Penerbit PLUZ+ akan menerbitkan kembali dua buah komik mahakarya dari Teguh Santosa yang masing-masing bertajuk Bharatayudha dan Mahabharata. Kedua komik yang telah di-remaster ulang ini akan mulai dirilis pada 28 November 2015.
Mahabharata merupakan salah satu epos paling terkenal sepanjang masa, Mahabharata adalah sebuah wiracarita yang tak akan lekang oleh zaman. Karya agung yang mengisahkan sebuah tragedi keluarga yang berujung pada sebuah perang besar di padang Kurusetra, yang menghadapkan dua kubu: Pandawa dan Kurawa. Dua keluarga ini menjadi sentral cerita dengan tali-temali kisah yang begitu kompleks.
Kebesaran kisah dari India yang menyeberang ke Tanah Air ini, tidak hanya terletak pada perang besar itu. Namun, ia menyimpan begitu beragam karakter tokoh, sangat kayanya konflik, dan lengkap pula dengan pergolakan batin tokoh-tokohnya. Riwayat ceritanya juga begitu panjang. Mulai dari para leluhur Pandawa sampai anak keturunan mereka. Mulai masa Prabu Santanu sampai Parikesit si penerus tahta. Mulai dari lahir sampai meninggalnya Pandawa dan juga Kurawa. Di Indonesia sendiri epos Mahabharata telah beberapa kali diangkat ke dalam komik salah satunya yang terkenal adalah oleh RA Kosasih yang baru-baru ini diterbitkan ulang.
Adapun Bharatayudha, adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut perang besar di Kurukshetra antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata.
Istilah Bharatayudha berasal dari kata Bharatayuddha (Perang Bharata), yaitu judul sebuah naskah kakawin berbahasa Jawa Kuna yang ditulis pada tahun 1157 oleh Mpu Sedah atas perintah Maharaja Jayabhaya, raja Kerajaan Kadiri. Sebenarnya kitab baratayuda yang ditulis pada masa Kediri itu untuk simbolisme keadaan perang saudara antara Kerajaan Kediri dan Jenggala yang sama sama keturunan Raja Erlangga . Keadaan perang saudara itu digambarkan seolah-olah seperti yang tertulis dalam Kitab Mahabarata karya Vyasa yaitu perang antara Pandawa dan Kurawa yang sebenarnya juga keturunan Vyasa sang penulis.
Teguh Santosa (1942 – 2000) adalah salah satu komikus Indonesia yang telah menelurkan ratusan judul komik pada era 1960 hingga 1980-an dengan salah satu karya monumentalnya adalah Trilogi Sandhora. Berkisah mengenai asmara dan politik antara Sandhora, seorang wanita keturunan Spanyol dan warga pribumi bernama Mat Pelor. Komik inipun rencananya akan diterbitkan kembali dalam versi remaster. Selain itu dirinya juga adalah salah satu maestro komik Wayang yang dianggap berhasil berhasil menjembatani/peralihan penggemar genre wayang dari masa RA Kosasih kepada generasi setelahnya pada masanya. Salah satu komik Wayangnya telah diterbitkan kembali dalam versi remaster dan juga versi berbahasa Inggris pada tahun 2013 lalu.
Komikus Teguh Santosa mendapat anugerah penghargaan Golden Achievement Award Cultural Award Asean Community dari ASEAN Community 2015. Penghargaan diserahkan di Istana Rama Museum Indonesia Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu, 14 Juni 2015. Komikus Teguh Santosa mendapat gelar prestasi Dato Manggala Gatra Budaya Komik Wayang Nusantara.
Dengan tebal masing-masing 250 halaman, kedua komik ini masing-masing akan dibanderol sebesar 150.000 Rupiah.
KAORI Newsline