Kereta Api TGV (Train à Grande Vitesse), mengalami insiden anjlog di dekat Strassbourg, Prancis pada tanggal 14 November 2015. Presiden SNCF, Guillaume Pepy mengatakan sebab anjlognya kereta api tersebut akibat human error. Kecelakaan itu merenggut nyawa 11 orang dan melukai 37 orang dimana tiga diantaranya dilaporkan mengalami luka parah.

Laporan kecelakaan menyebutkan penyebab kereta api TGV anjlog karena telat melakukan pengereman. Kereta api TGV anjlog saat sedang di kecepatan 243 km/jam setelah memasuki tikungan sepanjang 945 m di atas sebuah kanal di Eckwersheim. Ketika akan memasuki tikungan tersebut, kecepatan TGV sedang berada di 265 km/jam. Padahal, kecepatan maksimal yang dibolehkan hanya 176km/jam. Gaya sentrifugal yang dihasilkan TGV menyebabkan kereta api akhirnya anjlog, sebagian kereta masuk ke kanal.

Pihak SNCF sendiri menyatakan bahwa tidak ada kesalahan pada infrastruktur sehingga kemungkinan anjlognya kereta ini tidak ada hubungannya dengan kesalahan infrastruktur. Namun, ketika uji coba ini dilakukan, sistem keselamatan otomatis yang ada justru dinonaktifkan.
Dikatakan bahwa ada tujuh orang dalam kabin TGV pada saat kecelakaan. Masinis diduga memiliki pengelihatan yang kurang baik, selain itu asisten masinis juga kurang tanggap dalam melakukan tindakan antisipasi. Kondisi di kabin masinis juga diberitakan sangat bising dan mengganggu konsentrasi.
Ketika konferensi pers pada 19 November 2015, Pepy menguraikan serangkaian langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Ini mencakup empat bidang utama yaitu manajemen uji coba, perbaikan SDM, prosedur disipliner terhadap individu yang terlibat, dan perbaikan keamanan yang lebih luas. Penangguhan uji coba TGV ini juga dilakukan sambil menunggu selesainya penyelidikan.
Temuan laporan ini telah diteruskan ke jaksa penuntut umum dan Direktur BEA-TT yang bertanggung jawab untuk memeriksa kecelakaan kereta api.
Cemplus Newsline by KAORI