Sudut Pandang: Shirobako dan Industri Kreatif

0

Shirobako dan Proses Pembuatan Rekaman
oleh Luthfi Suryanda Atmojo (Jurnalis Musik dan Penyiar)

Shirobako memperlihatkan bagaimana proses pembuatan suatu anime dari mulai pengumpulan ide (brainstorming) sampai menjadi sebuah produk siap konsumsi dalam bentuk tayangan yang bisa ditonton oleh masyarakat secara luas dalam medium visual, namun secara garis besar proses seperti yang Shirobako perlihatkan selama dua puluh empat episode tidak terbatas pada dunia anime saja, dunia yang lain seperti film dan televisi bahkan di dunia audio seperti musik mempunyai proses pembuatan yang hampir sama dalam meramu karyanya sampai siap dinikmati oleh masyarakat.

Proses pembuatan musik dari mulai penciptaan lagu sampai ke telinga pendengar hampir sama dengan pembuatan anime. Pada awalnya lagu diciptakan oleh seorang artis yang merupakan kumpulan dari ide dan kata. Setelah selesai maka lagu tersebut dimainkan dan direkam menjadi sebuah demo dan dikirim kepada perusahaan rekaman atau record label, baru setelah artis tersebut masuk label proses produksi musik yang sebenarnya dimulai. Jika artis punya materi yang cukup untuk membuat satu album maka proses rekaman dimulai. Proses rekaman sendiri membutuhkan biaya yang besar maka dari itu biasanya perusahaan rekaman membiayai proses rekaman sampai album itu selesai dan biasanya mereka mempunyai wewenang apakah album ini mempunyai daya jual ke masyarakat atau tidak, hal ini sama ketika Musashi Animation atau MusAni ingin mengerjakan adaptasi Aerial Girl dimana rumah produksi anime harus berkonsultasi dengan pihak penerbit Aerial Girl sebagai pemegang lisensi dan penyumbang dana. Wewenang seperti itu berlaku untuk major label atau label besar, biasanya indie label atau label independen tidak mengikuti pola seperti ini karena indie label menganggap penjualan album atau single yang banyak bukan tujuan utama mereka dan artis mempunyai wewenang yang besar dalam menentukan arah albumnya, sama seperti MusAni mengerjakan anime orisinal mereka yang berjudul Exodus! dimana MusAni mempunyai wewenang untuk mengatur arah anime.

Setelahnya pihak label atau dari artisnya sendiri bisa memilih produser rekaman atau record producer yang tugasnya hampir sama seperti sutradara dalam bidang film yaitu mengarahkan si artis untuk membuat album yang bagus dari segi kualitas. Tugas produser rekaman tidak hanya sebatas itu saja, produser rekaman bisa berdiskusi dengan artis dalam pembuatan suatu lagu atau album, memilih lagu yang cocok untuk direkam, melatih artis di dalam studio, mengontrol sesi rekaman dan bertugas merampungkan rekaman melalui mixing dan mastering, sama seperti sutradara anime yang bertugas menjadi kepala proyek dari pembuatan suatu anime mulai dari membuat konsep awal sampai ikut terjun dalam proses pembauatan anime sampai tayang. Setiap produser rekaman terutama produser rekaman di Inggris dan Amerika mempunyai gaya yang berbeda dalam membuat suatu album seperti sutradara yang mempunyai gaya yang berbeda dalam membuat suatu film seperti Danger Mouse (The Black Keys, Gnarls Barkley) yang memadukan pyschedelic, soul,blues dan rock, Phil Spector (The Beatles, John Lennon) yang membuat teknik wall of sound, Ric Ocasek (The Cars, Weezer) yang selalu memasukkan unsur power pop, Nile Rodgers (Madonna, Daft Punk) yang bereksperimen dalam funk, dan lain sebagainya. Setelah semua tahap ini selesai album diproses oleh audio engineer untuk mendapatkan kualitas rekaman yang jernih dan mengatur naik turunnya suara dalam rekaman.

Hal seperti ini bisa muncul ketika masuk dalam proses rekaman
Hal seperti ini bisa muncul ketika masuk dalam proses rekaman

Ada beberapa indikator yang menentukan rekaman tersebut laku atau tidak seperti melihat penjualan rekaman, jumlah orang yang melakukan streaming terhadap rekaman tersebut, jumlah putar rekaman tersebut di radio, dan respon pendengar terhadap rekaman tersebut yang bisa dilihat di media sosial.

Mungkin perbedaan yang paling mencolok adalah hasil akhir media yang disajikan yaitu audio dan visual namun secara keseluruhan proses pembuatan anime mempunyai benang merah yang sangat fundamental yaitu merubah suatu ide yang bersifat bebas menjadi karya jadi yang bersifat padat.

Kesimpulan:

Shirobako bukan hanya sekedar sebuah kisah seseorang mewujudkan mimpinya atau bukan sekedar kisah slice of life para pekerja kreatif terutama di bidang anime. Shirobako mampu membuka mata penontonnya akan betapa beratnya suatu anime khususnya dalam format serial televisi dikerjakan dari mulai menggarap ide sampai menjadi sebuah tontonan. Banyak sekali permasalahan yang muncul di Shirobako dan permasalahan tersebut juga hampir kita temui di industri lain yang mengandalkan kreativitas sebagai pondasinya seperti dikejar deadline, permasalahan antar staf, menyeimbangkan idealisme dengan komersialisme, penolakan dari pihak label atau penerbit dan sebagainya. Shirobako juga membuka wawasan kepada para penonton awam tentang beberapa hal di industri anime seperti hirarki, birokrasi dan politik yang terjadi dalam pembuatan anime.

Mungkin Shirobako tidak ingin memberikan pesan moral secara langsung, tapi anime ini juga mengajarkan jika kita bekerja dengan passion maka kita akan menjadi lebih tabah dan siap menghadapi segala hambatan yang ditemui nanti. Karakter utama dalam anime ini, Aoi Miyamori adalah orang yang sudah menaruh passion dalam pekerjaannya sebagai animator, sehingga ketika Miyamori menjadi penanggung jawab produksi dia terus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat anime itu selesai, walaupun Miyamori menemui kendala seperti bertemu orang yang menyebalkan atau bertemu dengan deadline yang mepet tetapi itu semua menjadikan suatu pengalaman yang berharga atau bisa menjadi suatu cerita yang bisa diceritakan kelak ketika proses itu telah selesai.

shirobako4

Shirobako juga mempunyai pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada penontonnya bahwa suatu karya seni yang telah dibuat ingin dihargai oleh masyarakat dan mereka berharap bahwa penonton dari Shirobako dapat mengapresiasi anime lebih dari sebelumnya, karena anime juga buatan manusia yang dalam pengerjaannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Shirobako merupakan salah satu seri anime besutan P.A Works yang sudah mengudara selama musim gugur 2014 dan musim dingin 2015 lalu. Seri anime ini mengisahkan mengenai lika-liku kehidupan Aoi Miyamori beserta teman-temannya yang memiliki impian untuk bekerja dalam industri animasi Jepang. Simak juga ulasan KAORI mengenai anime ini.

Oleh KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses