KRL 205 Formasi 12 Kereta; Antara Ekspektasi Dan Realita

0

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) pada tahun ini kembali mendatangkan Kereta Rel Listrik (KRL) bukan baru dari Jepang. KRL seri 205 milik East Japan Railway Company (JR East) kembali dipilih untuk memperkuat armada KRL yang melayani area Jabodetabek dan sekitarnya.

Sejak tahun 2013, KCJ telah membeli KRL seri 205 dalam jumlah yang cukup banyak dan meyakinkan. Di tahun perdana, sebanyak 180 unit (18 trainset) KRL seri 205 dari jalur Saikyo-Kawagoe dengan formasi 10 kereta per trainset didatangkan, sekaligus menjadi lompatan sejarah bagi KCJ dengan mengoperasikan KRL berformasi 10 kereta secara utuh dan reguler yang dimulai pada 5 Maret 2014 silam.

KRL seri 205 eks Saikyo, rangkaian 205-143F (HaE 24), formasi 10 kereta
KRL seri 205 eks Saikyo, rangkaian 205-143F (HaE 24), formasi 10 kereta

Pada tahun 2014, giliran 176 unit (22 trainset) KRL seri 205 berformasi 8 kereta tiap trainsetnya didatangkan, berasal dari jalur Yokohama.

KRL seri 205 eks Yokohama, rangkaian 205-79F (KuRa H19), formasi 8 kereta
KRL seri 205 eks Yokohama, rangkaian 205-79F (KuRa H19), formasi 8 kereta

Dan pada tahun ini, KCJ lagi-lagi mendatangkan KRL seri 205, kali ini dari jalur Nambu, sebanyak 120 unit (20 trainset). Namun uniknya, KRL seri 205 eks jalur Nambu pada tiap trainset hanya berformasi 6 kereta.

KRL seri 205 eks Nambu, rangkaian 205-86F (NaHa H2), formasi 6 kereta
KRL seri 205 eks Nambu, rangkaian 205-86F (NaHa H2), formasi 6 kereta

Ini seperti mengulang kembali ketika pada tahun 2000 silam, pemerintah Republik Indonesia mendatangkan KRL eks-Jepang untuk pertama kalinya, dengan menerima hibah KRL seri 6000 milik Tokyo Metropolitan Government (TMG, atau lebih dikenal dengan Toei) yang beroperasi di jalur Mita dan memiliki formasi hanya 6 kereta tiap rangkaiannya. Dalam pengoperasiannya, beberapa rangkaian KRL tersebut dirangkai ulang menjadi formasi 8 kereta tiap rangkaian, walau ada pula yang tetap dibiarkan beroperasi dengan formasi asli.

6000asli
KRL seri 6000 eks Mita, rangkaian 6281F dengan formasi asli, 6 kereta
60008cars
KRL seri 6000 eks Mita, rangkaian 6181F dengan formasi setelah perangkaian ulang, 8 kereta

Pada awalnya, isu yang berkembang di kalangan penggemar kereta api, baik di Indonesia maupun di Jepang adalah, KCJ akan merangkai ulang seri 205 eks Nambu menjadi 8 kereta, atau memendekkannya menjadi 4 kereta namun dioperasikan dengan 2 trainset tiap rangkaiannya, seperti pada pengoperasian KRL non-AC di masa lalu. Tapi nyatanya, KCJ mendobrak ekspektasi tersebut dengan menghadirkan wacana baru: KRL tersebut akan dioperasikan dengan menggabungkan 2 trainset membentuk formasi 12 kereta!

Tak ayal, rencana tersebut menimbulkan pro dan kontra. Pihak yang pro beranggapan wacana tersebut akan lebih baik mengingat saat ini KCJ telah mengangkut lebih dari 800.000 penumpang setiap harinya, bahkan pernah mencapai lebih dari 900.000 penumpang. Tentunya pengoperasian KRL dengan formasi 12 kereta akan menambah kapasitas angkut penumpang. Namun pihak yang kontra menganggap rencana ini belum perlu dilakukan, terlebih melihat masih banyak prasarana penunjang yang belum mendukung, seperti panjang peron beberapa stasiun yang hanya muat untuk rangkaian dengan formasi 8 kereta -bahkan di stasiun Kramat dan Klender hanya muat 5 kereta saja-. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi KCJ untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang saat KRL berformasi 12 kereta dijalankan. Selain itu, banyak pula yang kurang menyetujui rencana ini karena KCJ juga belum lama mengoperasikan KRL dengan formasi 10 kereta yang sampai saat ini masih berjalan di jalur Bogor saja dan itupun belum mencakup semua jadwal perjalanan.

Dan dengan mewujudkan wacana tersebut pula, KCJ sejatinya hanya akan mendapatkan tambahan 10 rangkaian dari 20 trainset yang didatangkan untuk beroperasi karena 1 rangkaian akan terdiri dari 2 trainset. Ini tentu tidak lebih baik daripada merangkai ulang trainset-trainset KRL seri 205 Nambu tersebut menjadi trainset berformasi 8 kereta atau 4 kereta. Rinciannya adalah, 10 trainset dapat disusun berformasi 8 kereta, sementara 10 trainset lain akan berformasi 4 kereta namun dapat digabungkan menjadi 2 trainset dan membentuk formasi 8 kereta. Jika trainset-trainset KRL seri 205 Nambu dirangkai ulang seperti skenario tersebut, KCJ akan mendapatkan 15 rangkaian jika KRL tersebut dioperasikan dengan formasi 8 kereta, 5 rangkaian lebih banyak ketimbang menggabungkan 2 trainset utuh menjadi 12 kereta. Namun pantang mundur, KCJ tetap bertekad merealisasikan wacana ini dengan caranya sendiri.

KRL seri 205 eks Nambu, rangkaian 205-102F (NaHa H7) dengan formasi asli, 6 kereta
KRL seri 205 eks Nambu, rangkaian 205-102F (NaHa H7) dengan formasi asli, 6 kereta

Serangkaian uji coba telah dilaksanakan untuk menjadikan rencana ini nyata. Sebelum KRL seri 205 eks Nambu tiba di Jakarta, KCJ melaksanakan uji coba perdana KRL dengan formasi 12 kereta pada 13 Mei 2015. Uji coba ini menggunakan KRL seri 205 eks Saikyo dengan formasi 10 kereta yang ditambahkan 2 kereta, sehingga menjadi 12 kereta. Uji coba dilaksanakan untuk mengukur panjang tambahan peron yang dibutuhkan dan menyiapkan proses pemanjangannya sehingga layak dimuati dengan 12 kereta, meninjau aneka fasilitas yang dibutuhkan untuk keamanan dan keselamatan penumpang, hingga menguji ketahanan tegangan listrik aliran atas (LAA) yang dilalui KRL dengan 12 kereta.

    Uji coba perdana KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta, rangkaian 205-120F (HaE 12), 13 Mei 2015
Uji coba perdana KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta, rangkaian 205-120F (HaE 12), 13 Mei 2015

Untuk diketahui, KRL seri 205 eks Nambu memiliki formasi 6 kereta dengan 4 kereta penggerak dan 2 kereta gandengan (4M2T). Sehingga jika digabungkan 2 trainset, kereta akan bergerak dengan formasi 12 kereta dengan 8 kereta penggerak dan 4 kereta gandengan (8M4T). Ini tentu akan menyebabkan konsumsi listrik yang dibutuhkan lebih besar.

Uji coba dengan rangkaian KRL seri 205 eks Saikyo 12 kereta dilaksanakan dengan rute Depok – Bogor – Jakarta Kota – Depok.

Sementara pada tanggal 7 dan 8 Juli 2015, barulah dilaksanakan uji coba internal perjalanan KRL seri 205 eks Nambu yang sesungguhnya dengan menggabungkan 2 trainset sehingga terbentuk formasi 12 kereta. Seakan tak ingin membuang waktu, 30 unit (5 trainset) KRL yang baru saja tiba pada 2 Juli 2015 langsung diberdayakan secara bergantian dalam uji coba ini, dengan harapan uji coba ini mulai merepresentasikan keadaan operasi sesungguhnya.

Uji coba perdana KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 2 trainset (12 kereta), rangkaian 205-86F + 205-28F (NaHa H2 + H44), 7 Juli 2015
Uji coba perdana KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 2 trainset (12 kereta), rangkaian 205-86F + 205-28F (NaHa H2 + H44), 7 Juli 2015

Uji coba ini dilakukan dengan rute Depok – Manggarai – Bogor – Depok, di jalur Bogor. Bahkan setelah uji coba internal ini, KCJ langsung mendaftarkan armada-armada KRL terbarunya ini untuk diuji sertifikasi kelayakan operasi oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Uji coba sertifikasi pun telah dilakukan pada tanggal 29-31 Juli 2015 lalu.

Uji coba sertifikasi KRL seri 205 eks Nambu, rangkaian 205-88F (NaHa H4), 29 Juli 2015

Pada 5 Agustus 2015, kembali dilaksanakan uji coba perjalanan KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 12 kereta, tetapi dilaksanakan dengan rute Manggarai – Bekasi – Jakarta Kota – Manggarai. Seperti pada uji coba perdana di jalur Bogor, ini dilakukan untuk mengetahui panjang tambahan peron yang dibutuhkan, serta mengukur penambahan fasilitas untuk menunjang pengoperasian KRL seri 205 dengan formasi 12 kereta.

trialfix5815(1)
Uji coba lanjutan KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 2 trainset (12 kereta), rangkaian 205-19F + 205-88F (NaHa H35 + H4), 5 Agustus 2015

Setelah menjajal sarana yang akan digunakan, KCJ akan segera melengkapi fasilitas dan prasarana untuk menunjang pengoperasian KRL dengan formasi 12 kereta. Salah satunya dengan melakukan konstruksi pemanjangan peron stasiun yang akan mulai dilakukan tahun ini juga. Pada tahap pertama proses pemanjangan peron stasiun yang dikerjakan tahun ini, terdapat 16 stasiun yang akan mengalami penambahan panjang peron terlebih dahulu. Di jalur Bogor, proyek penambahan panjang peron tahap pertama akan dimulai di stasiun Bogor, Cilebut, Bojong Gede, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, Tanjung Barat, Pasar Minggu Baru, Duren Kalibata dan Tebet. Pada jalur Bekasi akan proyek tersebut akan dilaksanakan terlebih dahulu di stasiun Kranji, Klender Baru, Buaran dan Klender. Sementara untuk jalur lingkar, penambahan panjang peron akan dimulai di stasiun Kramat dan Sudirman. Khusus stasiun Klender dan Kramat, pemanjangan peron menjadi hal yang sangat penting karena peron kedua stasiun tersebut sampai saat ini hanya dapat dimuati oleh 5 kereta saja, sehingga KRL dengan formasi 8 kereta pun tidak seluruhnya mendapatkan peron saat berhenti di kedua stasiun tersebut.

KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 2 trainset (12 kereta), rangkaian 205-28F + 205-86F (NaHa H44 + H2), disimpan di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan
KRL seri 205 eks Nambu dengan formasi 2 trainset (12 kereta), rangkaian 205-28F + 205-86F (NaHa H44 + H2), disimpan di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan

Menarik untuk menantikan realisasi dari sebuah rencana besar yang akan segera dieksekusi KCJ ini. Akankah pada realitanya nanti, pengoperasian KRL dengan formasi 12 kereta akan sesuai ekspektasi KCJ dan pihak-pihak yang pro, menjadi jawaban solutif dari serangkaian masalah yang ada sekaligus membungkam keraguan banyak pihak yang kontra, ataukah justru menjadi kendala baru? biar waktu yang akan menjawabnya.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.