke halaman berikutnya

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses